RANGKUMAN MATERI KELAS X SMK Tahun Ajaran 2010 / 2011 MATERI 1 OPERASI BILANGAN REAL Bilangan adalah suatu gagasan, ide, bersifat abstrak yang dapat memberi keterangan tentang banyaknya anggota suatu himpunan. Macam-Macam Bilangan 1. Bilangan Asli : Himpunan semua bilangan asli A={1,2,3,...} 2. Bilangan Cacah : Himpunan semua bilangan cacah C={0,1,2,3,...} 3. Bilangan Bulat : Himpunan semua bilangan bulat B={...,-3,-2,-1, 0,1,2,3,...} 4. Bilangan Rasional : Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a & b bulat dan b 0. Himpunan bilangan rasional Q={x= , a, b B, b 0}. Maka, bilangan rasional meliputi semua bilangan bulat, pecahan sejati, dan pecahan tidak sejati (campuran). Jika a > b : , , , ... (pecahan tak sebenarnya) = 2 , = 1 , = -2 (pecahan campuran) Jika a < b : , , , ... (pecahan murni) Jika a = b : , , ... (bilangan bulat) 5. Bilangan Irasional : Bilangan yang lambangnya tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan pecahan atau bukan bilangan rasional dengan notasi I = {x|x bilangan irasional} , misalnya √ , √ , √ , ... ; √ , √ , ... ; log 2, log 3, log 12, e =2,7128..., 6. Bilangan Real (nyata) : Gabungan himpunan bilangan rasional dan irasional yang dilambangkan dengan huruf R. Dapat dinyatakan bahwa bilangan real meliputi semua bilangan bulat, pecahan, dan semua bilangan irasional dengan notasi R = {x|x Q I } 7. Bilangan Imaginer (khayal) : Bilangan dari hasil penaksiran akar yang kemungkinan menghasilkan bilangan yang tidak nyata (imaginasi), misal √ , √ , √ , ...dst. dengan notasi i = √ , maka i2 = (√ )2 = -1 i3 = i2 x i = -1 x i = -i i4 = (√ 4) = 1 ...dst. 8. Bilangan Kompleks : Gabungan bilangan nyata dan bilangan khayal atau semesta dari dari semua bilangan yang dinyatakan dengan x + yi x = bilangan nyata dan y = bilangan khayal. Notasi bilangan kompleks yaitu K={ x + yi | x, y R, i = √ }. Contoh bilangan kompleks : -3 + 2i dengan -3 sebagai bilangan bulat dan 5i sebagai bilangan khayal 9. Himpunan bilangan lainnya : Himpunan bilangan ganjil (bilangan yang tidak habis dibagi dengan 2) = {1,3,5,...} Himpunan bilangan genap (bilangan yang habis dibagi dengan 2) = {2,4,6,...} Himpunan bilangan prima (bilangan yang hanya memiliki 2 faktor, yaitu angka 1 dan bilangan itu sendiri) = {2,3,5,7,...} Himpunan bilangan tersusun (bilangan asli yang bukan bilangan prima) = {1,4,6,8,9,...} Rangkuman Kelas X 1 Himpunan bilangan komposit (bilangan yang memiliki lebih dari 2 faktor) = {4,6,8,9,...} Himpunan bilangan kuadrat (bilangan hasil dari penguadratan suatu bilangan) = {1,4,9,16,25,...} Ikhtiar Bilangan Kompleks (K) Khayal Nyata (R) (IM) Irasional Rasional (I) (Q) Pecah (P) Bulat (B) Negatif Murni Campuran Cacah (C) (B - ) Nol Asli (A) Ganjil Prima Genap Komposit Kompleks Asli Cacah Bulat dan Pecahan Rasional dan Irasional Real Gambar Diagran Venn Ikhtiar Bilangan Operasi hitung bilangan bulat 1. Penjumlahan Jika a dan b bilangan asli, maka : (-a)+(-b) = -(a+b) (-225.136)+(-751.661) = -(225.136+751.661) = -976.797 Rangkuman Kelas X 2 a+(-b) = a-b, dengan a>b 756.220+(-136.112) = 756.220-136.112 = 620.108 (-a)+b = -(a-b), dengan a>b (-556.785)+57.461 = -(556.785-57.461) = -499.324 a+(-b) = -(b-a), dengan a<b 76.105+(-89.157) = -(89.157-76.105) = -13.052 (-a)+b = b-a, dengan a<b (-796.884)+901.844 = 901.844-796.884 = 104.960 Sifat penjumlahan bilangan bulat : Komutatif : a+b = b+a 275.116+(-546.113) = (-546.113)+ 275.116 = -270.997 Asosiatif : (a+b)+c = a+(b+c) (116.176+717.221)+(-93.110) = 116.176+[717.221+(-93.110)] = 740.287 Unsur Identitas : a+(-a) = 0 54.329+(-54.329) =0 2. Pengurangan Jika a dan b bilangan asli, maka : a-b = a+(-b) 795.012-656.773 = 795.012+(-656.773) = 138.239 a-b = (a+c)-(b+c) 931.765-87.164 = (931.765+11.074)-( 87.164+11.074) = 844.601 a-(b+c) = (a-b)-c 385.714-(10.213+54.168) = (385.714-10.213)- 54.168 = 321.333 (a+b)-c = a+(b-c) [856.771+(-31.249)]-21.200 = 856.771+[(-31.249)-21.200] = 804.322 Sifat komutatif dan asosiatif pada penjumlahan tidak bisa diterapkan pada pengurangan. Contoh : Komutatif : a-b b-a 56.738-79.150 79.150-56.738 -22.142 22.142 Asosiatif : (a-b)-c a- (b-c) (99.109-10.001)-35.765 99.109-(10.001-35.765) -53.343 53.343 3. Perkalian Perkalian merupakan penjumlahan yang berganda, dapat dinyatakan sebagai berikut : axb = b+b+b+... contoh :5x3 = 3+3+3+3+3 = 15. Pada bentuk axb = c ,notasi perkalian (x) atau ( ) dengan a : pengali, b : bilangan yang dikalikan, dan c : hasil kali. Jika a dan b bilangan asli, maka : Rangkuman Kelas X 3 axb = bxa -axb = - (axb) 561x957 = 957x561 -583x736 = -(583x736) = 486.877 = -429.088 ax(-b) = -(axb) -ax(-b) = +(axb) 732x(-915) = -(732x915) -287x(-117)= +(287x117) = -669.780 = 33.579 Sifat perkalian bilangan bulat : Komutatif : axb = bxa (-751)x516 = 516x(-751) = -337.516 Asosiatif : ax(bxc) = (axb)xc -115x(731x289) = [(-115)x731]x289 = -24.294.785 Distributif : ax(b+c) = (axb)+(axc) 237x(516+714) = (237x516)+( 237x714) = 291.510 Tertutup (anggota perkalian masih dalam satu jenis bilangan) : axb B , contoh : (137)x571 = -78.227 Unsur Identitas : 1xa = ax1 = a dan ax = 1(kebalikan atau invers a terhadap perkalian) Bentuk perkalian yang perlu diketahui : 1. (a+b)2 = (a+b)(a+b) = a2+2ab+b2 2. (a-b)2 = (a-b)(a-b) = a2-2ab+b2 3. (a-b)(a+b) = a2-b2 4. a3-b3 = (a-b)(a2+ab+b2) 5. a3+b3 = (a+b)(a2-ab+b2) 6. a4-b4 = (a2+b2)(a2-b2) 7. (a+b+c)2 = a2+b2+c2+2ab+2ac+2bc 8. (a-b-c)2 = a2+b2+c2-2ab-2ac+2bc 4. Pembagian Jika a dan b bilangan bulat dengan b 0, maka : a:b = m dapat ditulis dalam bentuk pecahan = m , maka a = mxb Sifat pembagian bilangan bulat : ax(b:c) = (axb):c ax = (axb):(pxq) = (a:p)x(b:q) = x a:(b:c) = ax(c:b) = ax a:b = (axp):(bxp) = , p 0 a:b = (a:p):(b:p) = , p 0 (a:b):p = (a:b)x(1:p) = x Rangkuman Kelas X 4 (a+b):p = (a:p)+(b:p) = + (a-b):p = (a:p)-(b:p) = - ap:aq = ap-q = ap-q (a:b)p = ap:bp ( )p = Operasi Hitung Bilangan Pecahan 1. Penjumlahan dan Pengurangan = + = = = = = = sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan sama dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Perkalian dan Pembagian x = x = = : = x = : = x = = = 1 sifat perkalian dan pembagian bilangan pecahan sama dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Terdapat 3 cara penulisan pecahan, yaitu : 1. Pecahan Biasa (pecahan murni), dengan a>b 2. Pecahan Desimal, dibagi menjadi 3 bentuk : Terbatas : 0,5 Tidak Terbatas : 0,5876564... Berulang (Repeten) : 0,555... atau 0,5 Operasi bilangan pecahan desimal : 1. Penjumalahan 0,8945+0,0835+ 0,65 = 1,628 0,8945 0,0835 0,65 + 1,628 lebih baik memakai cara bersusun, karena lebih cermat, jangan lupa disejajarkan pada tanda koma. 2. Pengurangan 1-0,09824-0,524 = 0,37776 1 0,09824 - Rangkuman Kelas X 5 0,90176 0,524 - 0,37776 pada operasi pengurangan bersusun harus dikerjakan per langkah tidak dianjurkan langsung semua untuk memperkecil kesalahan hitung. 3. Perkalian 6,894x7,03 = 48,46482 6,894 7,03 x 20682 0000 48258 + 48,46482 pada operasi perkalian bersusun, tanda koma hasil perkalian diletakan sesuai dengan jumlah bilangan dibelakang koma pada pengali dan bilangan yang dikalikan. 4. Pembagian 86,35 : 0,025 = 3.454 3454 25 86350 75 - 113 100 - 135 125 - 100 100 - 0 pada operasi pembagian bersusun, pembagi harus dalam bentuk bulat, tidak boleh terdapat koma. Pemfaktoran aljabar Contoh : 1. = = (x-2) x-2 x-3 x2-5x+6 x2-3x - -2x+6 -2x+6 – 0 2. = x2–7x+28 Harus ditambah 0x x2–7x+28 untuk melengkapi X+4 x3-3x2+0x+112 urutan pangkat x3+4x2 - -7x2+0x -7x2-28x - 28x+112 28x+112- 0 Rangkuman Kelas X 6 3. Pecahan Prosen adalah bilangan rasional yang berpenyebut 100. Lambang dari prosen adalah % . Contoh : = x 100%= 45% ; = x100% = % =14 % diusahakan dalam membuat bilangan prosen menggunakan bentuk pecahan. Konversi pecahan biasa ke desimal ke prosen = 0,125 = 0,125 x 100% =12,5 % 0,125 8 10 8 – 20 16 – 40 40 – 0 Konversi pecahan biasa ke prosen ke desimal = x 100% = 60% = = 0,6 Konversi desimal ke pecahan biasa 0,24 = 0,333... = x = 0,333... 10x = 3,333... Berulang pada x = 0,333...- bilangan ke-I , 9x = 3 jadi dikali 10 x = = 2,3181818... x = 2,3181818... Berulang pada 1000x = 2318,1818... bilangan ke-III , jadi 10x = 23,1818...- dikali 1000 990x = 2295 x = = = 2 Konversi prosen ke pecahan biasa 78% = Perbandingan dan Skala 1. Perbandingan (Rasio) Adalah membandingkan 2 besaran sejenis pada umumnya dinyatakan dengan bilangan. Misalnya membandingkan ukuran pensil yang masing-masing 20 cm dan 15 cm. Perbandingannya dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. 20 cm : 15 cm 2. 20 cm lawan 15 cm 3. 20 cm / 15 cm atau = (baca: 4 banding 3, perbandingan pada umumnya dinyatakan dalam nilai yang terkecil) Perbandingan ada 2 macam : a. Perbandingan Senilai : 2 perbandingan yang nilainya sama. Rangkuman Kelas X 7 Misal : 3 / 7 senilai dengan 24 / 56 Contoh : perbandingan jarak dan waktu. Semakin jauh jarak, semakin lama pula waktunya. Jika mobil A dapat menempuh jarak 200 km dengan waktu 120 menit. Berapa waktu yang mobil B yang butuhkan untuk menempuh jarak 100 km? Jawab : = = Waktu B x 200 km = 100 km x 120 menit Waktu B = Waktu B = 60 menit Berarti rumus perbandingan senilai : = b. Perbandingan Berbalik Nilai : 2 perbandingan yang nilainnya saling berbalikan. Misal : 2/5 dengan 5/2 Contoh : kecepatan dengan waktu. Semakin tinggi kecepatan, maka semakin singkat waktu. Jika mobil A dapat menempuh jarak tertentu dengan kecepatan 60km/jam dengan waktu 120 menit. Berapa kecepatan yang mobil B yang butuhkan untuk menempuh jarak yang sama dalam waktu 180 menit ? Jawab : = = Kecepatan B x 180 menit = 120 menit x 60 km/jam Kecepatan B = Kecepatan B = 40 km/jam Berarti rumus perbandingan berbalik nilai : = Contoh variable perbandingan : Senilai : banyaknya barang yang dibeli & harganya; lama menabung & jumlah tabungan; jarak & waktu; gas, kenaikan temperatur (volume tetap) & tekanannya. Berbalik Nilai : gerak beraturan, kecepatan, & waktunya; jumlah seluruh cicilan, & sisa hutang; kecepatan & waktu; jumlah pekerja & lama selesai proyek; gas, kenaikan tekanan (suhu tetap) & volumenya. 2. Skala Adalah perbandingan jarak/panjang pada peta dengan jarak/panjang sebenarnya. Ada 2 macam skala, yaitu : 1. Skala Diperbesar (biasanya untuk menggambarkan komponen mesin/alat-alat elektronika yang berukuran kecil atau sangat kecil. Misalnya, 20 : 1 artinya 20 satuan mewakili 1 satuan pada ukuran sebenarnya, atau 1 satuan mewakili mewakili ukuran sebenarnya) Contoh soal : Pada gambar sarang semut yang berskala 100:1 memiliki diameter 50cm pada gambar. Berapa mm diameter sarang semut sesungguhnya! Jawab : Rangkuman Kelas X 8 Skala 100:1 artinya 100cm mewakili 1cm ukuran sebenarnya. Diameter sarang semut sesungguhnya : =0,5cm=5mm 2. Skala Diperkecil (biasanya untuk menggambarkan peta, luas lahan atau rumah yang berukuran luas. Misalnya, 1 : 1000 artinya 1 cm pada peta mewakili 1000 cm pada ukuran sebenarnya) Contoh soal : Pada gambar yang berskala 1:500 akan dibangun sebuah rumah dengan ukuran pada gambar panjang 24cm dan lebar 20cm. Berapa meterkah luas rumah sesungguhnya ? Jawab : Skala 1:500 artinya 1cm mewakili 500cm ukuran sebenarnya. Panjang rumah sesungguhnya : 24cmx500 = 12.000cm Lebar rumah sesungguhnya : 20cmx500 = 10.000cm Luas rumah sesungguhnya : 12.000cmx10.000cm : 120mx100m : 12.000m2 Operasi bilangan berpangkat Operasi bilangan berpangkat berdasarkan perkalian berganda. Misalnya, 43 = 4x4x4. Secara umum : ap =a x a x a x a x ... dengan a=bilangan pokok, p=pangkat (eksponen), dan ap=bilangan berpangkat. Sifat-sifat bilangan berpangkat : 1. ap x aq = ap+q 22 x 25 = 2x2x2x2x2x2x2 = 22+5 = 27 = 128 2. ap:aq = ap-q = = 37-4 = 33 = 27 3. (ap)q = apq 3(2p5q4r3)5 = 3(25p25q20r15) = 3(32p25q20r15) = 96p25q20r15 = 210 = 1024 Jika pangkatnya berpangkat, maka pangkatnya dipangkatkan terlebih dahulu 4. (axb)n = an x bn (2x5)3 = 23 x 53 = 8 x 125 = 1000 Pangkat 0 a0 = 1 dengan a 0 dan 0p=0 dengan p 0 contoh soal : 30 = 1 , 10000 =1 Pangkat Negatif a-n = contoh soal : Rangkuman Kelas X 9
Description: