ebook img

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian seseorang akan dilihat dari bahasa ... PDF

21 Pages·2015·0.16 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian seseorang akan dilihat dari bahasa ...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian seseorang akan dilihat dari bahasa yang digunakan. Bahasa dapat mengungkapkan kepribadian seseorang melalui tindak tutur, baik verbal maupun nonverbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang diungkapkan dengan kata- kata dalam bentuk ujaran atau tulisan, sedangkan bahasa nonverbal adalah bahasa yang diungkapkan dalam bentuk mimik, gerak tubuh, sikap, atau perilaku yang mendukung pengungkapan kepribadian seseorang (Pranowo, 2012: 3). Kesantunan dalam berbahasa merupakan salah satu bagian dari kepribadian seseorang yang baik maka perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesantunan menurut Fraser (dalam Dwipayana, 2007:22) adalah terpenuhinya sebuah kontrak percakapan (conversational contract). Kontrak percakapan itu ditentukan oleh hak dan kewajiban peserta tutur yang terlibat di dalam kegiatan bertutur itu. Selain itu, kontrak percakapan juga ditentukan oleh peserta pertuturan terhadap faktor-faktor kontekstual yang relevan. Menurut Simpen (2008a:1) kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek kebahasaan yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional penuturnya karena di dalam komunikasi penutur dan petutur tidak hanya dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi harus tetap berkomitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan. Keharmonisan hubungan penutur dan petutur tetap 1 2 terjaga apabila kepribadian masing-masing penutur dengan petutur berbudi luhur dan tidak saling mempermalukan. Perngembangan kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa media komunikasi. Media tersebut misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film (layar lebar). Media-media tersebut memengaruhi kepribadian seseorang, khususnya dalam berbahasa. Media komunikasi yang masih tetap digemari oleh masyarakat sampai saat ini salah satunya adalah film. Film merupakan produk budaya yang di dalamnya terdapat banyak nilai yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah nilai edukasi, estetika, etika, dan ideologi yang mengandung ajaran-ajaran luhur (Mona, 2009: 2). Itulah sebabnya perlu mempelajari atau memahami norma- norma budaya dan mempelajari bahasa. Tatacara berbahasa yang mengikuti norma-norma budaya akan menghasilkan kesantunan berbahasa. Selain budaya, faktor-faktor sosial, seperti status sosial, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan hubungan kekerabatan juga memengaruhi pembentukan kesantunan berbahasa. Film Habibie & Ainun adalah drama Indonesia yang dirilis pada 20 Desember 2012 berdurasi 2 jam 1 menit, dan digarap oleh sutradara Faozan Rizal. Film ini diperankan oleh Reza Rahardian sebagai Habibie, Bunga Citra Lestari sebagai Ainun, Esa Sigit sebagai Habibie muda, Marsha Natika sebagai Ainun muda, Tio Pakusadewo sebagai Presiden Soeharto, Mike Lucock sebagai Ilham Akbar Habibie, Christoffer Nelwan sebagai Ilham Akbar Habibie kecil, Radytia Argoebie sebagai Thareq Kemal Habibie, Ratna Riantiarno sebagai R.A. Tuti 3 Marini Puspowardojo (Ibu Habibie), dan Bayu Oktara sebagai Fanny Habibie (adik Habibie). Film ini diangkat dari sebuah buku berjudul Habibie & Ainun yang ditulis tahun 2012. Buku tersebut Habibie persembahkan kepada istrinya yang sudah meninggal dunia, akibat menderita kanker ganas. Penulis buku tersebut adalah Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia tidak menyangka bahwa bukunya menjadi salah satu buku terlaris. Buku tersebut diangkat ke dalam sebuah film layar lebar dengan judul yang sama. Penelitian ini mengkaji bahasa yang digunakan pada film Habibie & Ainun. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah bahasa dan penggunaannya, maka kajian ini termasuk dalam kajian makrolinguistik, yaitu pada bidang ilmu pragmatik. Hal itu karena bahasa yang diamati adalah cara penggunaannya sehingga dapat menghasilkan tuturan yang santun. Pemakaian bahasa yang santun dalam berkomunikasi erat kaitannya dengan ilmu pragmatik. Leech (1993:16) membagi pragmatik menjadi dua, yaitu pragmatik linguistik dan sosiopragmatik. Penelitian ini menggunakan kajian sosiopragmatik. Penelitian mengenai kesantunan khususnya dalam perfilman dari segi sosiopragmatik, masih perlu dilakukan karena dapat berdampak positif bagi masyarakat yang menonton. Kesantunan pada film Habibie & Ainun dapat dilihat dari tuturan yang digunakan. Salah satu contoh tuturan santun pada film ini adalah sebagai berikut. H : Maaf Ainun kalo saya mau ngajak kamu jalan-jalan boleh? Ya, untuk saya mencari udara segar di Bandung untuk penyembuhan. A : (tersenyum) 4 Cara bertutur dengan meminta maaf merupakan hal yang santun dalam setiap budaya bahasa. Strategi dengan meminta maaf merupakan strategi kesantunan yang paling penting. Strategi memohon maaf dilakukan dengan cara menyampaikan keseganan penutur atau rasa maafnya kepada petutur. Maksud tuturan ini adalah penutur (Habibie) ingin mengajak petutur (Ainun) untuk jalan- jalan tanpa pemaksaan. Dengan bertutur meminta maaf, lawan tutur akan merasa dihargai dan dihormati. Dalam film Habibie & Ainun hubungan antara penutur dan petutur yang asimetris, yaitu dilihat dari segi status, umur, dan jenis kelamin. Karena memiliki hubungan asimetris, maka adanya tingkat bahasa dalam film Habibie & Ainun, yaitu salah satunya kesantunan berbahasa. Film Habibie & Ainun merupakan salah satu film yang menceritakan kisah orang ternama di Indonesia, yaitu Presiden ke-3 Indonesia bernama Bacharuddin Jusuf Habibie maka bahasa yang digunakan dalam film tegolong santun. Film Habibie & Ainun menarik diteliti tidak hanya dari kesantunan berbahasanya, tetapi menampilkan tuturan berupa dialog yang tentunya relevan dengan fokus penelitian ini. Selain itu, kesantunan pada film Habibie & Ainun belum pernah dikaji. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah tersebut, yaitu sebagai berikut. 1) Strategi kesantunan berbahasa apakah yang digunakan dalam film Habibie & Ainun? 5 2) Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi terjadinya kesantunan berbahasa dalam film Habibie & Ainun? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas ada dua jenis tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesantunan apa yang terkandung dalam film Habibie & Ainun. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pemakaian bahasa yang diindikasi pada kesantunan berbahasa dalam perfilman. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pemahamaan berbahasa santun dalam perfilman. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Untuk mengetahui strategi kesantunan berbahasa dalam film Habibie & Ainun. b) Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya kesantunan berbahasa dalam film Habibie & Ainun. 6 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca, baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya kajian linguistik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menunjang perkembangan penelitian yang sejenis dalam bidang bahasa terutama pada bidang pragmatik. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi tentang kesantunan berbahasa dari segi fungsi dan maknanya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan kesantunan berbahasa untuk menjaga hubungan sosial setiap penutur bahasa. 1.5 Kajian Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori 1.5.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai kesantunan berbahasa dalam film Habibie & Ainun ini menggunakan beberapa pustaka atau penelitian terdahulu yang terkait sebagai acuan. Beberapa pustaka atau penelitian yang menyangkut kesantunan berbahasa, yaitu sebagai berikut. 7 Penelitian Dwipayana (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Kesantunan Tuturan dalam Wacana Strip Komik Benny & Mice pada Harian Kompas” mengkaji jenis kesantunan tuturan dan pelanggaran prinsip kesantunan dalam wacana strip komik Benny & Mice. Teori yang digunakan, yaitu teori kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh Lakoff (1973), teori kesantunan Fraser (1978), Brown dan Levinson (1978), dan Leech (1983). Tuturan dalam wacana strip komik Benny & Mice. Jenis kesantunan yang dipakai adalah kesantunan positif dan kesantunan negatif. Selain itu, dalam wacana strip komik Benny & Mice ditemukan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kedermawanan (generosity maxim), maksim penghargaan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim kecocokan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympahty maxim). Tulisan ini relevan dengan penelitian ini karena sama-sama meneliti kesantunan. Perbedaannya adalah bahwa Dwipayana (2007) mengkaji tuturan Wacana Strip Komik Benny & Mice pada Harian Kompas, sedangkan penelitian ini mengkaji tuturan film Habibie & Ainun. Simpen (2008b) dalam disertasinya yang berjudul “Kesantunan Berbahasa pada Penutur Bahasa Kambera di Sumba Timur” menyatakan bahwa tujuan melakukan kajian terhadap kesantunan berbahasa adalah untuk menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis satuan verbal yang digunakan sebagai kesantunan, makna kesantunan, dan unsur suprasegmental yang memengaruhi kesantunan. Landasan teorinya beranjak dari teori linguistik kebudayaan dan teori sosiopragmatik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesantunan bahasa 8 dipengaruhi oleh faktor status, jenis kelamin, usia, dan hubungan kekerabatan. Tulisan ini relevan dengan penelitian ini karena sama-sama meneliti kesantunan. Perbedaannya adalah bahwa penelitian Simpen (2008) mengkaji pertuturan bahasa Kambera di Sumba Timur, sedangkan penelitian ini mengkaji tuturan dalam film Habibie & Ainun. Sosiowati (2013) dalam disertasinya yang berjudul “Kesantunan Bahasa Politisi dalam Talk Show di Metro TV” membahas ciri-ciri satuan verbal, faktor- faktor yang melatarbelakangi pelanggaran dan ketaatan kesantunan, serta ideologi yang tersirat di balik perilaku berbahasa mereka. Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis kesantunan bahasa adalah sosiopragmatik karena ilmu ini mempelajari bagaimana bahasa, termasuk kesantunan, diaplikasikan secara berbeda dalam situasi yang berbeda. Selain itu, teori pragmatik juga digunakan dalam penelitian ini karena teori tersebut mendukung unsur pengancaman muka, prinsip kerja sama, prinsip kesantunan, implikatur percakapan, dan paradoks kesantunan. Tulisan ini relevan dengan penelitian ini karena sama-sama meneliti kesantunan. Perbedaannya adalah bahwa Sosiowati (2013) meneliti bahasa yang digunakan oleh politisi dalam Talk Show di Metro TV. 1.5.2 Konsep 1.5.2.1 Kesantunan Kesantunan berbahasa menurut Crystal (dalam Simpen, 2008a:16) merupakan bagian pragmatik, yaitu kajian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mengendalikan pilihan bahasa dalam interaksi sosial. Di dalamnya juga 9 tercakup dampak pilihan pemakaian bahasa, baik bagi pembicara maupun pendengar. Kata kesantunan berasal dari bentuk dasar santun, yang berarti halus dan baik budi bahasanya. Kata santun sering bergabung dengan bentuk sopan dalam sopan santun. Bentuk kesantunan berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan penggunaan bahasa yang baik atau budi bahasa yang baik, sedangkan sopan lebih memengaruhi perilaku/tindakan secara fisik dan nonfisik. Itu artinya, sopan atau kesopanan dapat berupa tindakan/perilaku verba atau tindakan nonverba, sedangkan santun atau kesantunan lebih menitikberatkan pada perilaku verba (kebahasaan) (Simpen, 2008a:17 ). Kesantunan menurut Fraser (dalam Dwipayana, 2011: 22) merupakan tindakan untuk memenuhi persyaratan sebuah kontrak percakapan. Kontrak percakapan itu ditentukan oleh hak dan kewajiban peserta tutur yang terlibat di dalam kegiatan bertutur itu. Selain itu, kontrak percakapan juga ditentukan penilaian peserta pertuturan terhadap faktor-faktor kontekstual yang relevan. Singkatnya, bertindak santun itu sejajar dengan bertutur penuh pertimbangan etika berbahasa. Berkenaan dengan etika berbahasa, kesantunan dalam kaitannya dengan bahasa merupakan hal yang berhubungan dengan bagaimana bahasa tersebut digunakan dalam komunikasi. Etika berbahasa lebih berkenaan dengan perilaku atau atau tingkah laku di dalam bertutur. Menurut Greertz (dalam Chaer, 2010:6), sistem tingkah laku berbahasa yang berkenaan dengan norma-norma budaya bersangkutan disebut etika berbahasa atau tata cara berbahasa. 10 1.5.2.2 Berbahasa Kajian kesantunan berbahasa termasuk kajian dalam ranah fungsional karena melihat apa yang dapat dilakukan oleh penutur dengan menggunakan bahasa. Kesantunan berbahasa termasuk bidang penggunaan bahasa, yaitu tindak tutur (speech acts) (Simpen, 2008b:18 ). 1.5.2.3 Faktor Perilaku kesantunan berbahasa mencerminkan pula sikap penutur yang ingin memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap seseorang yang dianggap layak dihormati. Penghormatan itu diwujudkan dengan menggunakan satuan verba yang khas atau lazim disebut honorifik (bentuk-bentuk hormat). Di samping itu, kesantunan berbahasa menurut pandangan Hymes (dalam Simpen, 2008b:223—224) menyatakan tindak tutur (perilaku berbahasa) harus mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang secara pragmatik. Salah satu kemampuan berbahasa seseorang secara pragmatis adalah mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi tindakan itu. Kesantunan berbahasa pada penutur film Habibie & Ainun dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud mencakup status, umur, dan jenis kelamin. 1.5.2.4 Film Film merupakan salah satu media komunikasi yang mengandung banyak nilai yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sebagai media komunikasi,

Description:
terpenuhinya sebuah kontrak percakapan (conversational contract). “memperhitungkan” derajat keterancaman sebuah tindak tutur (yang akan.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.