PNEUMATOLOGI AMOS YONG DAN REFLEKSI MISIOLOGI (Perspektif Pentakosta/Kharismatik Indonesia) Junifrius Gultom1 Abstraksi Pemikiran pneumatologis Amos Yong dapat dikatakan mewakili teolog Pentakosta yang progresif, produktif, di mana pemikirannya menjadi pionir cara berteologi Pentakosta yang bersifat dialogis dan ekumenis, bahkan mampu menariknya hingga pada diskursus agama-agama. Pemikiran Amos Yong terkait dengan dialog agama-agama dari perspektif penumatologis, dengan pendekatan yang lebih dialogis ketimbang apologetis. Hal ini merupakan terobosan dari kebiasaan yang dilakukan oleh kelompok Pentakosta/Kharismatik pada umumnya, di mana mereka tidak pernah tertarik untuk mengkaitkan pneumatologi dengan diskursus teologi agama-agama, melainkan berkutat pada persoalan Baptisan Roh Kudus dan pengembangan karunia Roh Kudus yang sering disebut sebagai “anugerah kedua”. Dalam pneumatologinya, Yong menawarkan menawarkan tiga kriteria; divine presence, divine absence dan divine activity, yang dapat memampukan gereja untuk discern kehadiran dan pekerjaan Allah. Yong juga menekankan bahwa Roh Kudus akan memampukan orang-orang Kristen menginternalisasi “the hospitality of God” dengan menolong kita untuk berinteraksi secara positif sebagai host dalam dunia yang pluralis secara agama. Sekalipun pertumbuhan gereja dianggap penting, namun demikian misi eklesiologi harus di bawah konsep missio Dei, yaitu misi yang berfokus pada peningkatan dan kemajuan Kerajaan Allah, ketimbang Pertumbuhan Gereja. Hal ini dikarenakan gereja bukanlah Kerajaan Allah, tetapi agenda dari Kerajaan Allah, sehingga misi tidak berpusat pada gereja. Gereja berpartisipasi dalam misi Allah di dunia. Pneumatology of Amos Yong and Missiology Reflection (Perspective of Indonesia Pentacostal/Charismatic) Abstract Amos Yong’s pneumatology could represent of progressive and productive Pentacostal theologian, whose thought became pioneer to make theology of pentacostal with ecumenical and dialogue manner, even brought it to the Religion discourse. Amos Yong’s thought was concerned to religions dialogue with pneumatology perspective, preffering dialogue approach to apologetics. This was a breakthrough of Pentacostal/Charismatics’ customs, which they had never (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) 1Dosen STT Bethel Petamburan, Jakarta interested to correlate pneumatology with theology of religions discourses, yet kept focus on issues of Baptism with Holy Spirit or spiritual gifts, which so-called “second blessing”. In Yong’s pneumatology offered three criterions; divine presence, divine absence and divine activity, which enable church to discern the presence and work of God. Yong also emphasized that Holy Spirit will enable christians to internalize “the hospitality of God” by helping us to interact positively as host in religiously pluralistic world. Although the church growth was considered to be important, yet mission of church must be under the concept of missio Dei, which focused on enhancing or improving God’s Kingdom. Mission is not church- centered, because church is not God’s Kingdom. Church is participated in God’s mission throughout the world. PENDAHULUAN Pentakostalisme dan Sains; Disabilitas, dan Dialog Budha dan Penulis mengangkat topik Kristen. mengenai Pneumatologi Amos Yong karena bagi penulis Amos Yong, PEMIKIRAN AMOS YONG mewakili teolog Pentakosta yang Discerment of the Spirit2 progresif, produktif, dan buah-buah pemikirannya menjadi pionir cara Salah satu “terobosan” sekaligus berteologi Pentakosta yang bersifat “keberanian” yang dilakukan oleh dialogis dan ekumenis, bahkan Yong dalam pemikirannya adalah mampu menariknya hingga pada terkait dengan dialog agama-agama diskursus agama-agama. Amos Yong dari perspektif pneumatologi, selain adalah Dekan dan J. Rodman dialognya dengan sains. Williams Professor of Theology di Pendekatanya lebih bersifat dialogis Regent University’s School of ketimbang apologetik. Mengapa saya Divinity dan pendeta pada the katakan demikian, karena selama ini Assemblies of God. Ia terlahir orang-orang Pentakosta/Kharismatik sebagai seorang Malaysia dari orang tidak pernah tertarik untuk tua China. Pada usia 10 tahun, Yong, mengkaitkan pneumatologi dengan bersama orang tuanya, berimigrasi ke diskursus teologi agama-agama, Amerika (California). Yong adalah (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) penulis yang sangat kompeten untuk 2Amos Yong, Discerning the Spirit(s): A Pentecostal-Charismatic Contribution to isu-isu Pentakostal Global; Christian Theology of Religions (Sheffield, England: Sheffield Academic Press, 2000) tetapi kepada pendekatan konservatif berisi kuaitas-kualitas particular dan yang melulu berkutat pada norma-norma harus diakui dan percakapan tentang pekerjaan dihormati untuk kebaikannya yang “anugerah kedua” yang disebut telah diciptakan adalah untuk baptisan Roh Kudus dan manifestasi- dialami. Dengan kategori ini, Yong manifestasi Roh Kudus di dalam menyimpulkan bahwa Roh ALLAH konteks gereja lokal dan kaitannya (dalam Trinitas) yang keberadaan- dengan spiritualitas privat dan Nya adalah persekutuan dapat secara individualistik. universal hadir pada semua orang, Dengan dasar Trinitarian, Yong kebudayaan, dan tempat-tempat meletakkan pneumatologinya dengan hingga tingkat mana komunitas menggunakan tiga kategori umum ciptaan secara autentik dialami pengalaman agamawi (akan sebagai kesatuan dalam kepelbagaian disinggung juga hal ini di bawah ini) dan kepelbagaian di dalam kesatuan.3 yaitu: kehadiran ilahi, aktifitas ilahi Dalam pendekatannya, Amos dan absensi (ketidakhadiran) ilahi. Ia melihat bahwa mem-frame teologi membangun hal ini di atas dasar agama-agama sebagai suatu subset pernyataan Donald Gelpi bahwa dari doktrin ALLAH secara generik “pengalaman masa kini dari realitas merupakan sesuatu yang over ALLAH Kristen dimulai pada suatu optimistik. Demikian pula, mem- perjumpaan dengan Hembusan frame-nya dengan kategori-kategori Kudus (the Holy Breath) yang kristologi secara defensif memang disadari” dengan klaim bahwa semua bisa saja membungkam klaim pengalaman secara esensial agama-agama lain, tetapi sedikit merupakan bersifat Roh.” Kemudian efektif dalam keterlibatan yang lebih Yong mengembangkan kategori ofensif yang mengakui segi kehadiran Roh ALLAH itu sebagai (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) “pengalaman kita akan relasional, 3Joe Davis, Engaging Amos Yong’s dan melalui ini, kategori dari Foundational Pneumatology and Theology of Discernment from Latino ALLAH, dimediasi oleh kehadiran Pentecostal Perspectives. Lihat: http://love2justice.wordpress.com/2013/05/2 Roh ALLAH. Berkat pekerjaan 6/engaging-amos-yongs-foundational- pneumatology-and-theology-of- Firman dan Roh, semua hal-hal yang discernment-from-latino-pentecostal- perspectives partikularitas inkarnasional ALLAH secara positif sebagai host dalam (Yoh. 1:14), dan keseimbangannya dunia yang pluralis secara agama. akan aspek universalitas dari Roh Aktivitas ilahi dijelaskan sebagai yang dicurahkan kepada semua force fields iman, pengharapan dan manusia (baca: flesh, Kis. 2:17).4 kasih yang diciptakan Roh Kudus Yong mengkiritik absennya yang memampukan umat manusia diskursus Roh di dalam teologi beranjak dari hubungan-hubungan Barat, yang berpengaruh pada yang teralienasi, terluka dan kecurigaan kepada spirits dalam destruktif menuju hubungan yang agama-agama lain. Yong kemudian rekonsiliatif, saling membangun, mempercayai bahwa Roh sebenarnya menyembuhkan dan menyelamatkan. bisa saja telah memperluas kehadiran Oleh karenanya aktifitas universal dan aktifitas ALLAH di dalam dari Roh adalah untuk agama-agama non-Kristen. Namun, mengintegrasikan sesuatu kepada untuk tidak mengaburkannya dengan lingkungannya dalam suatu cara roh-roh yang destruktif dan demonik, sedemikian rupa sehingga ia dapat maka Yong mencoba untuk menjadi autentik bagi dirinya sendiri menawarkan tiga kriteria-seperti dan menjadi pelayanan dalam yang disebutkan di atas-yaitu divine hubungan-hubungannya dengan presence, divine absence dan divine orang lain. Namun, Yong menyadari activity yang dapat memampukan bahwa ideal semacam itu bersifat gereja untuk discern kehadiran dan eskatologi walau disela oleh Roh pekerjaan ALLAH atau menolak Kudus, maka ciptaan menghadapi yang demonik atau destruktif itu. divine absence dan belum dapat Yong juga menekankan bahwa Roh terwujud di sini dan sekarang karena Kudus akan memampukan orang- penolakan manusia kepada tujuan- orang Kristen menginternalisasi “the tujuan ilahi mereka, yang hospitality of God” dengan mengekspresikan kebebasannya yang menolong kita untuk berinteraksi destruktif, ketidakadilan- (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) ketidakadilan, alianasi, dan 4Craig Ott, et al., Encountering penindasan-penindasan. Ini yang Theology of Mision. Biblical Foundations, Historical Developments, and Contemporary Issues. (Grand Rapids, MI: Baker Books, 2010), 308-09 kemudian disebutnya sebagai wujud meyakini bahwa agama tersebut dari pekerjaan demonic spirits. dapat diakui sebagai yang memberitakan berita keselamatan Problem Untuk Orang-orang Injili, ketika ia terbukti membawa tanda- Tidak Bagi Pentakostal/ Kharismatik tanda yang bersifat praksis yaitu keadilan, kasih, keberpihakan kepada Secara pribadi merasa tertantang kaum marjinal dan tindakan-tindakan oleh pemikiran Yong ini. Yang lainnya yang bersifat liberatif. Bila menarik adalah, Yong kemudian tidak, Yong menyebutnya, situasi itu mengemukakan proses tiga rangkap- sebagai divine absence. Dan dalam semacam screening-yang dapat men situasi ini, maka agama itu discern apakah Roh ALLAH sesungguhnya sedang bersekutu sungguh-sungguh ada hadir di dalam dengan roh-roh yang demonik, agama-agama, termasuk kekristenan walaupun kelihatannya menampilkan yaitu pertama, kriteria eksperiensial- kehebatan bersifat fenomenal. fenomenologi. Kedua, kriteria etis- Dengan pemahaman seperti ini, moral; ketiga, soteriologikal teologis. maka bukan tidak mungkin orang- Kriteria yang pertama merujuk orang Pentakostal/Kharismatik yang kepada bentuk-bentuk aestetik mengklaim penuh Roh Kudus itu, berupa symbol-simbol, dan ritual- sesungguhnya bersekutu dengan roh ritual. Kriteria pengalaman- yang denomik dan destruktif— pengalaman rohani yang fenomenal karena Yesus telah mengatakan, itu akan dilihat sejauhmana ia “dari buahnyalah kamu mengenal melahirkan suatu bentuk-bentuk mereka”—bila tidak menunjukkan tindakan-tindakan etis yang holistik, tanda-tanda praksis seperti di atas, hubungan-hubungan komunal yang dan dengan sendirinya menjadi tidak terpelihara dan diperkuat, maka relevan untuk membicarakan peran untuk sementara dapat dikatakan soteriologisnya. bahwa Roh ALLAH yang universal Diskursus misi dalam kaitannya itu memang sungguh hadir di agama dengan Spirit/spirits pada konteks tersebut. Namun, menjadi titik Asia telah lama disadari karena krusial pada kriteria ketiga, memang Asia (dan juga Afrika) menyangkut aspek soteriologi. Yong adalah negara-negara dimana hidup bernama Hwang Yung. 6 Lebih segala bentuk kepercayaan serta moderat maksudnya, Yung lebih budaya besar yang inheren dengan memilih pendekatan yang holistik, dunia roh. Namun, tampaknya orang- yang menghindari ekstrim orang Injili sendiri lebih memilih pembacaan Alkitab Barat dengan untuk memasukkannya di dalam presuposisi Pencerahan dan ekstrim bingkai “Bible in the Context,” pembacaan yang dualistik Kosuke karena kekuatiran mereka akan “roh Koyama yang membutakan kita dari yang lain,” yang bukan dimaksudkan kebenaran-kebenaran utama dari oleh Alkitab.5 Pneumatologi Yong sejarah dan penafsiran Minjung ini masih sulit diterima oleh orang- Theology yang me-reduce ayat-ayat orang Injili karena dianggap suatu Alkitab kepada sekedar politis. proyek ambisius yang dapat men- Bagi orang-orang Pentakosta/ domestifikasi (meminjam istilah Kharismatik sendiri, pengetahuan Lesslie Newbigin) Injil, men- dunia roh, lebih kepada genre-genre sinkretisme-kan kekristenan dan seperti power encounter, exorcism resiko depersonalisasikan Roh dan healing movement. Tampaknya Kudus. Saya teringat bagaimana untuk mewujudkan genre-genre ini reaksi keras orang-orang Injili dan ditingkat praktis, orang-orang Ortodoks-dengan melakukan walk Pentakosta/ Kharismatik tidak terlalu out-atas presentasi dan dramatisasi pusing dengan isu sekitar kontekstualisasi dari Spirit oleh sinkretisme. Di awal pelayanan seorang teolog wanita muda asal Yonggi Cho, Korea, banyak orang- Korea, Dr. Chung Hyun Kyung pada orang Injili menuduhnya sesat karena pertemuan WCC di Canberra 1991. pneumatologinya serta ajaran- Pandangan yang lebih moderat ajarannya secara umum terlalu dari orang-orang Injili ini pernah sinkretis, yang memcampur adukkan diajukan oleh seorang teolog yang pneumatologi Alkitab dengan Taoism, Shamanism dan Faith (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) 6Hwang Yung, Mangoes or Bananas? 5Lihat: Bong Rin Ro, Bible in Asia The Quest for an Authentic Asian Context, 1982; Paul G. Hiebert, Christian Theology. Biblical Theology in Anhtropological Insights for Missionaries, an Asian Context. (Oxford, UK., Regnum, 1985 1997), 224-225 Movement Theology. Namun, pengetahuannya akan agama-agama belakangan, tuduhan-tuduhan itu Timur bersama dengan kuasa-kuasa makin mereda, bahkan pemikiran- adikrotinya, sebagaimana pada pemikiran pneumatologi Yonggi Cho Buddhisme, yoga, agama-agama telah menjadi subjek yang secara Jepang seperti Soka Gakkai. Ia rutin diangkat pada symposium merujuk “evil spirit world” dalam Internasional Teologi Yonggi Cho, buku itu dimana berada di bawah oleh para ahli-ahli dari seluruh dunia, kuasa dan otoritas ALLAH yang baik para pengkritik Cho, hingga maha kuasa. yang mendukungnya. Maka sebenarnya Pentakosta/ Allan Anderson dalam esainya Kharismatik (Neo-Pentakosta) berjudul, “Contextual Pentecostal merupakan pihak yang lebih “bisa Theology of David Yonggi Cho,”7 diajak dialog” terkait dengan usaha- menyimpulkan bahwa Cho, usaha kontekstualisasi dunia roh sebenarnya telah berhasil kepada agama-agama Asia. Paling mengembangkan suatu teologi tidak untuk tingkat pengembangan kontekstual di dalam tulisan-tulisan pengetahuan dan kesadaran akan dan pelayanannya. Didukung oleh dunia Roh/roh itu sendiri. Memang, beberapa disertasi (di Birmingham masih “terganjal” oleh masalah yang dan di Fuller) mengenai tema-tema terkait dengan soteriologi. Sebab, seperti Korean Church Growth and bagaimanapun, orang-orang Yonggi Cho, dan atas dasar buku Cho Pentakosta/ Kharismatik masih Fourth Dimension, Anderson menyakini bahwa akhirnya roh-roh menyatakan untuk jangkauan tertentu pada kepercayaan lain harus pesan Pentakostal Cho merupakan dimenangkan kepada Kristus. One suatu teologi kontekstual yang telah more person for Christ adalah beradaptasi dan mentransformasi pernyataan yang sering dilontarkan situasi-situasi budaya dan agama . . . oleh orang-orang Pentakosta/ Konsep Cho dalam buku Fourth Kharismatik dan keyakinan mereka Dimension dikaitkan dengan akan pekerjaan Roh Kudus seperti pada masa Kisah Rasul yang (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) membawa para tenung untuk 7Asia Journal of Pentecostal Studies 7:1 (2004), 101-123 meninggalkan praktek-praktek majik kontekstualisasi pesan Kristen pada mereka dan mengikut Roh yang dunia roh, dimaksudkan untuk disembah orang-orang Kristen. pemetaan daerah-daerah yang Sementara itu, orang-orang Injili dikuasai oleh roh-roh untuk sendiri tampaknya “sudah mengunci” kemudian dilakukan peperangan kemungkinan pengembangan yang terhadapnya. dinamis, dialogis dan berbasis Penginjilan dan Dialog Antar praksis, karena kesetiaan mereka Agama/Iman pada sola scriptura-nya. Orang- Karena discernment of the Spirit orang Pentakosta/ Kharismatik lebih Amos Yong dalam rangka dialog berbasis penghayatan kerja ALLAH agama-agama maka, isu yang krusial masa kini yang lebih dinamis. Peter adalah bagaimana orang-orang Wagner melihat bahwa orang-orang Pentakosta/ Kharismatik Pentakosta/Kharismatik adalah memahaminya di dalam kerangka people of prayer dan bahwa mereka semangat mereka akan pemberitaan percaya ALLAH mempunyai kuasa Injil? Bagaimanapun, kita harus atas Setan, penyakit, kemiskinan dan mengakui konteks yang terus alienasi. Pada tahun 1980an, orang- berubah telah menantang kita orang Pentakosta/Kharismatik dan memikirkan ulang akan pola-pola Para Penggagas Gelombang Ketiga pendekatan kita terhadap Alkitab dan mengutarakan pendekatan spiritual pendekatan misi kita. Stephen B. mereka kepada pelayanan dan misi. Bevans dan Roger P. Schroeder Mereka kemudian menggagas ide benar berkata, “ … berada di dalam peperangan rohani (spiritual walfare) misi artinya berubah secara yang berfokus pada identifikasi roh- berkesinambungan sebagaimana Injil roh dimana mereka percaya bahwa berhadapan dengan konteks-konteks mengendalikan kawasan-kawasan yang baru dan beragam. Namun yang menjadi penentang bagi Injil8. perubahan seperti itu, bukanlah Maka, pada Pentakosta/Kharismatik, semena-mena, namun selalu ada hal- (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) hal tertentu yang bersifat konstan 8Michael Pocock, et al., The Changing Face of World Missions. Engaging yang-meskipun hal-hal itu bisa Contemporary Issues and Trends. (Grand berbeda muatannya-selalu hadir Rapids, MI: Baker Books, 2005), 188 sebagai suatu kerangka kerja dengan sosial membuat orang-orang Injili mana Gereja mengidentifikasikan sungkan untuk mengembangkan dirinya sendiri dan sekitar mana dialog dengan kepercayaan- pesan Injil mengambil bentuknya.”9 kepercayaan/agama lain. Namun Dalam konteks Indonesia, saya lebih menyetujui pandangan dimana kenyataan pluralis agama, yang seimbang bahwa penginjilan suku, ras dan bahasa membuat dialog dan dialog dapat diberlangsungkan menjadi suatu keniscayaan. Penulis seperti pandangan Lessie Newbigin, sendiri menyetujui pemikiran bahwa Johannes Nissen, dan David J. Bosh. Penginjilan dan Dialog dapat Studi historis dan hermeneutik dilakukan sekaligus. Tidak ada dari Misi PB dan Misi yang pertentangan. Penginjilan seharusnya dilakukan oleh Johannes Nissen10 tidak meniadakan dialog, dan dialog menunjukkan bahwa tidak ada seharusnya tak mengorbankan referensi apapun di PB yang penginjilan. Namun bagaimana hal mendukung cara-cara penginjilan itu dapat dilakukan? Ini terkait yang meng-kristen-kan orang lain. dengan apa definisi kita tentang PB secara hermeneutik menentang a dialog dan apa definisi kita tentang triumphant evangelization paradigm. penginjilan. Kristeninasi dan proselitisasi Kelompok Injili dan Ekumenikal merupakan suatu konsep yang telah cukup lama ada di dalam manipulatif dan tidak sesuai dengan perdebatan-perdebatan khususnya Alkitab. Pemberitaan Injil pada pertemuan-pertemuan WCC seharusnya konsern pada dan IMC. Orang-orang Ekumenikal keselamatan ALLAH dan cenderung terlalu menekankan pengampunan-Nya melalui Yesus Dialog, sementara orang-orang Injili Kristus dan membiarkan orang cenderung kepada proyek tersebut mengambil keputusan. penyelamatan jiwa. Keutamaan (the Pelayanan diakonal sosial gereja primacy) penginjilan atas aksi-aksi tidak boleh dipergunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi orang (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) 9Stephen B. Bevans dan Roger P. (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) Schroeder, Constants in Context: A 10Johannes Nissen, New Testament and Theology of Mission for Today (Maryknoll, Mission Historical and Hermeneutical NY.: Orbis, 2004), 72. Perspectives (2006) dari kepercayaan lain merubah sosial dan ekonomi. Namun, ia telah agamanya. Aksi sosial gereja harus secara penuh memberitakan Injil dan murni sebagai panggilan bagi dengan demikian pekerjaannya solidaritas kemanusiaan sebagai sebagai misionaris telah selesai. teladan Yesus. Namun Newbigin menjelaskan Maka kemudian benar apa yang bahwa penginjilan adalah suatu dikatakan oleh Newbigin11, bahwa keharusan dan Kristus mempunyai penginjilan tidak sekedar membawa tempat yang unik di dalam sejarah orang-orang menjadi Kristen. Sukses dan tak dapat disamakan dengan misi tidak dapat diukur baik oleh dewa-dewa dan juruselamat- Pertumbuhan Gereja, dan bukan pula juruselamat agama lain. Maka karena oleh memanusiakan masyarakat, Injil adalah kebenaran, ia harus menghapuskan penyakit-penyakit dibagikan secara universal. Ia tak sosial, menyediakan pendididkan, dapat sekedar opini privat. Ketika kesembuhan, dan pengembangan kita sharekan, kita memberi ekonomi. Newbigin mengajukan kesempatan kepada mereka untuk contoh Rasul Paulus yang memahami kebenaran dengan cara mengatakan kepada orang-orang mereka sendiri, memahami siapa diri Kristen di Roma bahwa ia telah mereka karena mereka dapat kisah menyelesaikan pekerjaannya di sejati dimana mereka merupakan seluruh kawasan mulai dari bagian di dalamnya. Inilah suatu Yerusalem hingga Adriatik dan ia tempat yang paling penting dari tidak “mempunyai lagi tempat untuk kebutuhan akan pemahaman yang bekerja di sana” (Rom. 15:23). benar terhadap Injil menurut Dengan pernyataan ini, Paulus mau Newbigin. Maka, dimana Injil menegaskan bahwa ia tidak diberitakan, pertanyaan tentang menaklukkan semua orang di makna sejarah manusia –sejarah wilayah-wilayah itu, juga bukan universal dan kisah personal dari tiap telah mengatasi masalah-masalah manusia-diajukan. Newbigin menegaskan bahwa Kristus adalah (cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3)(cid:3) 11Lessie Newbigin, The Gospel in a the clue of history. Ia menolak Pluralistic Society, (Grand Rapids, MK: proyek Yesus Sejarah-nya William Eerdmans & Geneva: WCC,1989), 121-125, 158, 182.
Description: