AL-QABḌ WA AL-BASṬ DALAM NALAR ‘ULŪM AL-QUR’ĀN MENURUT ABDUL KARIM SOROUSH TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Oleh : MUTMA’INAH NIM: 1400018073 PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM PASCASARJANA UIN WALISONGO SEMARANG 2017 . PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MUTMA’INAH NIM : 1400018073 Judul Penelitian : AL-QABḌ WA AL-BASṬ DALAM NALAR ‘ULŪM AL- QUR’ĀN MENURUT ABDUL KARIM SOROUSH Program Studi : Ilmu Agama Islam Konsentrasi : Tafsir Hadits menyatakan bahwa tesis yang berjudul: AL-QABḌ WA AL-BASṬ DALAM NALAR ‘ULŪM AL- QUR’ĀN MENURUT ABDUL KARIM SOROUSH secara keseluruhan adalah hasil penelitian saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 14 Juli 2017 Pembuat Pernyataan, Mutma’inah 1400018073 . ii NOTA PEMBIMBING Semarang, 15 Juli 2017 Kepada Yth. Direktur Pascasarjana UIN Walisongo di Semarang Assalamu‟alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap tesis yang ditulis oleh: Nama : Mutma’inah NIM : 1400018073 Konsentrasi : Tafsir Hadits Program Studi : Ilmu Agama Islam Judul :AL-QABḌ WA AL-BASṬ DALAM NALAR ‘ULŪM AL- QUR’ĀN MENURUT ABDUL KARIM SOROUSH Kami memandang bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Ujian Tesis. Wassalami‟alaikum wr.wb Pembimbing Dr. Zainul Adzfar, M.Ag NIP. 19730826 200212 1 002 . iii MOTTO َ َ ه َ َ َ َ َ َ َ ٗ َ َ ٗ َ َ ٗ َ َ ه َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ۡۡتِباثۡاهلۡصأۡۡة بِيطۡ ۡةرجشكۡۡةبِيطۡۡةهِكَۡۡلثنۡللّۡ ٱۡۡبضَۡۡفۡيكۡۡرثۡۡملأ ه ه َ ه َ َ َ َ َ ه َ َ ه ه َ َ َ ه َ َ ۡۡللّٱۡۡبۡضِ يوۡ ۡاهِبرۡۡنِ ۡذِإِبۡنِۢيحِ ۡۡكۡاهلكأۡۡتِ ۡؤث ٢٤ِۡۡءۡاهسلٱۡۡفِ ۡاهعۡرفو َ ه َ َ َ َ ه َ َ َ َ َ َ َ ٢٥ۡۡنوركذجيۡۡمهلعلۡۡسِ انلِلۡۡلاثۡنۡلٱ Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk supaya mereka selalu ingat.”(QS. Ibrahim [14]: 24- 25) . iv ABSTRACT Abdul Karim Soroush was one of most prominent of post- revolution scholars in Iran. He was active critize the Shi‟ite goverment and tradition. By his theory of epistemological criticism and hermeneutic - al-qabḍ wa al-basṭ- he distingueshed between religion and religion knowledge. Religion was had sacred, constant and immutable nature. While religious knowledge was as the science of knowledge which is a human product that is profane, not fixed and definitely changeable. „Ulūm al-Qur‟ān is one of religion knowledge which produced by human experienced al-qabḍ wa al-basṭ time to time following al-qabḍ wa al-basṭ of other extra-religious knowledge of human. This research is intended to answer : (1) What is al-qabḍ wa al-basṭ theory? (2) How is the implementations of al-qabḍ wa al- basṭ theory towards „ulūm al-Qur‟ān ? (3) What is the implications of al-qabḍ wa al-basṭ application towards „ulūm al-Qur‟ān? The resluts of this research shows that: first, al-qabḍ wa al- basṭ theory by using the principles of correspondent and coherent, interpenetration and evolution shows that the religion knowledge can not be separated from human nature (and interest), relating to other sciences and changeable. Second, the application of al- qabḍ wa al-basṭ theory in the context of revelation drives Soroush to conclude tha al-Qur‟an can be fallibility because it is under influences of Prophet religious experiences and knowledges. While its application to the themes of „ulūm al-Qur‟ān study shows that there is no such as agreement in the understanding of asbāb al- nuzūl and determination of muḥkamāt-mutasyābihāt. They were influenced by extra-religious factors of the interpreter. Third as its implication, in Soroush opinion that the pluralism of understanding is absolute. Both understanding as the process or product. Even Soroush rejected the existence of final truth. It is because according to Soroush the interpretation and understanding is unfinish process and the true aim of revelation is the collective effort of human to it. Keyword: al-qabḍ wa al-basṭ, „ulūm al-Qur‟ān, religious experience, pluralism, hermeneutic. . v ABSTRAK Abdul Karim Soroush adalah salah satu tokoh pasca-revolusi yang sangat berpengaruh dan aktif memberikan kritik baik kepada pemerintahan maupun tradisi keagamaan di Iran. Dengan teori kritik epistemologinya al-qabḍ wa al-basṭ ia membedakan antara agama dan ilmu keagamaan. Bahwa agama mempunya sifat sakral, konstan dan tidak dapat berubah. Sedangkan ilmu keagamaan sama seperti ilmu pengatahuan yang merupakan produk manusia yang bersifat profan, tidak tetap dan pasti berubah. „Ulūm al-Qur‟ān yang termasuk ilmu pengetahuan yang diproduksi manusia pastilah mengalami al-qabḍ wa al-basṭ dari waktu ke waktu sesuai dengan al-qabḍ wa al-basṭ yang dialami oleh setiap ulama. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab: (1) Apa yang dimaksud dengan teori al-qabḍ wa al-basṭ? (2) Bagaimana implementasi teori al-qabḍ wa al-basṭ terhadap ulūm al-Qur‟ān ? (3) Bagaimana implikasi teori al-qabḍ wa al-basṭ terhadap „ulūm al-Qur‟ān? Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, teori al-qabḍ wa al-basṭ dengan menggunakan prinsip korespondensi dan koherensi, interpenetrasi dan evolusi menunjukkan bahwa ilmu-ilmu keagamaan tidak bisa terlepas dari sifat-sifat manusiawi, terkait dengan ilmu-ilmu pengetahuan lain dan bisa berubah. Kedua, aplikasi teori al- qabḍ wa al-basṭ dalam proses pewahyuan membawa Soroush pada kesimpulan bahwa al-Qur‟an “boleh salah” karena pengaruh pengalama keagamaan dan pengetahuan Nabi. Sedangkan aplikasinya kepada tema-tema kajian „ulūm al-Qur‟ān menunjukkan bahwa tidak ada kesepakatan dalam pemahaman tentang asbāb al-nuzūl dan penetapan muḥkamāt-mutasyābihāt karena dipengaruhi oleh faktor ekstra-religius mufassir. Ketiga, sebagai implikasinya maka pluralisme pemahaman menurut Soroush adalah sebuah keniscayaan. Baik itu pemahaman sebagai sebuah proses maupun produk. Bahkan Soroush menolak adanya klaim kebenaran final. Karena menurut Soroush interpretasi dan pemahaman adalah proses tanpa akhir dan bahwa tujuan sebenarnya pewahyuan adalah usaha yang dilakukan manusia secara kolektif . Kata kunci: al-qabḍ wa al-basṭ, „ulūm al-Qur‟ān, religious experience, pluralisme, hermeneutika. . vi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987 1. Konsonan No Arab Latin No Arab Latin 1 ا Tidak 16 ط ṭ dilambangkan 2 ب b 17 ظ ẓ 3 ت t 18 ع „ 4 ث ṡ 19 غ g 5 ج j 20 ف f 6 ح ḥ 21 ق q 7 خ kh 22 ك k 8 د d 23 ل l 9 ذ ż 24 م m 10 ر r 25 ن n 11 ز Z 26 و w 12 س S 27 ه h 13 ش Sy 28 ء , 14 ص ṣ 29 ي y 15 ض ḍ 3. Vokal Pendek 4. Vokal Panjang .َ...= a ْبَ َتكَ Kataba َا. .. = ā ْلَ بَق qāla .ِ... = i ْلَ ِئسُ su’ila ْي ِا= ī ْلَ ي ِق qīla .ُ... = u ْبُ َهذ َي yaz\habu ْو ُا = ū ْلُ و ُقَي yaqūlu 2. Diftong Catatan: Kata sandang [al-] pada bacaan syamsiyyah ْي َا = ai ْفَ ي كَ Kaifa atau qamariyyah ditulis [al-] secara konsisten ْو َا = au ْلَ و حَ Ḥaula supaya selaras dengan teks Arabnya. . vii . KATA PENGANTAR Alḥāmdulillahirabbil‟ālamīn, puji dan syukur tidak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, petunjuk serta pertolongannya, sehingga proses penelitian dan penulisan tesis yang berjudul “Al-QABḌ WA AL-BASṬ DALAM NALAR „ULŪM AL- QUR‟ĀN MENURUT ABDUL KARIM SOROUSH” ini dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabiyullah Muhammad saw, segenap keluarga, sahabat, serta orang- orang yang senantiasa tunduk dan patuh pada ajaran-Nya dengan berlandaskan Al-Qur`an dan Al-Sunnah. Dalam proses penelitian hingga penulisan dalam bentuk tesis yang ada sekarang, penulis telah mendapatan banyak sekali ilmu, pengalaman, masukan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik di sisi-Nya kepada beliau semua. Penulis mengucapkan banyak terimakasi kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor UIN Walisongo Semarang, yang telah menerima dan menyiapkan fasilitas yang baik selama penulis menempa ilmu di Pascasarjana (S-2) UIN Walisongo Semarang. 2. Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., selaku Direktur Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang diperlukan bagi penulisan ini. 3. Dr. Zainul Adzfar, M.Ag., yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, pemikiran, kesabaran, dan ketelitian selama proses pembuatan tesis ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas tesis ini. 4. Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing selama perkuliahan berlangsung sehingga wawasan dan keilmuan kami bertambah. 5. Seluruh staf dan pegawai Program Pascasarjana (S-2) UIN Walisongo Semarang, yang membantu penulis dalam mempermudah proses bagi penyelesaian tesis ini. . viii 6. Kepada bapak ibu, kakak-kakakku dan semua keluarga yang selalu memberi dukungan dalam proses penyelesaian tesis ini. 7. Teman-teman seperjuanganku dari FUPK 4, Rumah Tahfidz Al- Amna, NR-D 2014 dan kelas Tafsir Hadits 2014 pasca UIN Walisongo, yang telah memberikan inspirasi dan motivasi selama proses penyelesaian tesis ini. 8. Semua pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan andil dalam penyelesaian penulisan tesis ini Atas bantuan semuanya, terutama nasehat dan saran untuk menuju kebaikan, penulis mengucapkan jazākumullāhu khairal jazā, semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik di sisi-Nya. Akhirnya, semoga karya tulis ini mampu memperkaya khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi akademia pecinta kajian tafsir Hadits. Semarang, 15 Juli 2017 Penulis MUTMA’INAH NIM. 1400018073 . ix
Description: