ebook img

100 TokohMU yang Menginspirasi PDF

244 Pages·2014·27.812 MB·Indonesian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 100 TokohMU yang Menginspirasi

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi ACHMAD DACHLAN (MUHAMMAD DARWISJ) Posturnya kurus dan agak tinggi. Raut muka bulat telur, kulit hitam manis, hidung mancung dengan bibir serasi bentuknya, kumis dan janggut dicukur rapi. Kacamata putih menghiasi, mata menyiratkan tatapan yang tenang dan sorot yang dalam. Pandangan mata lunak dan teduh namun seolah menembus kedalaman hati yang dipandang. Cahaya mata memancarkan kasih sayang dan keikhlasan, sinar mata yang tenang menandakan kedalaman ilmu, tentang hakekat dan tasawuf. Geraknya lambat tetapi yakin dan terarah. Bahwa setiap gerak itu seperti telah dipikir masak-masak. Kiyai Haji Achmad Dachlan --demikian namanya ditulis dalam ejaan masa itu-- adalah orang yang sangat berperan penting dalam berdirinya Muhammadiyah. Seperti pikiran-pikiran yang ditulis untuk mengingatkan dirinya sendiri, maka bagi beliau, mengisi masa hidup di dunia adalah selalu mencari dan mengumpulkan bekal untuk mati. Bekal untuk mati itu telah beliau peroleh, yakni berupa memperbanyak amal ibadah dan amal shalih, dalam rangka menyiarkan ajaran-ajaran agama Allah serta memimpin umat menuju ke jalan kehidupan yang benar berdasarkan ajaran Agama yang benar. Kemunduran keadaan kehidupan umat Islam saat itu sangat merisaukan hatinya. Beliau merasa bertanggungjawab dan berkewajiban untuk membangunkan, menggerakkan dan memajukan mereka. Beliau sadar, bahwa kewajiban itu tidak mungkin dilakukannya seorang diri, melainkan harus dengan orang lain dan kerja bersama oleh banyak orang yang diatur dengan seksama. Oleh karena itu dibentuklah organisasi, atau perkumpulan, atau persyarikatan. Dia merasa tergugah oleh panggilan Allah dalam ayat 104 surat Ali Imran. Dia pahami firman Allah itu sebagai perintah untuk menggalang umat atau segolongan orang, agar bekerjasama untuk dakwah, amar ma’ruf, dan nahi munkar. Dengan pemahaman itu, maka beliau dirikan sebuah organisasi atau persyarikatan yang diberi nama “Muhammadiyah”. Angkatan muda yang menjadi murid-muridnya, dari kalangan tetangga sekitarnya, membantu dia dalam merintis dan mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah. Mereka, antara lain adalah: Haji Mochtar, Haji Sjudja’, Haji Fachrodin, dan Ki Bagus Hadikusuma. Bagi K.H. Achmad Dachlan dan pendukungnya, Muhammadiyah merupakan gerakan yang diyakini sebagai penghimpun umat dan wadah perjuangan dan beramal shalih. :: 1 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi Kiyai Haji Achmad Dachlan, yang bernama Pacitan), belajar ilmu Hadis kepada Kyai Mahfudh asli Muhammad Darwisj, dilahirkan di Kauman, dan Syaikh Khayyat, belajar ilmu qiraah Al-Quran Yogyakarta tahun 1285 H bertepatan 1868 M. kepada Syaikh Amien dan Sayyid Bakri Syatha. Dia Ayahnya, Kiai Haji Abubakar bin Kiai Haji Muham- juga belajar ilmu bisa, racun binatang, gurunya mad Sulaiman, memiliki garis keturunan sampai ke adalah Syaikh Hasan. Beberapa guru yang lain yakni Maulana Malik Ibrahim, adalah pejabat kepe- Raden Ngabehi Sosrosugondo, Raden Wedana ngulonan --dari kata penghulu, berarti pemangku Dwijosewoyo dan Syaikh Muhammad Jamil Jambek urusan agama Islam-- Kasultanan Ngayogyakarta dari Bukittinggi. Hadiningrat, dengan gelar Penghulu Khatib di Masjid Muhammad Darwisy menikah dengan Siti Besar Kasultanan. Sedangkan ibunya, Nyai Abu- Walidah binti Kyai Penghulu Haji Fadhil pada tahun bakar, adalah putri Kiai Haji Ibrahim bin Kiai Haji 1889. Siti Walidah ini terhitung masih saudara Hasan, juga seorang pejabat Kapengulon Kasultanan sepupu. Perkawinan ini kelak dikaruniai enam or- Ngayogyakarta. ang anak: Djohanah (1890), Siraj Dahlan, Siti Busyro Muhammad Darwisj memperoleh pendidikan (1903) Siti Aisyah (1905), Irfan Dahlan (1905), dan agama pertama kali dari ayahnya sendiri. Pada umur Siti Zuharoh (1908). 8 tahun, Darwijs sudah lancar membaca Al-Qur’an Dalam pada itu, selain menikah dengan Siti dan sudah menghatamkan bacaannya hingga 30 juz. Walidah, dia pernah pula beristerikan Nyai Abdullah, Masa kanak-kanak Darwisy menunjukkan janda dari H. Abdullah, mempunyai anak R. Duri. beberapa kelebihan dibanding anak-anak sebaya. Wanita-wanita lain yang dinikahinya adalah Nyai Banyak akal dan kreatif mengupayakan berbagai Rum, yang memberi anak laki-laki dan meninggal cara untuk mengatasi kendala. Istilah orang waktu masih bayi. Menikah juga dengan Nyai setempat:, anak dregil. Darwisj anaknya ulet, pandai Aisyah dan dikaruniai puteri bernama Dandanah, memanfaatkan sesuatu, wasis alias pandai-cerdik- juga dengan Nyai Solihah. Para istri ini semua janda cerdas. Beliau itu rajin dan selalu fokus, sehingga dan tidak lama berumahtangganya, apatah karena ngajinya cepat mengalami kemajuan. Dia suka meninggal atau karena bercerai atau alasan lain, bertanya hal yang belum diketahuinya. tidak ada keterangan. Siti Walidah atau kemudian Sebagaimana halnya para pemimpin pada dikenal sebagai Nyai Dahlan, adalah istri yang umumnya yang sifat-sifat kepemimpinannya telah mendampingi sampai wafat. muncul sejak dini, sifat kepemimpinannya juga sudah Beberapa bulan setelah menikah dengan Siti nampak sejak kanak-kanak itu. Teman-temannya Walidah, Darwisj berangkat ke Mekkah untuk suka lulut, menurut, mengikuti, karena sifat kepe- menunaikan ibadah Haji sambil berniat memper- mimpinannya itu. Darwisj adalah anak yang rajin, dalam ilmu agama Islam di sana, sebagaimana jujur serta suka menolong, maka banyak temannya. Ketrampilan tangannya juga menunjukkan bakat, Darwisj kecil pandai membuat barang-barang mainan kerajinan. Ia paling suka bermain layang- layang dan gasing. Menginjak remaja, Darwisy mulai serius memperdalam agama, ia belajar ilmu fiqh kepada R. Duri, salah satu Kyai Haji Muhammad Saleh dan belajar ilmu nahwu putra Kiyai Haji kepada Kyai Haji Muchsin, mereka berdua kebe- Achmad Dachlan. tulan juga adalah kakak iparnya. Guru-gurunya yang Semasa hidupnya, lain, dari mulai para kiyai setempat sampai para R. Duri tercatat syaikh di Tanah Suci, antara lain adalah Kyai Haji menjadi anggota Abdul Hamid, Lempuyangan dan Kyai Haji Muham- pimpinan Hoofdbestuur mad Nur. Beliau belajar ilmu falak kepada Kyai Muhammadiyah Raden Haji Dahlan (putera Kyai Pesantren Tremas, Bagian Tabligh. :: 2 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi layaknya orang pergi haji masa itu. Selama sekitar delapan bulan beliau memperdalam ilmu agama kepada para syekh. Mengingat sebelumnya di tanah air sudah memiliki bekal ilmu yang cukup, maka dia mendapat banyak tambahan pengetahuan agama secara lebih mudah.Sebagaimana umumnya orang berhaji saat itu --bahkan sampai ini-- Darwijs mendapat sertifikat untuk berganti nama, dari Sayyid Bakri Syatha seorang syaikh/guru di Mekkah, dia mendapat nama baru Haji Achmad Dachlan. Sekembalinya dari haji dan belajar agama kepada para syekh di Makkah itu, Haji Achmad Dachlan kemudian membantu ayahnya memberi pelajaran agama kepada murid-murid ayahnya di Masjid Besar Kauman. Dia mengajar pada waktu siang bakda Dhuhur dan sesudah Maghrib sampai Isya. Bakda Ashar, dia ikut mengaji kepada ayahnya yang memberi pelajaran kepada orang-orang tua. Jika ayahnya berhalangan, dia diminta menggan- tikannya, sehingga lama-lama Haji Achmad Dachlan pun dipanggil Kyai. Semua muridnya, baik yang anak-anak maupun orang tua, memanggilnya Kyai. Sejak saat itu beliau dikenal sebagai Kyai Haji Achmad Dachlan. KHA Dachlan dan sebuah globe, model bola dunia. Pada tahun 1896, ayah Kyai Dachlan, yakni Mencitrakan wawasan beliau tentang ilmu tata bumi. Khatib Amin Kyai Haji Abu Bakar meninggal dunia. Sudah menjadi adat Kraton Ngayogyakarta, apabila arah kiblat. Sebab, banyak masjid di Yogyakarta seorang abdi dalem meninggal dunia, maka anak yang kiblatnya tidak mengarah tepat ke arah Ka’bah lelaki yang sulung diangkat menjadi gantinya di Mekkah. Pikiran beliau itu kemudian dirundingkan menduduki jabatan ayahnya. Maka, Kyai Dahlan dengan para ulama. Musyawarah dilaksanakan pada menjadi Khatib Amin Kyai Haji Ahmad Dahlan, tahun 1898. dalam lidah Jawa disebut Ketib Amin, Tibamin. Pada tahun 1899, Kyai Haji Ahmad Dahlan Tugas seorang Ketib Amin antara lain adalah: merasa perlu memperluas dan memperbaiki surau- melaksanakan khutbah shalat Jum’at secara bergan- nya (Langgar Kidul) sambil memperbaiki arah tian dengan delapan khatib lainnya, melaksanakan kiblatnya ditepatkan ke arah Ka’bah. Namun, piket di serambi Masjid dengan enam orang peng- beberapa saat sesudah dibangun, datang utusan Kyai hulu lainnya sekali dalam seminggu. Selain itu Penghulu Muhammad Khalil Kamaludiningrat menjadi anggota Raad (Dewan) Agama Islam dengan membawa perintah supaya suraunya dibong- Hukum Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Disela- kar. Kyai Penghulu tidak mengijinkan berdirinya sela menjalankan tugas-tugas itu oleh Kyai Haji surau yang arahnya tidak sama dengan Masjid Besar Ahmad Dahlan digunakan untuk menyebarkan Kauman Yogyakarta. Masjid tersebut menghadap ilmunya. Pada waktu piket di serambi Masjid diguna- ke arah barat lurus. Peristiwa ini membawa kesan kannya juga untuk memberi pelajaran agama kepada tersendiri bagi Kyai Dachlan, sebagaimana digam- mereka yang membutuhkan. barkan secara dramatik di dalam film Sang Pencerah Dengan ilmu pengetahuan tentang tata bumi (2010), film yang menceritakan kisah hidup Kyai yang dipahaminya, Kyai Dachlan memandang perlu Dachlan sampai babak sebelum mendirikan persya- untuk mengadakan musyawarah mengenai soal rikatan Muhammadiyah itu. :: 3 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi Pada tahun 1903, Kyai Haji Ahmad Dahlan Utomo didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908 oleh pergi haji ke Mekkah untuk kedua kalinya, dengan Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa siswa mengajak putranya Muhammad Siraj yang berumur sekolah kedokteran (STOVIA). Kyai Haji Ahmad enam tahun. Ketika itu, beliau tinggal selama satu Dahlan bertemu pertama kali dengan Dr. Wahidin setengah tahun, belajar ilmu-ilmu agama kepada melalui perantaraan Mas Joyosumarto, orang dekat beberapa orang guru. Beliau belajar ilmu fiqh kepada Dr. Wahidin Sudirohusodo. Awalnya, Kyai Dachlan Kyai Makhful Termas dan Sa’id Babusyel, belajar tahu tentang perkumpulan Budi Utomo yang bertu- ilmu Hadis kepada Mufti Syafi’i, belajar ilmu falak juan untuk memajukan bangsa Indonesia, dari kepada Kyai Asy’ari Baceyan, dan berguru kepada ceritanya Mas Joyosumarto tersebut. Syaikh Ali Mishri Makkah dalam ilmu qiraah. Kyai Pertemuan pertama Kyai Dachlan dengan Dachlan juga menjalin hubungan dan berkawan pengurus Budi Utomo terjadi pada sidang pengurus dengan orang-orang Indonesia di sana, yaitu Syaikh di rumah Dr. Wahidin Sudirohusodo, di Ketandan Muhammad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi Yogyakarta, yang berbuah pada tekad beliau untuk dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan masuk menjadi anggota Budi Utomo. Beliau diterima Kyai Fakih Maskumambang dari Gresik. dan bahkan diminta menjadi pengurus. Di perkum- Sepulang dari Mekkah yang kedua kalinya itu, pulan Budi Utomo, Kyai Dachlan memberikan Kyai Haji Achmad Dachlan mulai mendirikan pengetahuan tentang Islam kepada para pengurus pondok (asrama) untuk murid-murid yang datang Budi Utomo, namun sifatnya sebagai ramah tamah, dari jauh, yaitu Pekalongan, Batang, Magelang, Solo bukan sebagai pelajaran. Selain itu, Kyai Dachlan dan Semarang. Selain dari daerah-daerah itu, mu- diminta mengajar agama Islam kepada para siswa rid-muridnya juga datang dari tempat yang lebih Kweekschool di Jetis, Yogyakarta. Kweekschool dekat seperti Bantul, Srandakan, Brosot dan adalah sekolah umum, untuk anak-anak kalangan Kulonprogo. menengah pribumi dan Belanda. Tidak ada kaum Sebagaimana umumnya kaum santri Indone- santri di situ, tetapi Kyai Dahlan, berkat kepiawaian sia masa itu, kitab-kitab yang dipelajari Kyai Dachlan dan kecerdasannya diterima di kalangan mereka. adalah kitab-kitab dari Ahlussunnah wal Jamaah Dari pengalaman itu Kyai Dachlan berpikir dalam ilmu ‘Aqaid, kitab Madzhab Syafi’i dalam ilmu untuk mendirikan semacam Kweekschool itu, tetapi fiqh dan dari Imam Ghazali dalam ilmu tasawuf. ia memodifikasi: pelajaran agama dan pelajaran Namun, sekembalinya dari Makkah, setelah persing- umum. Sekolahnya diberi nama Madrasah Ibtidaiyah gungannya dengan beberapa tokoh pembaharuan, Diniyyah Islamiyah. Waktu itu, anak-anak Kauman dia mulai membaca kitab-kitab yang berjiwa masih asing dengan cara belajar model sekolah. pembaharuan itu. Kitab-kitab yang sering dibacanya Sekolah sederhana itu menempati ruang tamunya, antara lain adalah: Al-Tauhid, karangan Muhammad ukuran sekitar enam kali dua setengah meter, berisi ‘Abduh; Tafsir Juz’Amma, karangan Muhammad tiga meja dan tiga dingklik (kursi panjang) serta ‘Abduh; Kanzul-Ulum; Dairah al-Ma’arif, satu papan tulis. Muridnya ada sembilan anak. karangan Farid Wajdi; Fi al-Bid’ah, karangan Ibn Dalam kurun setengah tahun, muridnya sudah Taimiyyah; Al-Tawassul w-al-Wasilah, karangan mencapai 20 anak. Pada bulan ketujuh, sekolah itu Ibn Taimiyah; Al-Islam wan-Nashraniyyah, mendapat bantuan guru umum dari Budi Utomo. karangan Muhammad ‘Abduh; Izhar al-Haqq, Setelah berbagai pengalaman dan interaksinya karangan Rahmah Allah al-Hindi; Tafshil al- dengan berbagai kalangan di luar kaum santri Nasyatain Tahshil al-Sa’adatain; Matan al- Kauman, akhirnya pada tahun 1912, Ahmad Dahlan Hikam, karangan ‘Atha Allah; dan Al-Qasha’id al- mendeklarasikan berdirinya Muhammadiyah. ‘Aththasiyyah, karangan ‘Abd al-Aththas. Wadah organisasi itu dimaksudkan untuk melak- Kyai Dachlan tidak membatasi pergaulannya. sanakan cita-cita pembaruan Islam yang dicita- Pada tahun 1909, ketika pergerakan kebangkitan citakannya di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin nasional tengah berkembang, Kyai Haji Ahmad mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir Dahlan ikut masuk perkumpulan Budi Utomo. Budi dan beramal menurut pemahaman yang benar :: 4 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi tentang agama Islam. Ia ingin mengajak umat Is- cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. lam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Al-Qur’an dan Al-Hadist. Belanda pada 2 September 1921. Organisasi Muhammadiyah berdiri pada 18 Sejak saat itu, Kyai Haji Achmad Dachlan Nopember 1912 M bertepatan dengan 8 Dzulhijjah bersama para murid dan sahabatnya sangat gigih 1330 H di Yogyakarta. Gagasan pendirian Muham- memperjuangkan dan melakukan reformasi agama madiyah ini, awalnya mendapat resistensi baik dari di lingkungan umat Islam, khususnya dan bangsa keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Ber- Indonesia pada umumnya yang pada waktu itu bagai fitnah, tuduhan dan hasutan datang bertubi- sedang terbelenggu oleh kejumudan berpikir. tubi kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama Kehidupan umat Islam yang terbungkus dalam sikap baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menu- taklidisme, feodalisme, konservatisme dan tradisio- duhnya sebagai kiai palsu, karena sudah meniru-niru nalisme dipandang menjadi sebab keterbelakangan orang Belanda yang Kristen dan macam-macam dan ketertinggalannya dari umat lain. Selain itu, tuduhan lain. Bahkan, adapula orang yang hendak kondisi bangsa Indonesia juga terpuruk akibat membunuhnya. Namun, rintangan-rintangan itu belenggu penjajahan Belanda. Ketulusikhlasan yang dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk mendasari gerak perjuangannya itu akhirnya men- melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan umbuhkembangkan modernitas bangsa Indonesia Islam bisa mengatasi semua rintangan itu. sekaligus memunculkan kesadaran baru untuk Gagasan pembaruan Muhammadiyah disebar- melaksanakan agama secara murni dan lurus pada luaskan oleh Kyai Dachlan dengan mengadakan masa-masa selanjutnya. tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui Setelah melalui perjuangan penuh halang relasi-relasi dagangnya di berbagai kota. Gagasan rintangan dalam menggerakkan dan memajukan ini kemudian mendapat sambutan yang besar dari persyarikatan Muhammadiyah, selama kurang lebih masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama 11 tahun memimpin secara langsung sebagai Presi- dari berbagai daerah berdatangan menyatakan du- dent Muhammadiyah, akhirnya pada tanggal 7 kungan terhadap Muhammadiyah. Makin lama Rajab 1340 H bertepatan 23 Februari 1923 Pembina Muhammadiyah makin berkembang menyebar ke Muhammadiyah Indonesia --demikian Haji Syoedjak seluruh Indonesia. Karena itu, pada 7 Mei 1921 Kyai memberi gelaran untuk gurunya itu dalam catatan Dachlan mengajukan permohonan kepada peme- riwayat hidup gurunya itu-- dipanggil pulang ke rintah Hindia Belanda untuk mendirikan Cabang- Rahmatullah dengan tenang. Menghitung dari tahun KHA Dahlan dan Hofdbestuur (Pimpinan Pusat) Moehammadijah 1918-1921 berfoto bersama di bawah pohon mangga. :: 5 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi kelahirannya, usia beliau saat itu sekitar 55 tahun. sebanyak dua belas kali, sekali setiap tahunnya. Sakit berat ringan menghinggapi beliau disaat-saat Istilah yang dipakai untuk pertemuan itu dalam sebelum wafatnya. Belum terlalu tua sebenarnya bahasa Belanda, yakni Algemeene Vergadering usia tersebut bagi ukuran orang Jawa pada saat itu, atau Persidangan Umum. tetapi melihat bagaimana kerja keras beliau dalam Atas jasa-jasanya, dalam membangkitkan merintis Muhammadiyah, bisa diduga berpengaruh kesadaran akan nasionalisme bangsa ini melalui terhadap kesehatan beliau. gerakan pembaharuan Islam dan pendidikan, Peme- “Ketahuilah, aku harus bekerja keras rintah Republik Indonesia menetapkan Kyai Haji dalam meletakkan batu pertama daripada amal Achmad Dachlan sebagai Pahlawan Nasional, yang besar ini. Kalau sekiranya aku terlambat dengan Surat Keputusan Presiden RI no. 657 Tahun atau aku hentikan sementara karena sakitku ini, 1961. Dasar-dasar penetapan itu adalah: Pertama, maka tiada seorang pun akan sanggup membina KH Achmad Dachlan telah memelopori kebangkitan batu pertama itu. Aku merasa hayatku tidak umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya akan lama lagi. Maka jika aku terus kerjakan sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar amal ini, mudah-mudahan orang di belakangku dan berbuat. Kedua, dengan organisasi Muham- nanti tidak akan mendapat kesukaran untuk madiyah yang didirikannya, telah banyak mem- menyempurnakan”, kata KHA. Dachlan suatu berikan pemahaman ajaran Islam yang murni kepa- ketika dalam masa sakitnya sebelum beliau wafat. da bangsanya. Ajaran yang mengajak kepada kema- Saat itu, Muhammadiyah telah mendirikan juan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan cabang-cabang di seluruh Yogyakarta, menyebar umat, dengan dasar iman dan Islam. Ketiga, dengan sampai ke Surakarta dan Pekalongan. Di Jawa Timur organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori Muhammadiyah telah berdiri di Banyuwangi dan amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diper- Surabaya. Berdirinya cabang-cabang itu didahului lukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, de- oleh pengajian-pengajian dan setelah berdiri penga- ngan jiwa ajaran Islam. Keempat, dengan orga- jian itupun berlangsung terus. Selama hidupnya, nisasinya Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) sebagai --istilah untuk menyebut Ketua Pimpinan telah memelopori kebangkitan wanita Indonesia Pusat Muhammadiyah masa itu-- KHA. Dachlan untuk dapat mengenyam pendidikan dan berfungsi telah menyelenggarakan pertemuan anggota sosial, setingkat dengan kaum pria. ***(im/adm) Perkumpulan wanita Wal-‘Ashri, Bahagian dari Muhammadiyah, cikal bakal ‘Aisyiyah, yang mulanya dibimbing oleh KHA. Dahlan (Nampak berdiri disamping papan tulis). Duduk di barisan depan paling kiri adalah Nyai Dahlan. :: 6 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi NYAI AHMAD DAHLAN (SITI WALIDAH) Nyai Ahmad Dahlan berperangai lemah- lembut, peramah, sederhana, tenang, tekun, pandai bergaul dengan siapa saja. Ia dikenal sangat dermawan, tidak pernah ada list-sumbangan yang lewat kepadanya, yang tidak diisinya. Betapa mencengangkan orang banyak yang menghadiri Kongres Muhammadiyah ke- 15 di Surabaya, kota Kebangsaan Indonesia pada tahun 1926 dengan munculnya seorang wanita yang sudah setengah tua, dapat memimpin kongres itu. Dalam sidang yang hanya untuk kaum wanita itu bertempat di Gedung Bioskop Kranggan. Gedung itu dipenuhi wanita- wanita berkerudung putih. Di gedung pertemuan itu hanya ada beberapa kursi untuk pejabat Pemerintah dan pers di dekat mimbar. Tanpa mengurangi makna pidato-pidato yang disampaikan oleh ibu-ibu dan gadis-gadis, perhatian sebagian hadirin tertuju kepada pimpinan sidang besar itu. Para wartawan sangat intens meliput peristiwa itu dan terbukti dengan pemuatan beritanya dalam publikasi mereka. Siti Walidah lahir di Kampung Kauman pada tahun 1872 M, putri dari H. Muhammad Fadhil bin Kiai Penghulu Haji Ibrahim, penghulu Kraton Yogyakarta. Ibunya dikenal dengan nama Nyai Mas dari Kauman juga. Siti Walidah adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, yaitu Kiai Lurah Nur, Haji Ja’fat, Siti Munjiyah, Siti Walidah, Haji Dawud, Kiai Haji Ibrahim, dan Kiai Haji Zaini. Keluarga Siti Walidah juga dikenal sebagai pengusaha/pedagang. Siti Walidah menikah dengan Muhammad Darwis (KH Ahmad Dahlan) pada tahun 1889 di usia 17 tahun. Pernikahan itu dikaruniai enam putra-putri, yaitu Djohanah (lahir 1890), Siradj Dahlan (1898-1948), Siti Busyro Islam (1903-1936), Siti Aisyah Hilal (1905-1968), Muhammad Djumhan/Erfan Dahlan (1907-1967) dan Siti Zuharoh Masykur (1908-1967). Setelah menikah dengan KHA Dahlan, Siti Walidah kemudian dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan. Sebagaimana anak-anak perempuan di Kauman, Siti Walidah hanya mendapatkan ilmu agama tanpa mengenyam pendidikan formal. Sesuai keadaan masyarakat di kampung santri Kauman waktu itu, yang terkenal dengan kepatuhannya dalam menjalankan Agama Islam dan ketekunannya dalam beribadah, apalagi beliau adalah puteri seorang ulama, Kiyai Fadhil, yang disegani oleh masyarakat, lebih-lebih sebagai pejabat Penghulu Kraton Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat. Nyai Ahmad Dahlan pada waktu remajanya adalah puteri pingitan, yang tidak bisa bebas lepas dalam pergaulannya dan tidak belajar di sekolah. Tetapi sebagaimana telah disebutkan, beliau mendapatkan pendidikan sekedar mengaji Al-Qur’an dan belajar hal-hal pokok Agama terutama soal praktik ibadah, yang sudah dipandang memadai kala itu. :: 7 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi Utusan-utusan ‘Aisyiyah dalam Congres Muhammadiyah ke-17 tahun 1928 di Yogyakarta, berfoto sejenak bersama Voorzitter (ketua) Hoofdbestuur Muhammadijah Bahagian ‘Aisjijah, Nyai A. Dahlan (duduk di kursi), di depan kantor H.B. Muhammadiyah Jalan Kauman 44 Yogyakarta, yang kemudian digunakan sebagai Asrama Puteri Aisyiyah (1928). Kecakapan dan ketertarikan Siti Walidah ter- memegang prinsip “wanita adalah konco wingking” hadap ilmu agama sudah terlihat sejak muda, dia (teman di ‘belakang’, di dalam rumah). Tentu saja sangat aktif mengikuti pengajian yang diseleng- hal ini banyak mendapat tantangan, namun Nyai garakan oleh ayahnya. Sebagai seorang anak Ahmad Dahlan tetap teguh dalam mengembangkan perempuan yang lahir di kalangan santri, Siti Walidah ‘Aisyiyah dan kaum perempuan. selalu diberi pemahaman dari orang tuanya tentang Nyai Dahlan telah ikut menanam benih dan hakekat seorang perempuan. Inilah yang menjadi menjadi pelopor kaum wanita untuk meninggalkan landasan kuat dan warna gerakan ‘Aisyiyah, keyakinan dan kebiasaan yang kolot dengan mela- pemikiran dan gerakan kemajuan yang dikembang- kukan pergerakan untuk maju dan berjuang supaya kannya tetap berpedoman pada kodrat perempuan tidak tertinggal dari kaum laki-laki. Besar pengor- sebagai istri dan ibu. Dalam pernikahannya itu, Siti banan beliau waktu itu, jika mengingat akan rintangan Walidah bisa menjadi partner dalam perjuangan dan celaan dari pihak “kaum tua” yang menganggap kemasyarakatan yang dijalaninya bersama suami- bahwa sepak terjang beliau sebagai ‘melanggar nya. Beliau mengikuti segala yang diajarkan atau kesusilaan dan keutamaan kaum wanita’. ditablighkan oleh suaminya, terutama yang dikhu- Kecerdasan pemikiran Nyai Ahmad Dahlan suskan bagi kaum wanita. Kemudian beliau mengi- tidak lepas dari pergaulannya yang luas dengan kuti jejak-langkah KHA Dahlan dalam mengge- tokoh-tokoh yang biasa bergaul dengan suaminya rakkan Muhammadiyah dan menambah ilmu penga- seperti Jendral Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, laman dan amal kebaikannya. K.H. Mas Mansyur, dimana beliau tidak pernah Nyai Ahmad Dahlan termasuk dalam kelom- merasa rendah diri bahkan banyak memberikan pok perempuan pertama yang berjuang dalam perge- nasehat-nasehat kepada mereka-mereka. rakan perempuan. Nyai Ahmad Dahlan tercatat Diantara pemikiran Nyai Ahmad Dahlan yang dalam sejarah ketika mendirikan organisasi “Sopo sangat fenomenal adalah penentangan beliau Tresno” pada tahun 1914, sebuah pergerakan pe- terhadap praktik-praktik kawin paksa dan kawin di rempuan pertama di Indonesia yang dipimpin oleh usia muda, sebagaimana biasa terjadi di masyarakat. Nyai Ahmad Dahlan, dibawah bimbingan Kyai Pemikiran ini pada awalnya ditentang, namun Dahlan secara langsung. pengalaman beliau terhadap anak-anak suaminya Perjuangan Nyai Ahmad Dahlan dalam meng- yang berasal dari istri-istri lainnya yang relatif sangat angkat harkat perempuan tidaklah mudah, karena muda ketika dinikahi dan akhirnya tidak memiliki beliau berhadapan dengan generasi tua yang masih konsep matang dalam mendidik anak, menjadikan :: 8 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi Nyai Ahmad Dahlan sangat menentang konsep- pendidikan di lingkungan ibadah. Nyai Ahmad konsep tersebut. Dahlan juga memprakarsai pendirian pondok asrama Setelah ‘Aisyiyah resmi berdiri pada tanggal bagi siswa perempuan untuk menyempurnakan for- 22 April 1917, maka aktivitas perempuan semakin mula pendidikannya. Asrama ini didirikan di rumah- terwadahi sebagaimana keinginan KHA Dahlan nya pada tahun 1918 dan berkembang cukup pesat untuk bisa memajukan kaum perempuan. Pada masa dengan menampung banyak murid dari Kauman awal terbentuknya, ‘Aisyiyah dipimpin oleh Siti maupun luar kota. Di asrama ini, Nyai Ahmad Bariyah (ketua), Siti Badilah (penulis), Aminah Dahlan memberikan pendidikan keagamaan dan Harawi (bendahara) dengan anggota Ny. Abdullah, ketrampilan termasuk ketrampilan berpidato dan Fathmah Wasit, Siti Dalalah, Siti Wadingah, Siti pendidikan keputrian. Dawimah dan Siti Busyro (putri KHA Dahlan). Inilah Salah satu pesan Nyai Ahmad Dahlan kepada kehebatan KHA Dahlan, beliau tidak menunjuk dan kader Muhammadiyah ketika beliau mulai sakit- menempatkan Nyai Ahmad Dahlan untuk memimpin sakitan adalah: “Saya titipkan Muhammadiyah ‘Aisyiyah, tetapi beliau memilih orang yang dianggap dan ‘Aisyiyah kepadamu sebagaimana KHA lebih mumpuni, bukan memilih orang terdekatnya. Dahlan menitipkannya. Menitipkan berarti Nyai Ahmad Dahlan baru memimpin ‘Aisyiyah melanjutkan perjuangan ummat Islam Indone- setelah beberapa waktu berjalan, yakni pada tahun sia ke arah perbaikan hidup bangsa Indonesia 1921-1926 dan tahun 1930. yang berdasarkan cita-cita luhur mencapai Pemikiran Nyai Ahmad Dahlan dalam soal kemerdekaan”. pendidikan dikenal dengan konsep “catur pusat”. Basis moral Nyai Ahmad Dahlan tercermin Yakni, suatu formula pendidikan yang menyatukan dalam pernyataan-pernyataan beliau yang selalu empat komponen: pendidikan di lingkungan keluarga, diulang-ulangnya yaitu: 1). Menolak peribahasa Jawa lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan “wong wadon iku swarga nunut, nerakane katut Remaja dan anak-anak putri yang tinggal bersama Nyai A. Dahlan di Asrama Putri. Pada pagi hari mereka sekolah di HIS, Netral School dan Vervolk School, dll. Sore harinya mereka mengaji bersama Nyai Dahlan. Mereka berasal dari Solo, Pekalongan, Jawa Barat dan juga dari Yogyakarta. :: 9 :: 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi wong lanang” (perempuan itu masuk surganya ikut suami, masuk nerakanya juga terikut suami); 2). Amar ma’ruf nahi munkar; dan 3). Sepi ing pamrih (bekerja tanpa pamrih). Sampai menjelang wafatnya, Nyai A. Dahlan tak pernah berhenti untuk terus berdaya upaya sekuat tenaga bekerja untuk kemaslahatan umum dengan memberikan petunjuk dan nasehat-nasehat kepada siapa saja yang dihadapinya. berita tentang Kebesaran Nyai Ahmad Dahlan nampak wafatnya Nyai A. ketika beliau sakit dan kemudian wafat pada tanggal Dahlan sebagai 31 Mei 1946. Tidak hanya warga Muhammadiyah berikut: “Isteri atau kaum muslimin dan muslimat saja yang datang KHA. Dahlan, melayat, namun semua kalangan melepas kepergian Bapak dan pem- tokoh perempuan yang luar biasa itu, seorang Ibu bangun perge- Pemimpin yang berjasa, Ibu Pejuang yang tekun dan rakan Muham- Ibu Keluarga yang menjadi tokoh teladan. madiyah telah Pada saat jenazah beliau dimakamkan di pema- berpulang ke kaman belakang Mesjid Besar Kauman Yogyakarta, rahmatullah pada Pemerintah RI bertakziyah mengirim utusan, yakni hari Jum’at tanggal 31 Mei 1946 jam: 1 (satu) siang Sekretaris Negara, Mr. A.G. Pringgodigdo. Mewakili di kediaman beliau Kauman Yogyakarta. Inna lillahi Pemerintah RI, beliau memberikan penghormatan wa inna ilaihi radji’un. Pemakaman dilakukan terakhir dengan pidatonya menyampaikan bela pada sore harinya jam 17.00 WIB, di makam sungkawa kepada keluarga almarhum, Muham- Kauman (belakang Mesjid Besar) Jogjakarta, madiyah dan ‘Aisyiyah seluruhnya. Beliau berharap sesudah disembahyangkan di Mesjid Besar Kauman agar cita-cita dan amal yang telah dirintis dan ditanam Yogyakarta. Tampak hadir turut menyatakan itu, dipelihara baik-baik dan dilanjutkan serta berduka cita (layat) antara lain Tuan Mr. A.G. dikembangkan sebagaimana mestinya. Pringgodigdo atas nama Presiden, K.H. M. Rasyidi Harian Kedaulatan Rakyat No. 215 yang terbit Menteri Agama RI, pemimpin-pemimpin pergerakan pada hari Sabtu Wage tanggal 1 Juni 1946, memuat dan orang-orang terkemuka lainnya”.** (wied) Nyai A. Dahlan berfoto bersama dua putrinya dan cucu-cucu. Dari kiri ke kanan: Ibu Aisyah Hilal, Ahmad Dahlan bin Hilal, Djamhanah, Wijdan Hilal, Nyai Ahmad Dahlan, Maisaroh, dan Ibu Zuharoh. :: 10 ::

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.