Sa'id bin Ali bin Wahfi Al-Qahthaniy Bismillahirrahmanirrahim MUKADDIMAH Segala puji bagi Allah, Rab semesta alam. Sha- lawat dan salam yang lengkap dan sempurna semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi dan Imam kita, Muhammad bin Abdullah, juga kepada segenap keluarga, shahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik, hing ga Hari Kiamat. Amma ba'du. Kitab "Al-Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Syai- khul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala, ada lah Aqidah Ahius Sunnah wal Jama'ah. Adapun latar belakang penulisan, dan penamaannya dengan Al-Wasithiyah, ialah : Bahwa seorang Qadhi dari ne geri Wasith yang sedang melaksanakan haji datang kepada Syaikhul Islam dan memohon beliau untuk menulis tentang Aqidah Salafiyah yang beliau yakini. Maka, beliau Rahimahullah menulisnya dalam tempo sekali jalsah, (sekali duduk), seusai shalat 'Ashar. Ini merupakan bukti nyata bahwa beliau Rahimahullah memiliki ilmu yang luas dan dikaruniai oleh Allah kecerdasan dan keluasan ilmu yang mengagumkan. Dan itu tidak aneh, karena karunia Allah itu diberikan dan diharamkan bagi 12 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Mukaddimah 13 siapa saja yang Dia kehendaki. Kepada Allah Yang Saya mentakhrij hadist-hadits Rasulullah dan Maha Tinggi dan Agung, kita memohon akan keuta mem'sba/zkannya, kadang-kadang kepada sumber maan dan kemuliaan-Nya. aslinya, tapi kadang-kadang cukup saya tunjukkan Ketika saya mengetahui betapa pentingnya sumber aslinya tanpa teks. Saya juga mera'sba/zkan kandungan Kitab "Al-'Aqidah Al-Wasithiyah" terse ayat-ayat kepada surah dan nomornya, selain but, saya berkeinginan untuk membuat syarah -pen saya juga memberikan judul yang sesuai untuk jelasan- ringkas tentang kitab Aqidah ini. Saya me setiap tema, misalnya : "Definisi Al-Firqah An- mohon kepada Allah agar hal itu saya laksanakan Najiyah:, "Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah semata-mata untuk mencari ridha-Nya. Tidak di tentang Sifat-sifat Allah", "Rukun Iman menurut ragukan lagi bahwa banyak ulama telah melaku Firqah Najiyah", Metode Ahlus Sunnah wal Jama'ah kan upaya yang besar untuk menjaga, mengajarkan, dalam Menafikan dan Menetapkan Asma' dan Sifat- mengulas, dan mensyarah, terhadap kitab "Al- sifat Allah", "Madzhab Mereka dan Ayat-ayat serta 'Aqidah Al-Wasithiyah" ini dan di antara yang aku hadits-hadits tentang Asma' dan Sifat-sifat Allah". ketahui dari syarah-syarah tersebut antara lain: "Ar- Kemudian saya membuat judul sendiri untuk masing- Raudhah An-Nadiyyah, Syarh Al-'Aqidah Al- masing sifat, tapi kadang-kadang saya gabungkan Wasithiyah" tulisan Syaikh Zaid bin Fayadh, "Al- beberapa sifat dalam satu judul. Ini tidak saya Kawasyif Al-Jaliyyah 'An- Ma'ani Al-Aqidah Al-VJasi- maksudkan untuk membatasi, melainkan untuk me thiyah" tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad1', nyebutkan sifat-sifat yang telah disebutkan oleh "Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Muhammad penulis. Penulis juga menyebutkan banyak ayat dan Khalil Al-Haras, dan "At-Ta'liqat Al-Mufidah 'ala Al- hadits, akan tetapi saya hanya menyebutkan satu 'Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Syaikh Abdullah bin dalil untuk setiap sifat, dari ayat atau hadits, Abdurrahman Asy-Syarif. Beberapa syarah tersebut sementara yang lain saya hapuskan untuk mering cukup baik dan berhasil menjelaskan makna-makna kaskan syarah ini. Kemudian saya menyebutkan aqidah tersebut. Adapun dalam syarah ringkas yang "Sikap pertengahan Ahlus Sunnah dalam masalah saya susun ini, saya melakukan hal-hal sebagai sifat Allah" di antara golongan-golongan lain yang berikut: ada. Sikap pertengahan mereka dalam masalah perbuatan manusia, Sikap pertengahan mereka da lam masalah ancaman Allah", Sikap pertengahan mereka mengenai nama-nama Iman dan Dien", 1. As-Salman, "Al-As ilah wal Ajwibah al-Vshuliyyah Al-'Aqidah "Sikap pertengahan mereka mengenai shahabat- Al-Wasithiyyah"yang juga tulisan beliau. 14 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Mukaddimah 15 shahabat Rasulullah $s§,", "Iman kepada Hari Akhir dan hal-hal yang berkaitan dengannya", "Takdir dengan keempat tingkatannya", "Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentang Iman dan Dien, DEFINISI AL-FIRQAH AN-NAJIYAH Shahabat Rasulullah dan Karamah para wali", serta "Akhlak mulia Ahlus Sunnah wal Jama'ah". (AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH) Semoga Allah memberikan taufik kepada saya dalam melaksanakan apa yang dicintai dan diri- dhai-Nya. Shalawat, salam, dan barakah, semoga Firqah (dengan huruffa' dikasrahkanedit) artinya dilimpahkan Allah kepada hamba dan Rasul-Nya, sekelompok manusia. Ia disifati dengan an-najiyah, Muhammad ;§f; juga kepada segenap keluarga dan (yang selamat), dan Al-Manshurah, (yang mendapat shahabatnya. pertolongan), berdasarkan sabda Rasulullah j|t : Penulis ^ J* r*-J ^ $ ^~ °a*^j "Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang tegar di atas al-haq, yang tidak akan terkena mudharat dari orang yang enggan menolong atau menentang mereka, sehingga datanglah keputusan Allah sedangkan mereka tetap dalam keadaan begitu." v Adapun Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah me rupakan pengganti atau nama lain dari kelompok tersebut. Yang dimaksud dengan As-Sunnah adalah Thariqah (cara/jalan edit) yang dianut oleh Rasulullah 1. Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dengan lafazhnya dari Mughirah IV/187 dan Muslim 111/1523. Definisi Al-Firqah An-Najiyah 17 16 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah iH, para sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka hingga Hari Kiamat. Adapun al-jama'ah, makna asalnya adalah se jumlah orang yang mengelompok. Tetapi, yang di "Umat Yahudi berpecah menjadi tujuh puluh satu maksud dengan al-jama'ah dalam pembahasan golongan, satu golongan di jannah sedangkan tujuh aqidah ini adalah Salaf (pendahulu) dari umat ini puluh golongan di naar. Umat Nasrani berpecah men dari kalangan shahabat dan orang-orang yang jadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu go mengikuti kebaikan mereka, sekalipun hanya longan di naar sedangkan satu golongan di jannah. seorang yang berdiri di atas kebenaran yang telah Demi Allah, yang jiwaku di tangan-Nya, umatku dianut oleh jama'ah tersebut.1} akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, Abdullah bin Mas'ud berkata : satu golongan di jannah sedangkan tujuh puluh dua golongan di naar."** "Jama'ah adalah apa yang 'selaras dengan kebenaran, sekalipun engkau seorang diri.2) Dari 'Auf bin Malik yang berkata: Rasulullah ;§t bersabda : J> 0^>-ljJ jl^l (_S? LS^-LJ -J J* <J"S C/J^ 8^-Ari -f^* lr* iS^3 3^ 51 I. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, 11/1322 dan dishahihkan oleh Al- 1. "Ar-Raudhah An-Nadiyyah Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah", Albani, lihat "Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir"1/357 dan "Al-Ahadits hal. 14, Zaid bin Fayyadh dan Muhammad Khalil Al-Haras, hal. 16. Ash-Shahihah" no. 1492. Ada beberapa riwayat mengenai hadits 2. IbnulQayyim, "Ighatsatul Lahfan min Mashayid Asy-Syaithan", 1/70. ini, lihat "Musnad Ahmad" IV/402 dan '"Aunul Matud" XII/340. 18 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Definisi Al-Firqah An-Najiyah 19 Allah yang dimuliakan. Apapun yang diperintah kan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka RUKUN IMAN MENURUT melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana di AL-FIRQAH AN-NAJIYAH sebutkan dalam riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Jadi, se tiap gerakan di langit dan bumi, berasal dari para 1. Iman Kepada Allah Ta'ala malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu; secara tafshil, (terperinci), para malaikat yang Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rezki, Yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan,^ hanya Dia belum disebutkan namanya, wajib mengimani me yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan reka secara ijmal, 'global'. 1} diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya; Dia memiliki sifat-sifat 3. Iman Kepada Kitab-kitab kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan; serta Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenar- Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.11 benarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang di- turunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya; yang 2. Iman Kepada Para Malaikat Allah benar-benar merupakan Kalam, (firman, ucapan),- Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikan kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang dungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib untuk mengimaninya secara tafshil, yaitu: 1. "Ap-Raudhah An-Nadiyah Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah", hal. Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an. Selain wajib 15; "Al-Ajwibah AJ-Ushuliyyah", hal. 16; dan Ath-Thahawiyah, hal. mengimani bahwa Al-Qur'an diturunkan dari sisi 335. Iman kepada Allah Ta'ala meliputi empat perkara : 1. Iman kepada wujud-Nya Yang Maha Suci. 2. Iman kepada Rububiyah-Nya. 3. Iman kepada Uluhiyah-Nya 4. Iman kepada Asma' dan Sifat-sifat-Nya. 1. "Ar-Raudhah An-Nadiyah", hal. 16 dan "Al-'Aqidah At- Thahawiyah", hal. 350. 2 0 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Rukun Iman Menurut Al-Firqah An-Najiyah 21 Allah, wajib pula mengimani bahw.i Allah telah nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan mengucapkannya sebagaimana Dia telah Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. :H. adalah yang paling mulia dan penutup para nabi Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang manusia, serta tidak ada nabi setelannya.11 terdapat di dalamnya. Al-Qur'an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al- 5. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati Qur'an saja yang dijaga oleh Allah dari pergantian Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah dan perubahan. Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang kryakinan yang kuat tentang adanya negeri akhirat. diturunkan, dan bukan makhluk, yang berasal I )i negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang- dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.11 orang yang berbuat baik dan kejahatan orang-or ang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa 4. Iman Kepada Para Rasul apapun selain syirik, jika Dia menghendaki. Penger tian nl-ba'ts, (kebangkitan) menurut syar'i adalah Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan ilil>ulilikannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa yang kuat bahwa Allah telah mengutus para rasul Ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti untuk mengeluarkan manusia dari kege].«p. a brliiliui^-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetap (/(/;; bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon kan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada ampunan dan kesejahteraan kepada Allah, baik di manusia untuk memberi kabar gembira dan anca man kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada iluma maupun di akhirat. 2) semua rasul secara ijmal (global) sebagaimana wajib pula beriman secara tafshil (rinci) kepada siapa di ii. I nian Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, liuruk Dari Allah Ta'ala. yaitu 25 di antara mereka yang disebutkan oleh Iman kepada takdir adalah meyakini secara Allah dalam Al-Qur'an. Wajib pula beriman bahwa M n i^'.uh-sungguh bahwa segala kebaikan dan kebu- Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi • 111- an itu terjadi karena takdir Allah. Allah 1$f telah selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh miMij'.i'lahui kadar dan waktu terjadinya segala sesu- selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama- I I ili.il "Al-Kawasyif Al-Jaliyah 'An Ma'ani Al-Wasithiyah", hal. 66. 1. "Al-Ajwibah Al-Ushuliyah", hal. 16 dan 17. 22 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Rukun Iman Menurut Al-Firqah An-Najiyah 23 atu sejak zaman azali, sebelum menciptakan il.in ) —• ^J ^ mengadakannya dengan kekuasaan dan kehenil.ik 0 ^ ' re Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui -N \. i itu. Allah telah menulisnya pula di Lauh Mahfuz h sebelum menciptakannya.11 "Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari Banyak sekali dalil mengenai keenam rukun akhir. Dan engkau beriman kepada takdir Allah, yang Iman ini, baik dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah. baik maupun yang buruk."v Di antaranya adalah firman Allah Ta'ala : u ^G v ~ ^G "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguh nya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat-malaikat, dan Nabi-nabi...'''(Al- Baqarah : 177) * * * * "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukurwn)."(Al-Qamar : 49) Juga sabda Nabi «ft dalam hadits Jibril: 1. "Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah", Muhammad Khalil Al-Haras, 1. Dikeluarkan oleh Muslim, 1/37 no. 8 hal. 19 Rukun Iman Menurut Al-Firqah An-Najiyah 25 24 Syarfr Al-'Aqidah Al-Wasithiyah penambahan huruf lam ( J ). Demikian pula perka taan orang-orang Yahudi, "Hinthah ( )u" ketika mereka diperintah untuk mengatakan "Hiththah MADZHAB AHLUS SUNNAH ( ija^ )2)" Contoh lain adalah perkataan Ahli Bid'ah yang memanshubkan3) lafazh Allah dalam ayat : WAL JAMA'AH SECARA IJMAL MENGENAI SIFAT-SIFAT ALLAH "Dan Allah berbicara kepada Musa dengan lang sung. "(An-Nisa' : 164). Ahlus Sunnah wal Jama'ah menetapkan sifat- Kedua : Merubah makna. Artinya, tetap mem sifat Allah Ta'ala, tanpa ta'ihil, tamtsil, tahrif, dan tak- biarkan lafazh sebagaimana aslinya, tetapi melaku yifn- Mereka mempercayainya sebagaimana tersebut kan perubahan terhadap maknanya. Contohnya dalam nash Al-Qur'an dan Al-Hadits. adalah perkataan Ahli Bid'ah yang menafsirkan Ghadhab (marah), dengan iradatul intiqam (keinginan 1. Tahrif untuk membalas dendam); Rahmah (kasih sayang), Tahrif secara bahasa berarti merubah dan meng dengan iradatul in'am (keinginan untuk memberi ganti. Menurut pengertian syar'i berarti: merubah la- nikmat); dan Al-Yadu (tangan), dengan an-ni'mah fazh Al-Asma'ul Husna dan Sifat-sifat-Nya Yang Maha (nikmat). Tinggi, atau makna-maknanya. Tahrif ini dibagi men jadi dua : 2. Ta'thil Pertama : Tahrif dengan cara menambah, Ta'thil secara bahasa berarti meniadakan. Adapun mengurangi, atau merubah bentuk lafazh. Contoh menurut pengertian syar'i adalah : meniadakan sifat- nya adalah ucapan kaum Jahmiyah, dan orang- orang yang mengikuti pemahaman mereka, bahwa 1. Hinthah artinya gandum f™' istawa (ls£-*\ )2) Adalah istaula ( )3) Disini ada 2. Hiththah artinya bebaskan kami dari dosa fcnl 3. Maksudnya, lafazh Allah dibaca dengan harakat akhir fathah ( .Cbl), padahal semestinya harakat akhirnya dibaca dengan dhammah 1. Serta tanpa tafwidh ( Ail). Dengan dim««s/iwbkan, maka kedudukan lafazh Allah dalam 2. Istawa artinya berada di atas; naik (setelah dahulunya tidak). ayat tersebut menjadi obyek, sehingga arti ayat tersebut berubah 3. Istaula artinya menguasai f*1". menjadi, "Dan Musa berbicara kepada Allah secara langsung." 2 6 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah secara Ijmal 27 Sifat Ilahiyah dari Allah Ta'ala, mengingkari keberadaan Jadi, setiap orang yang melakukan tahrif pasti sifat-sifat tersebut pada Dzat-Nya, atau mengingkari juga melakukan ta'thil, akan tetapi tidak semua orang yang melakukan ta'thil melakukan tahrif. Barangsiapa sebagian darinya. Jadi, perbedaan antara tahrif dan yang menetapkan suatu makna yang batil dan ta'thil yaitu : ta'thil adalah penafian suatu makna menafikan suatu makna yang benar, maka ia seorang yang benar, yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan pelaku tahrif sekaligus pelaku ta'thil. Adapun orang As-Sunnah, sedangkan tahrif adalah penafsiran nasli- yang menafikan sifat, maka ia seorang mu'athil, (pela nash Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan interpretasi ku ta'thil), tetapi bukan muharif (pelaku tahrif). yang bathil. 3. Takyif Takyif artinya bertanya dengan kaifa, (bagai mana). Adapun yang dimaksud takyif di sini adalah MACAM-MACAM TA'THIL menentukan dan memastikan hakekat suatu sifat, dengan menetapkan bentuk/keadaan tertentu untuk Ta'thil ada bermacam-macam: nya. Meniadakan bentuk/keadaan bukanlah berarti 1. Penolakan terhadap Allah atas kesempurnaan masa bodoh terhadap makna yang dikandung da sifat-Nya yang suci, dengan cara meniadakan lam sifat-sifat tersebut, sebab makna tersebut diketahui Asma' dan Sifat-sifat-Nya, atau sebagian dari dari bahasa Arab. Inilah paham yang dianut oleh nya, sebagaimana yang dilakukan oleh para kaum salaf, sebagaimana dituturkan oleh Imam penganut paham Jahmiyah dan Mu'tazilah. Malik Rahima-hullah Ta'ala ketika ditanya tentang bentuk/keadaan istiwa', -bersemayam-. Beliau 2. Meninggalkan muamalah dengan-Nya, yaitu Rahimahullah menjawab : dengan cara meninggalkan ibadah kepada-Nya, baik secara total maupun sebagian, atau dengan cara beribadah kepada selain-Nya di samping beribadah kepada-Nya. 'O f O' \i' * d 3. Meniadakan pencipta bagi makhluk. Contohnya "Istiwa1 itu telah diketahui (maknanya), bentuk/ adalah pendapat orang-orang yang mengata keadaannya tidak diketahui, mengimaninya wajib, kan: Sesungguhnya, alamlah yang mencip- sedangkan menanyakannya bid'ah." u takan segala sesuatu dan yang mengatur dengan sendirinya. 1. Fatawa Ibnu Taimiyoh, V/144. Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah secara Ijmal 29 2 8 Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah
Description: