ebook img

Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal PDF

332 Pages·2014·21.03 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal

IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA T a t a K e Blo il da a P n ge n Ke er a s p e ha n a t S a nta un nd ta ur k P Ke ala by ua pn aa tn e nM /Kin oi tm a a l ( S USAID-KINERJA P M Gedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 ) Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46 Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832 Email: [email protected] www.kinerja.or.id Maret 2014 KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, JawaTimur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand side) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga, Program KINERJA menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan. Di bidang kesehatan Program KINERJA mendorong pemerintah daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Kesehatan Ibu & Anak (mother and child health) dengan focus pada Persalinan Aman, Menyusu Dini dan ASI eksklusif (atau disingkat PA-IMD-ASI atau Save delivery, immediate breast feeding, exclusive breas tfeeding/SD-IBF-EB). Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional serta mencapai tujuan-tujuan MDG (Millennium Development Goals). KINERJA juga mendorong munculnya kebijakan di tingkat kabupaten/kota agar praktek baik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dapat diadopsi dan disebarluaskan ke daerah-daerah lainnya, maka untuk lebih memudahkan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dalam menerapkannya maka diperlukan sebuah modul yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan pelaksanaannya. Diharapkan modul ini dapat membantu pemerintah daerah yang ingin menerapkan tatakelola yang baik dan penghitungan kebutuhan pemenuhan target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan. Untuk membantu pemerintah daerah dalam proses dan teknis penerapan pendekatan ini, modul ini juga memuat daftar organisasi/konsultan yang selama ini membantu Program KINERJA. Jakarta, Maret 2014 Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) www.kinerja.or.id 1 Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 3 Tujuan dan Keberhasilan KINERJA 3 Rekomendasi kepada para Pimpinan Daerah 6 Rekomendasi kepada para Calon OMP 6 Rekomendasi kepada para Lembaga Diklat 7 BAB 2 PENDEKATAN KINERJA 8 Pendekatan Umum Proyek KINERJA 8 Prinsip-prinsip Tata Kelola Sektor Kesehatan 9 Prinsip dan Tahapan dalam Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan SPM Kesehatan 10 BAB 3 PENGALAMAN KINERJA DALAM PENDAMPINGAN PERENCANAAN SPM 12 BIDANG KESEHATAN Situasi yang Dihadapi di Daerah 12 Bagaimana KINERJA Memulai Inisiatif 13 Proses kerja 15 BAB 4 MENGATASI TANTANGAN DAN MENCAPAI SUKSES 18 Tantangan 18 Keberhasilan Program 19 BAB 5 REKOMENDASI UNTUK REPLIKASI 23 Rekomendasi Kepada Daerah Lain yang Ingin masuk Kedalam Program KINERJA 23 Rekomendasi Kepada Daerah Lain yang Ingin untuk Replikasi Pendekatan SPM 24 Rekomendasi untuk Calon Konsultan dan OMP 25 Rekomendasi untuk Lembaga Penyedia Pelatihan 25 Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2 www.kinerja.or.id Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Tujuan dan Keberhasilan KINERJA 1. Tujuan Umum Program KINERJA Program Kinerja adalah sebuah program tata kelola pemerintahan yang baik yang difokuskan pada peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik di sektor Pendidikan Dasar (basic education), Kesehatan Ibu & Anak (Mother and Child Health) dan Iklim Usaha yang baik (Business Enabling Environment). Program Kinerja dibiayai oleh donor USAID dan dilaksanakan oleh suatu konsorsium konsultan RTI International sebagai lead-firm dan mitra konsorsiumnya, yaitu The Asia Foundation (TAF), Kemitraan - Partnership, Social Impact (SI), Lembaga Penelitian SMERU dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Jangka waktu pelaksanaan program ini adalah 5 tahun dari tanggal 30 September 2010 sampai 28 Februari 2015. Program Kinerja bekerja di 20 kabupaten/kota di 4 Propinsi yaitu Aceh, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Kinerja bekerja dengan Pemerintah Daerah, Provinsidan Pusat serta Organisasi Masyarakat Sipil untuk memperkuat mekanisme partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan membantu pemerintah daerah agar dapat lebih tanggap (responsive) terhadap kebutuhan masyarakat atas tata kelola pelayanan publik yang baik. Program KINERJA dilakukan melalui pendekatan dua sisi yaitu sisi penyedia layanan (supply) dan sisi pengguna layanan (demand). Kedua sisi tersebut didorong untuk peningkatan aspek-aspek tatakelola yang baik (good governance), Pada sisi penyedia layanan, dalam hal ini SKPD/Dinas, unit layanan serta Pemda (eksekutif dan legislatif) didorong untuk meningkatkan manajemen efisien dan efektif yang berorientasi pada standar pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan publik. Padapendekatan pengguna layanan (demand side) dilakukan dengan meningkatkan kepedulian, keterlibatan dan pengawasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik melalui peran forum multi stakeholder (FMS) atau forum peduli serta jurnalisme warga/media. Sedangkan pada pendekatan penyedia layanan (supply side) dilakukan dengan meningkatkan kemampuan pemberi layanan untuk pengelolaan pelayanan berbasis inovasi dan penerapan praktik yang baikuntuk perbaikan kualitas pelayanan publik yang mengacu kepada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal yang telah ditetapkan melalui peraturan perundangan pemerintah (untuk sektor Pendidikan dengan Permendikbud No.23 th 2013 tentang SPM Pendidikan Dasar di kab/kota). Ada 27 indikator SPM yang harus dipenuhi sejakdari ketersediaan buku, alat peraga, ruang kelas, guru, pengawas sekolah, hingga penerapan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) www.kinerja.or.id 3 Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota Program Kinerja mempunyai sasaran: 1. Menciptakan insentif untuk meningkatkan kinerja pelayanan pemerintah daerah. Insentif tersebut mencakup harapan hasil kinerja yang lebih baik, akibat adanya peningkatan keterlibatan warga dan pertanggungjawaban kepada warga, penghargaan (atau sanksi) atas kinerja yang baik (atau buruk), dan kebanggaan (atau perasaan malu) ketika kinerja pemerintah daerah diumumkan kepada publik. Bantuan teknis menghasilkan insentif yang lebih kuat dengan memberi warga suara yang lebih efektif dalam penyelenggaraan pelayanan publik, mendukung sistem manajemen kinerja pada pemerintah daerah, dan meningkatkan persaingan melalui benchmarking, serta program pemberian penghargaan yang kompetitif. 2. Mendorong pengadopsian penyelenggaraan pelayanan yang inovatif. Program Kinerja menawarkan pilihan intervensi teknis yang tepat sasaran dan dirancang dengan baik di tiga sektor pendidikan, kesehatan dan iklim usaha. Program berfokus pada elemen-elemen penting dari pelayanan di sektor- sektor khusus tersebut, beberapa elemen yang mampu memberikan dampak, bukan melaksanakan terlalu banyak kegiatan yang berlainan. 3. Mereplikasi sistem manajemen yang lebih baik dan mendiseminasinya dengan skala yang lebih luas melalui organisasi-organisasi perantara dan konsultan. Dampak program Kinerja diperluas secara nasional melalui diseminasi-diseminasi. 4. Menerapkan skema evaluasi dampak yang cermat dengan menggunakan kabupaten kontrol yang dipilih secara teliti dan studi mendalam. Evaluasi ini mengukur hasil untuk memberikan informasi tentang intervensi mana saja yang efektif, mengapa dan bagaimana. 2. Lokasi Program KINERJA KINERJA bekerja di 20 kabupaten/kota di 4 provinsi, yakni: 1. Provinsi Aceh: Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Simeulue, danKota Banda Aceh. 2. Provinsi Jawa Timur: Kabupaten Bondowoso, Jember,Probolinggo dan Tulungagung, dan Kota Probolinggo, 3. Provinsi Sulawesi Selatan: Kabupaten Barru, Bulukumba, Luwu dan Luwu Utara, danKota Makassar. 4. Provinsi Kalimantan Barat:, Kabupaten Bengkayang, Melawi, Sambas, Sekadau dan Kota Singkawang. Dari 20 kabupaten/kota mitra Kinerja di atas, Kinerja melaksanakan pendampingan SPM bidang kesehatan di 6 kabupaten/kota pada Round-1 dan 13 kabupaten/kota pada Round-2. Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 www.kinerja.or.id Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota 3. Keberhasilan KINERJA dalam Pendampingan Perencanaan dan Penganggaran SPM Bidang Kesehatan Bantuan teknis KINERJA di sektor kesehatan di kabupaten/kota secara umum adalah pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA atau Maternal Neonatal and Child Health/MNCH) dengan fokus pada Persalinan Aman, Menyusu Dini dan ASI eksklusif (PA-IMD-ASI atau Save delivery, immediate breastfeeding, exclusive breastfeeding/SD-IBF-EB). Keberhasilan KINERJA pada pendampingan perencanaan dan penganggaran SPM bidang kesehatan, antara lain adalah : • Dari sisi proses, keberhasilan pendampingan ini ditunjukkan dengan antara lain: a) Terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mampu menyelesaikan perencanaan dan penganggaran SPM kesehatan dalam kurun waktu rata-rata 6 bulan. Proses perencanaan dan penganggaraan ini meliputi pembenahan sistem pendataan untuk perhitungan baseline SPM kesehatan, perhitungan kesenjangan capaian terhadap target SPM, analisis penyebab kesenjangan, identifikasi program dan kegiatan prioritas untuk mengurangi kesenjangan, dan perhitungan kebutuhan biaya untuk program dan kegiatan prioritas tsb dalam rangka pemenuhan target SPM (costing SPM). b) Pemanfaatan hasil perhitungan kebutuhan biaya pemenuhan target SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah. Dengan kata lain, perencanaan dan penganggaran di kabupaten/kota dampingantelah mulai mengacu pada kebutuhan pemenuhan target SPM. • Dari sisi hasil, keberhasilan pendampingan ini ditunjukkan dengan antara lain: a) Diintegrasikannya hasil prioritisasi kegiatan dan kebutuhan anggaran SPM Kesehatan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah, seperti oleh Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Jember, Kabupaten Singkawang, dan Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Singkawang mengintegrasikan SPM Kesehatan dalam Renstra Dinas Kesehatan dan RPJMD 2013- 2018. Berdasarkan hasil perhitungan costing pada Tahun 2013, Kabupaten Jember melalui KUA-PPAS 2014 telah mengalokasikan sedikitnya 79 Milyar untuk kegiatan pencapaian SPM Kesehatan. b) Kota Makassar menerbitkan Peraturan Walikota tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kota Makassar. Peraturan Walikota ini memuat pasal mengenai target tahunan dan program prioritas untuk memenuhi nilai dan batas waktu pencapaian SPM Kesehatan 2015. Target tahunan dan program prioritas ini telah mengacu pada hasil costing SPM Kesehatan Kota Makassar hasil kerjasama Tim Dinas Kesehatan, MSF, dan Program Kinerja. Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) www.kinerja.or.id 5 Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota Rekomendasi Kepada Para Pimpinan Daerah Program Perencanaan dan Penganggaran SPM Kesehatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan bersama stakeholder kabupaten/kota dengan dukungan dari KINERJA menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan telah membawa hasil dan perubahan, sebagaimana disampaikan diatas. Rekomendasi pertama KINERJA kepada pimpinan daerah, khususnya daerah dengan anggaran terbatas dan kesenjangan pelayanan kesehatan yang tinggi, adalah untuk belajar dari pengalaman KINERJA, dari pengalaman itu menghitung kebutuhan pemenuhan SPM Kesehatan dan mengintegrasikan hasilnya dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah dan APBD.Berdasarkan pengalaman tersebut, ada beberapa rekomendasi, yakni: a) Diperlukan komitmen yang kuat dari para pimpinan daerah (Bupati/Walikota, DPRD, Sekda, dan Kepala Dinas Kesehatan) untuk menerapkan SPM bidang Kesehatan, b) Setiap kebijakan pada pelayanan publik hendaknya berorientasi pada target standar pelayanan minimal sehingga capaiannya dapat diukur dengan jelas, c) Melibatkan organisasi masyarakat sipil/OMS atau forum-forum multi stakeholder (FMS) dalampenyelengaraan tata kelola pelayanan kesehatan, d) Mendayagunakan staf dan struktur organisasi yang ada tanpa perlu membentuk unit organisasi baru, seperti mendayagunakan Dewan Kota Sehatdan perguruan tinggi setempat. e) Berkoordinasi dan sinergi antar SKPD dan instansi pemerintah daerah terkait. f) Menetapkan indikator kinerja dan pengukuran keberhasilan program, dan g) Mengadopsi pendekatan KINERJA dan menggunakan bahan-bahan yang telah dibuat oleh KINERJA sebagai instrument pendukung perbaikan kinerja pelayanan publik. Rekomendasi kepada para Calon OMP Organisasi-organisasi Mitra Pelaksana (OMP) dan konsultan mitra pelaksana KINERJA yang telah banyak membantu pemerintah daerah/Dinas Kesehatan dan forum multi stakeholder dalam pendampingan penerapan Program Perencanaan dan Penganggaran SPM bidang kesehatan, merupakan aset daerah yang berharga. Ada beberapa rekomendasi bagi OMP dan Konsultan dalam upaya melanjutkan perannya, yakni: a) Mengintegrasikan aspek tata kelola yang baik (good governance) dalam setiap kegiatan penguatan dan pendampingan dengan melibatkan warga masyarakat dan forum-forum multi stakeholder, Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 6 www.kinerja.or.id Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota b) Tetap berorientasi pada hasil, tidak sekadar memenuhi jadwal kegiatan dan jumlah peserta, c) Bertindak sebagai advisor yang berperan lebih pada memberi stimulus daripada sebagai pegawai yang melaksanakan program, dan d) Menggunakan modul-modul yang dikembangkan KINERJA untuk penguatan kapasitas OMP sendiri maupun penguatan pemerintah daerah dan forum multi stakeholder, e) Bekerjasama antar OMP dan Perguruan Tinggi setempat untuk lebih meningkatkan kapasitas/kemampuan. Rekomendasi kepada para Lembaga Diklat Lembaga-lembaga pendidikan dan latihan di berbagai tingkat pemerintahan (Diklat Kabupaten/kota, Diklat Provinsi, Diklat Pusat) mempunyai peran strategis dalam pendayagunaan aparatur negara karena secara periodik menyelenggarakan latihan untuk pegawai negeri sipil (PNS). Direkomendasi agar lembaga-lembaga tersebut memasukkan pendekatan-pendekatan dan praktek-praktek baik KINERJA dalam kurikulum dan pelatihan yang diselenggarakan Diklat yang meliputi: a) tata kelola (governance) yang melibatkan warga masyarakat sebagai pengguna layanan publik, b) lebih berorientasi pada peningkatan ketrampilan dan tidak sekadar peningkatan pengetahuan dan pemahaman, c) mengadopsi modul, inovasi dan praktek baik (good practice) yang dikembangkan KINERJA DONOR lain, serta Kementerian Teknis terkait, seperti KemenPAN, d) Menyelenggarakan pelatihan peningkatan pelayanan public secara berkala, dengan membuka kesempatan melibatkan narasumber (OMP, Konsultan, Dinas/Instansi) yang sudah menerapkan praktek baik inovasi pelayanan publik. Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) www.kinerja.or.id 7 Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota BAB 2 PENDEKATAN KINERJA Pendekatan Umum Proyek KINERJA KINERJA bekerja untuk menguatkan sisi penyediaan dan permintaan pelayanan publik yang lebih baik di bidang kesehatan, pendidikan dasar dan iklim usaha yang baik. KINERJA bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi kesenjangan penyediaan pelayanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, dan iklim usaha yang baik. Melalui insentif yang lebih baik, inovasi yang lebih luas, dan lebih banyak replikasi, pemerintah daerah di Indonesia diharapkan mampu menyediakan layanan yang lebih berkualitas serta lebih responsif terhadap kebutuhan dan permintaan warga negara atau pengguna layanan. Salah satu aspek kunci pendekatan KINERJA adalah keterlibatan warga masyarakat, organisasi masyarakat sipil (LSM), dan media lokal untuk mendorong pelayanan publik yang lebih baik dan pemberian bantuan teknis kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam perencanaan dan penerapan SPM peran legislatif DPRD sangat dominan karena fungsi penganggaran berada di dewan perwakilan rakyat daerah. Peran Bappeda selaku koordinator perencanaan daerah juga sangat penting. Sebagian besar program KINERJA dilaksanakan melalui organisasi mitra pelaksana (OMP) dan Konsultan (short term/STTA) Kinerja, yang juga menerima pelatihan peningkatan kapasitas dari KINERJA. Beberapa contoh strategi untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat adalah: 1. Mendukung pelaksanaan kebijakan berdasarkan kondisi empiris melalui kajian dan analisa, seperti Analisa Anggaran Daerah dan Analisa Penghitungan Kebutuhan Pemenuhan SPM; 2. Membentuk forum multi-pemangku kepentingan untuk menciptakan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran yang partisipatif; 3. Melibatkan masyarakat untuk mengawasi penyediaan pelayanan publik melalui mekanisme penanganan pengaduan dan janji perbaikan pelayanan; serta Tata Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 8 www.kinerja.or.id Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota

Description:
dalampenyelengaraan tata kelola pelayanan kesehatan, . Di sektor kesehatan, KINERJA melaksanakan paket program pada Persalinan Aman,
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.