ebook img

NASRUL AKBAR NIM PDF

22 PagesΒ·2017Β·0.78 MBΒ·Indonesian
by Β 
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview NASRUL AKBAR NIM

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS PASAR, EFISIENSI, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETUN ON ASSET (ROA) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Program Studi Manajemen Oleh : NASRUL AKBAR NIM: 2013210657 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2017 THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, ASSET QUALITY,MARKET SENSITIVITY, EFFICIENCY, ANDSOLVABILITY OF RETURNON ASSET (ROA) ON FOREIGN EXCHANGE NATIONAL PRIVATE COMMERCIAL BANKS NASRUL AK BAR 20132106 57 Email: nasrulakbaar [email protected] ABSTRACT This research aims to analyze whether the LDR, IPR, LAR, APB, NPL,IRR, PDN, BOPO, FBIR, and PR have significant infl uence simultaneously and partial to ROA on Foreign Exchange National Privat e Commercial Banks. The sample of this research are three banks, namely: Bank PAN Indonesia, Tbk, Bank Permata, Tbk, and Bank CIMB Niaga, Tbk. Data and collecting data method in this research is secondary data which is taken from financial report of Foreign Exchange National Private Commercial Banks. Bank started from the first quarter period of 2011 until the second quarter period of 2016. The technique of data analyzing is descriptive analyze and usi ng multiple regression linier analyze, f test and t test. The result of the research s how that LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, and PR have sig nificant influence simultaneously to ROA on Foreign Exchange National Private Commercial Banks. LDR, NPL, and PDN partially have positive unsignificant influence to ROA on Foreign Exchange National Private Commercial Banks. IPR, LAR, APB, IRR, FBIR, and PR partially have negative unsignificant influence to ROA on Foreign Exchange National Private Commercial Banks. BOPO partially have negative significant influence to ROAon Foreign Exchange Natio nal Private Commercial Banks. Keywords: Liquidity, Asset Quality, Market S ensitivity, Efficiency, Solvability. PENDAHULUAN Perkembangan era globalisasi masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyebabkan aspek ekonomi, politik, menyalurkan kepada masyarakat dalam serta budaya berkembang dengan pesat. bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk Perkembangan ekonomi yang pesat lainnya dalam rangka meningkatkan taraf mempunyai pengaruh kuat pada dunia hidup rakyat banyak. Dalam perekonomian perbankan. Peningkatan perekenomian suatu Negara lembaga keuangan Negara memiliki peranan yang sangat perbankan mempunyai fungsi sebagai penting dalam dunia perbankan. Menurut Financial Intermediary yaitu dana yang UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang dihimpun dari pihak yang kelebihan dana perbankan, pengertian bank adalah badan (deposan) disalurkan ke pihak yang usaha yang menghimpun dana dari 1 xiii membutuhkan dana (debitur) dalam wujud tingkat kemampuan bank dalam mencapai kredit. dan memperoleh keuntungannya. Oleh Dalam kegiatan operasional bank karena itu, apabila ROA suatu bank bertujuan untuk mencapai keuntungan semakin tinggi maka semakin tinggi pula yang tinggi dan kemudian menempatkan tingkat keuntungan yang dicapai oleh dananya pada aktiva yang produktif. suatu bank dan hal ini menunjukkan Return on Asset (ROA) dapat digunakan bahwa semakin baik pula suatu bank dari sebagai alat ukur dalam mengetahui segi penggunaan asset. Tabel 1 Perkembangan ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2011 - 2016 TAHUN RATA" RATA" NO NAMA BANK 2011 2012 Tren 201 3 Tren 2014 Tren 2015 Tren 2016* Tren ROA TREN 1 PT. BANK ANTARDAERAH 0.91 1.10 0.19 1.42 0.32 0.86 -0.56 0.45 -0.41 -5.83 -6.28 -0.18 -1.35 2 PT. BA NK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk 0.72 0.66 -0.06 1.3 9 0.73 0.79 -0.60 0.33 -0.46 0.67 0.34 0.76 -0.01 3 PT. BANK BUKOPIN, Tbk 1.87 1.83 -0.04 1.75 -0.08 1.23 -0.52 1.39 0.16 1.71 0.32 1.63 -0.03 4 PT. BA NK BUMI ARTA, Tbk 2.11 2.47 0.36 2.0 5 -0.42 1.52 -0.53 1.33 -0.19 1.57 0.24 1.84 -0.11 5 PT. BA NK CAPITAL INDONESIA, Tbk 0.84 1.32 0.48 1.5 9 0.27 1.33 -0.26 1.10 -0.23 1.39 0.29 1.26 0.11 6 PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk 3.82 3.59 -0.23 3.84 0.25 3.86 0.02 3.84 -0.02 3.05 -0.79 3.67 -0.15 7 PT. BA NK CIMB NIAGA, Tbk 2.78 3.11 0.33 2.7 5 -0.36 1.60 -1.15 0.21 -1.39 2.70 2.49 2.19 -0.02 8 PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 2.84 3.18 0.34 2.75 -0.43 3.14 0.39 1.45 -1.69 3.08 1.63 2.74 0.05 9 PT. BA NK EKONOMI RAHARJA, Tbk 1.49 1.02 -0.47 1.1 9 0.17 0.30 -0.89 0.11 -0.19 2.56 2.45 1.11 0.21 10 PT. BA NK GANESHA 0.78 0.65 -0.13 0.9 9 0.34 0.21 -0.78 0.36 0.15 1.71 1.35 0.78 0.19 11 PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk 3.00 2.78 -0.22 2.23 -0.55 2.81 0.58 1.94 -0.87 1.68 -0.26 2.41 -0.26 12 PT. BA NK INDEX SELINDO 1.23 2.45 1.22 2.4 0 -0.05 2.24 -0.16 2.06 -0.18 1.78 -0.28 2.03 0.11 13 PT. BANK JTRUST INDONESIA, Tbk 2.17 1.06 -1.11 -7.58 -8.64 -4.97 2.61 -5.37 -0.40 -1.57 3.80 -2.71 -0.75 14 PT. BA NK KEB HANA INDONESIA 1.41 1.53 0.12 1.8 4 0.31 2.22 0.38 2.34 0.12 2.89 0.55 2.04 0.30 15 PT. BANK MASPION INDONESIA 1.87 1.00 -0.87 1.11 0.11 0.82 -0.29 1.10 0.28 1.61 0.51 1.25 -0.05 16 PT. BA NK MAYAPADA INTERNASIONAL, Tbk 2.07 2.41 0.34 2.5 3 0.12 1.95 -0.58 2.10 0.15 2.48 0.38 2.26 0.08 17 PT. BA NK MAYBANK INDONESIA, Tbk 1.11 1.49 0.38 1.5 3 0.04 0.64 -0.89 1.24 0.60 1.29 0.05 1.22 0.04 18 PT. BANK MEGA, Tbk 2.29 2.74 0.45 1.14 -1.60 1.16 0.02 1.97 0.81 1.88 -0.09 1.86 -0.08 19 PT. BA NK MESTIKA DHARMA 4.36 5.05 0.69 5.4 2 0.37 3.86 -1.56 3.53 -0.33 2.53 -1.00 4.13 -0.37 20 PT. BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk -1.64 0.09 1.73 -0.93 -1.02 -0.82 0.11 0.10 0.92 0.15 0.05 -0.51 0.36 21 PT. BA NK MULTIARTA SENTOSA 2.21 2.34 0.13 2.6 5 0.31 2.00 -0.65 1.60 -0.40 1.93 0.33 2.12 -0.06 22 PT. BA NK NATIONALNOBU 1.16 0.59 -0.57 0.7 8 0.19 0.43 -0.35 0.38 -0.05 0.61 0.23 0.66 -0.11 23 PT. BANK NUSANTARA PARAHYANGAN, Tbk 1.53 1.57 0.04 1.58 0.01 1.32 -0.26 0.99 -0.33 0.93 -0.06 1.32 -0.12 24 PT. BA NK OCBC NISP, Tbk 1.91 1.79 -0.12 1.8 1 0.02 1.79 -0.02 1.68 -0.11 1.98 0.30 1.83 0.01 25 PT. BANK PAN INDONESIA, Tbk 2.02 1.96 -0.06 1.85 -0.11 1.79 -0.06 1.27 -0.52 1.57 0.30 1.74 -0.09 26 PT. BA NK OF INDIA INDONESIA, Tbk 3.66 3.14 -0.52 3.8 0 0.66 2.73 -1.07 0.62 -2.11 -18.70 -19.32 -0.79 -4.47 27 PT. BANK PERMATA, Tbk 2.00 1.70 -0.30 1.55 -0.15 0.16 -1.39 0.16 0.00 -1.24 -1.40 0.72 -0.65 28 PT. BA NK QNB KESAWAN, Tbk 0.46 -0.81 -1.27 0.0 7 0.88 1.05 0.98 0.87 -0.18 -1.18 -2.05 0.08 -0.33 29 PT. BA NK RABOBANK INTERNASIONAL INDONESIA 0.52 0.59 0.07 0.4 4 -0.15 0.28 -0.16 -5.09 -5.37 1.05 6.14 -0.37 0.11 30 PT. BANK SBI INDONESIA 1.58 0.83 -0.75 0.97 0.14 0.78 -0.19 -6.10 -6.88 0.69 6.79 -0.21 -0.18 31 PT. BR I AGRONIAGA, Tbk 1.39 1.63 0.24 1. 66 0.03 1.53 -0.13 1.55 0.02 1.51 -0.04 1.55 0.02 32 PT. BANK ICBC INDONESIA 0.73 1.00 0.27 1.14 0.14 1.09 -0.05 1.20 0.11 1.32 0.12 1.08 0.12 33 PT. BA NK SINARMAS, Tbk 1.07 1.74 0.67 1. 71 -0.03 1.02 -0.69 0.95 -0.07 1.70 0.75 1.37 0.13 34 PT. BANK UOB INDONESIA 2.30 2.60 0.30 2.38 -0.22 1.23 -1.15 0.77 -0.46 0.91 0.14 1.70 -0.28 35 PT. BANK BNI SYARIAH 1.29 1.48 0.19 1.37 -0.11 1.27 -0.10 1.43 0.16 1.59 0.16 1.41 0.06 36 PT. BA NK MAYBANK SYARIAH INDONESIA 3.57 2.88 -0.69 2. 17 -0.71 3.61 1.44 -20.13 -23.74 -11.02 9.11 -3.15 -2.92 37 PT. BANK WINDU KENTJANA INTERNASIONAL, Tbk 0.96 2.04 1.08 1.74 -0.30 0.79 -0.95 1.03 0.24 0.84 -0.19 1.23 -0.02 38 PT. BANK SHINHAN INDONESIA 1.36 0.78 -0.58 0. 96 0.18 1.16 0.20 0.76 -0.40 1.91 1.15 1.16 0.11 39 PT. BANK MUAMALAT INDONESIA 1.52 1.54 0.02 1.37 -0.17 0.17 -1.20 0.20 0.03 0.15 -0.05 0.83 -0.27 40 PT. BANK MEGA SYARIAH 1.58 3.81 2.23 2. 33 -1.48 0.29 -2.04 0.30 0.01 3.21 2.91 1.92 0.33 41 PT. BANK SYARIAH MANDIRI 1.95 2.25 0.30 1. 53 -0.72 0.17 -1.36 0.56 0.39 0.62 0.06 1.18 -0.27 42 PT. BANK BNP PARIBAS INDONESIA 3.01 1.16 -1.85 1.64 0.48 4.57 2.93 1.81 -2.76 2.59 0.78 2.46 -0.08 43 PT. BANK COMMONWEATH 0.36 0.88 0.52 1. 65 0.77 1.38 -0.27 -0.24 -1.62 -2.42 -2.18 0.27 -0.56 44 PT. BANK AGRIS 0.47 0.51 0.04 0.77 0.26 0.29 -0.48 0.17 -0.12 0.00 -0.17 0.37 -0.09 JUMLAH 74.64 77.53 2.89 67. 33 -10.20 55.65 -11.68 8.32 -47.33 17.88 9.56 50.23 -11.35 RATA-RATA 1.70 1.76 0.07 1.53 -0.23 1.26 -0.27 0.19 -1.08 0.41 0.22 1.14 -0.26 Sumber: bi.go.id Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesia, diolah. (*) Per Bulan Juni 2016 Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat rata Tren ROA, terdapat 27 (dua puluh diketahui bahwa hampir semua Bank tujuh) Bank Umum Swasta Umum Swasta Nasional Devisadari tahun Nasional Devisa yang mengalami 2010 sampai dengan 2016 pernah penurunan rata-rata Tren ROA. hal inilah mengalami penurunan Return On Asset yang menyebabkan peneliti tertarik untuk (ROA). Namun jika melihat setiap rata - melakukan penelitian tentang profitabilitas 2 bank dan mengkaitkannya dengan faktor- kemampuan bank untuk memelihara dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi memenuhi kebutuhan likuiditas yang ROA. memadai dan kecukupan manajemen Tujuan dari dilakukannya risiko likuiditas. Dalam mengukur penelitian ini untuk: (1) Mengetahui likuiditas suatu bank dapat diukur dengan signifikansi pengaruh LDR, IPR, LAR, menggunakan rasio sebagai berikut: APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) PR secara bersama-sama terhadap ROA Menurut Veithzal Rivai (2013:483) LDR pada Bank Umum Swasta Nasional adalah rasio yang mengukur perbandingan Devisa; (2) Mengetahui signifkansi jumlah kredit yang diberikan bank dengan pengaruh positif LDR, IPR, LAR, FBIR, dana yang diterima oleh bank, yang dan PR secara parsial terhadap ROA pada menggambarkan kemampuan bank dalam Bank Umum Swasta Nasional Devisa; (3) membayar kembali penarikan dana oleh Mengetahui signifikansi pengaruh negatif deposan dengan mengandalkan kredit yang APB, NPL, dan BOPO secara parsial diberikan sebagai sumber likuiditasnya. terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Rumus LDR adalah sebagai berikut: Nasional Devisa; (4) Mengetahui Total Kredit yg berikan LDR= X 100% signifikansi pengaruh positif atau negatif Total Dana Pihak Ketiga Investing Policy Ratio (IPR) IRR dan PDN secara parsial terhadap Menurut Veithzal Rivai (2013:484) IPR ROA pada Bank Umum Swasta Nasional merupakan kemampuan bank dalam Devisa; (5) Mengetahui manakah rasio melunasi kewajibannya kepada para LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, deposannya dengan cara melikuidasi surat- BOPO, FBIR, dan PR yang mempunyai surat berharga yang dimilikinya. Rumus pengaruh paling dominan terhadap CAR IPR adalah sebagai berikut: pada Bank Umum Swasta Nasional Total Surat Berharga Devisa. IPR = X 100% Total Dana Pihak Ketiga Loan to Asset Ratio (LAR) Menurut Veithzal Rivai (2013:484) Rasio LANDASAN TEORITIS DAN ini digunakan untuk mengukur tingkat HIPOTESIS likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi Profitabilitas permintaan kredit dengan menggunakan Profitabilitas bank adalah total asset yang dimiliki bank. Rumus kemampuan bank untuk mengukur tingkat LAR adalah sebagai berikut: efisiensi usaha dan profitabilitas yang TotalKredit LAR = X 100% dicapai oleh bank yang bersangkutan Total Aset (Veithzal Rivai, 2013:480). Pengukuran suatu kinerja profitabilitas bank dapat Kualitas Aktiva diukur dengan rasio sebagai berikut: Menurut Mudrajad Kuncoro Return On Asset (ROA) Suhardjono (2011:519), Kualitas Aktiva ROA adalah rasio yang digunakan untuk Produktif menunjukkan kualitas aset mengukur kemampuan manajemen bank sehubungan dengan risiko kredit yang dalam memperoleh keuntungan secara dihadapi bank akibat pemberian kredit dan keseluruhan (Veithzal Rivai, 2013:480). investasi dana bank pada portofolio yang Rumus ROA adalah sebagai berikut: berbeda. Dalam mengukur kualitas aktiva Laba Sebelum Pajak suatu bank dapat diukur dengan ROA = X 100% Rataβˆ’Rata Total Aset menggunakan beberapa rasio sebagai berikut: Likuiditas Non Performing Loan (NPL) Menurut Veithzal Rivai (2013:482) likuiditas merupakan penilaian terhadap 3 Menurut Taswan (2010:166) NPL diukur dengan menggunakan beberapa merupakan perbandingan antara kredit rasio sebagai berikut: bermasalah terhadap total kredit. Semakin Beban Operasional Pendapatan tinggi rasio ini menunjukkan semakin Operasional (BOPO) buruk kualitas kreditnya. Rumus NPL Menurut Veithzal Rivai adalah sebagai berikut: (2013:482), BOPO adalah perbandingan Kredit Bermasalah antara biaya operasional dengan NPL = X 100% Total Kredit pendapatan operasional dalam mengukur Aktiva Produktif Bermasalah (APB) kemampuan bank dalam melakukan Menurut Taswan (2010:164) Aktiva kegiatan operasionalnya. Rumus BOPO produktif Bermasalah merupakan aktiva adalah sebagai berikut: produktif dengan kualitas kurang lancer, BOPO = π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ X 100% diragukan, dan macet. Rumus APB adalah π‘ƒπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ sebagai berikut: Fee Based Income Ratio (FBIR) APB =Aktiva Produktif Bermasalah X 100% FBIR yaitu jumlah pendapatan yang Total Aktiva Produktif didapat dari jasa selain bunga dan provisi pinjaman. Rumus FBIR adalah sebagai Sensitivitas berikut: Menurut Veithzal Rivai (2013:725), FBIR = 𝑃𝑒𝑛𝑑 π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ π‘‘π‘–π‘™π‘’π‘Žπ‘Ÿ π‘π‘’π‘›π‘”π‘Ž X 100% penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar 𝑃𝑒𝑛𝑑 π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ merupakan penilaian terhadap kemampuan Solvabilitas modal bank untuk mengcover akibat yang Solvabilitas merupakan ukuran ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar kemampuan bank mencari sumber dana dan kecukupan manajemen risiko pasar. untuk membiayai kegiatannya (Kasmir, Dalam mengukur sensitivitas suatu bank 2012:322-326). Solvabilitas juga dapat diukur dengan menggunakan digunakan sebagai alat ukur untuk melihat beberapa rasio sebagai berikut: kekayaan yang dimiliki oleh bank, untuk Interest Rate Risk (IRR) melihat kekayaan yang dimiliki oleh bank Menurut Mudrajad Kuncoro (2011: 273) ini dapat diukur dengan menggunakan IRR merupakan risiko yang timbul karena beberapa rasio sebagai berikut: adanya perubahan tingkat suku bunga. Primary Ratio (PR) Rumus IRR adalah sebagai berikut: Merupakan rasio untuk mengukur apakah IRSA IRR = X 100% permodalan yang dimiliki sudah memadai IRSL Posisi Devisa Netto (PDN) atau sejauh mana penurunan yang terjadi Menurut Mudrajad Kuncoro dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh Suhardjono (2011:274), PDN merupakan capital equity (Kasmir, 2012:322). Rumus selisih bersih antara aktiva dan pasiva PR adalah sebagai berikut: valas setelah memperhitungkan rekening- Modal Sendiri PR = X 100% rekening administratifnya dimana besar Total Aktiva PDN maksimum sebesar dua puluh persen Pengaruh LDR, IPR, LAR, APB, NPL, dari modal bank yang dimiliki secara IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan PR keseluruhan. Rumus PDN adalah sebagai terhadap ROA berikut: Hipotesis 1: LDR, IPR, LAR, APB, NPL, PDN = (AVβˆ’PV)+ Selisih Off Balance Sheet X 100% Total Modal IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan PR memiliki pengaruh Efisiensi signifikan secara bersama- Efisiensi merupakan kemampuan sama terhadap ROA pada bank dalam memastikan efisiensi dan BUSN Devisa. kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat (Veitzal Rifai, 2013:480). Dalam Pengaruh LDR terhadap ROA mengukur efisiensi suatu bank dapat 4 LDR dengan ROA mempunyai Hipotesis 4: LAR berpengaruh positif yang pengaruh yang positif. Hal ini dapat terjadi signifikan secara parsial karena apabila LDR meningkat maka telah terhadap ROA pada terjadi peningkatan total kredit dengan BUSN Devisa. persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase DPK akibatnya terjadi Pengaruh APB terhadap ROA peningkatan pendapatan dibandingkan APB dengan ROA mempunyai peningkatan biaya. Sehingga laba bank pengaruh yang negatif. Hal ini dapat juga akan meningkat dan ROA juga akan terjadi karena apabila APB meningkat, mengalami peningkatan.Maka dapat maka aktiva produktif bermasalah dirumuskan hipotesis sebagai berikut: mengalami peningkatan dengan persentase Hipotesis 2: LDR berpengaruh positif yang lebih besar dibandingkan peningkatan total signifikan secara parsial aktiva produktif. Akibatnya terjadi terhadap ROA pada peningkatan pada biaya pencadangan BUSN Devisa. aktiva produktif bermasalah lebih besar dari peningkatan total aktiva produktif. Pengaruh IPR terhadap ROA Sehingga pendapatan bank akan IPR dengan ROA mempunyai mengalami penurunan dan ROA juga akan pengaruh yang positif. Hal ini dapat terjadi mengalami penurunan. Maka dapat karena apabila IPR meningkat, maka surat- dirumuskan hipotesis sebagai berikut: surat berharga yang dimiliki bank Hipotesis 5: APB berpengaruh negatif mengalami peningkatan dengan persentase yang signifikan secara lebih besar dibandingkan persentase parsial terhadap ROA peningkatan dari dana pihak ketiga. pada BUSN Devisa. Akibatnya, pendapatan yang diterima oleh bank lebih besar dibanding biaya yang Pengaruh NPL terhadap ROA harus dikeluarkan oleh bank. Sehingga NPL dengan ROA mempunyai pendapatan bank akan meningkat dan laba pengaruh yang negatif. Hal ini dapat juga akan meningkat serta ROA juga akan terjadi karena apabila NPL mengalami meningkat. Maka dapat dirumuskan peningkatan, maka kredit bermasalah hipotesis sebagai berikut: mengalami peningkatan dengan persentase Hipotesis 3: IPR berpengaruh positif yang lebih besar dibanding persentase dari signifikan secara parsial peningkatan total kredit. Akibatnya akan terhadap ROA pada BUSN terjadi kenaikan biaya pencadangan yang Devisa. lebih besar dibanding kenaikan pendapatan yang diterima oleh bank. Akibatnya, Pengaruh LAR terhadap ROA pendapatan bank mengalami penurunan LAR memiliki pengaruh positif sehingga laba yang diterima oleh bank terhadap ROA. Karena apabila LAR akan mengalami penurunan pula dan ROA meningkat, maka telah terjadi peningkatan juga akan mengalami penurunan. total kredit yang diberikan kepada bank Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai dengan presentase lebih besar berikut: dibandingkan presentase peningkatan Hipotesis 6: NPL berpengaruh negatif jumlah asset yang dimiliki bank. Maka yang signifikan secara akibatnya telah terjadi peningkatan parsial terhadap ROA pendapatan sehingga laba yang akan pada BUSN Devisa. diperoleh bank semakin besar dan ROA juga meningkat. Maka dapat dirumuskan Pengaruh IRR terhadap ROA hipotesis sebagai berikut: IRR mempunyai pengaruh yang negatif atau positif terhadap ROA. Hal ini 5 terjadi karena apabila IRR meningkat BOPO mempunyai pengaruh yang berarti terjadi peningkatan IRSA dengan negatif terhadap ROA. Hal ini dapat terjadi persentase lebih besar dibandingkan karena apabila BOPO meningkat, maka persentase peningkatan IRSl. Jika pada terjadi peningkatan biaya operasional saat itu suku bunga cenderung naik, maka dengan persentase lebih besar dibanding terjadi peningkatan pendapatan bunga persentase peningkatan pendapatan lebih besar dibandingkan peningkatan operasional bank sehingga biaya yang biaya bunga, sehingga laba meningkat dan dikeluarkan lebih besar daripada ROA juga meningkat. Dengan demikian pendapatan yang diterima. Hal ini dapat disimpulkan IRR berpengaruh mengakibatkan laba bank akan menurun positif terhadap ROA. Sebaliknya jika dan ROA juga akan mengalami pada saat itu suku bunga cenderung turun, penurunan. Maka dapat dirumuskan akan terjadi penurunan pendapatan lebih hipotesis sebagai berikut: besar dibandingkan penurunan biaya Hipotesis 9: BOPO berpengaruh negatif bunga, sehingga laba menurun dan ROA yang signifikan secara juga ikut menurun. Dengan demikian parsaial terhadap ROA dapat disimpulkan bahwa IRR pada BUSN Devisa. berpengaruh negatif terhadap ROA. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai Pengaruh FBIR terhadap ROA berikut: FBIR mempunyai pengaruh yang Hipotesis 7: IRR berpengaruh yang positif terhadap ROA. Hal ini dapat terjadi signifikan secara parsial karena apabila FBIR meningkat, maka terhadap ROA pada BUSN terjadi peningkatan pendapatan Devisa. operasional diluar pendapatan bunga dengan persentase lebih besar Pengaruh PDN terhadap ROA dibandingkan peningkatan pendapatan PDN merupakan rasio yang juga operasional. Akibatnya pendapatan diluar memiliki pengaruh positif dan negatif bunga mengalami peningkatan sehingga terhadap ROA. Karena apabila PDN laba akan meningkat dan ROA juga akan meningkat, maka telah terjadi peningkatan mengalami peningkatan. Maka dapat aktiva valas dengan presentase lebih besar dirumuskan hipotesis sebagai berikut: dibandingkan presentase peningkatan Hipotesis 10: FBIR berpengaruh positif passiva valas. Jika pada saat itu nilai tukar yang signifikan secara cenderung naik, maka terjadi peningkatan parsial terhadap ROA pendapatan valas lebih besar dibandingkan pada BUSN Devisa. peningkatan biaya valas, sehingga laba meningkat dan ROA ikut meningkat. Pengaruh PR terhadap ROA Sebaliknya jika nilai tukar cenderung PR mempunyai pengaruh yang turun, maka akan terjadi penurunan positif terhadap ROA. Hal ini dapat terjadi pendapatan lebih besar dibandingkan karena total aset masuk dan ditutupi penurunan biaya valas, sehingga laba capital equity. Sehingga kesesuaian secara menurun dan ROA akan ikut menurun. teoritis PR mengalami peningkatan Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai pendapatan demikian juga pada aktiva berikut: produktif. Dengan besarnya modal yang Hipotesis 8: PDN berpengaruh yang dimiliki sangat tinggi maka akan signifikan secara parsial mengakibatkan pendapatan meningkat. terhadap ROA pada BUSN Sehingga laba bank akan meningkat dan Devisa. ROA juga akan meningkat. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Pengaruh BOPO terhadap ROA 6 Hipotesis 11: PR berpengaruh positif yang terhadap ROA pada BUSN Devisa. signifikan secara parsial Gambar 1 Kerangka Pemikiran KINERJA KEUA NGAN BANK LIKUIDITAS KUALITAS AKTIVA SENSITIVITAS EFISIENSI SOLVABILITAS LDR IPR LAR APB NPL IRR PDN BOPO FBIR PR (+) (+) (+) (-) (-) (+/-) (+/-) (-) (+) (+) Return On Asset (ROA) METODE PENELITIAN Populasi Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Tbk, PT. Bank Permata, Tbk, dan PT. Umum Swasta Nasional Devisa. Pada Bank CIMB Niaga, Tbk. penelitian ini tidak dilakukan analisis pada semua anggota populasi, namun hanya Data dan Metode Pengumpulan Data terhadap anggota populasi yang terpilih Sumber data yang digunakan dalam sebagai sampel. penelitian ini adalah data sekunder, berupa pengambilan sampel dilakukan dengan data yang diperoleh dari laporan keuangan teknik purposive sampling. Kriteria yang bank yang dipublikasi melalui website digunakan dalam penelitian ini adlaah Otoritas Jasa Keuangan. Metode data yang Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang digunakan adalah metode dokumentasi, mempunyai total aset per Juni 2016 mulai yaitu dengan mengumpulkan data dari dari seratus triliun rupiah sampai dengan laporan keuangan Bank Umum Swasta tigaratus triliun rupiah dan yang pernah Nasional Devisa pada setiap triwulannya mengalami penurunan rata-rata tren ROA. mulai dari TW I 2011 sampai dengan TW berdasarkan kriteria tersebut maka sampel II 2016. yang terpilih pada penelitian ini sebanyak tiga bank yaitu PT. Bank PAN Indonesia, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 7 Loan to Deposit Ratio (LDR) dari Triwulan I tahun 2011 sampai dengan Rasio ini adalah rasio yang menghitung Triwulan II tahun 2016. perbandingan antara kredit yang diberikan Posisi Devisa Netto (PDN) dengan total DPK yang dimiliki Bank Rasio ini adalah rasio yang menghitung Umum Swasta Nasional Devisa pada perbandingan antara selisih bersih aktiva setiap triwulan, yang dimulai dari valas dan pasiva valas ditambah dengan Triwulan I tahun 2011 sampai dengan selisih bersih Off Balance Sheet dengan Triwulan II tahun 2016. modal yang dimiliki Bank Umum Swasta Investment Policy Ratio (IPR) Nasional Devisa pada setiap akhir Rasio ini adalah rasio yang menghitung triwulan, yang dimulai dari Triwulan I perbandingan antara surat berharga dengan tahun 2011 sampai dengan Triwulan II simpanan dana pihak ketiga yang dimiliki tahun 2016. Bank Umum Swasta Nasional Devisa Beban Operasional terhadap setiap akhir triwulan, yang dimulai dari Pendapatan Operasional (BOPO) Triwulan I tahun 2011 sampai dengan Rasio ini adalah rasio yang menghitung Triwulan II tahun 2016. perbandingan antara total biaya Loan to Asset Ratio (LAR) operasional yang dikeluarkan oleh bank Rasio ini adalah rasio yang menghitung dengan total pendapatan operasional yang perbandingan antara total kredit yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta diberikan dengan total asset yang dimiliki Nasional Devisa pada setiap akhir oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa triwulan, yang dimulai dari Triwulan I setiap akhir triwulan, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan Triwulan II Triwulan I tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Triwulan II tahun 2016. Fee Based Income Ratio (FBIR) Aktiva Produktif Bermasalah (APB) Rasio ini adalah rasio yang menghitung Rasio ini adalah rasio yang menghitung perbandingan antara pendapatan selain perbandingan antara aktiva produktif kredit dengan pendapatan operasional bermasalah yang kurang lancar, diragukan yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta dan macet dari kredit secara keseluruhan Nasional Devisa pada setiap akhir dengan total aktiva produktif yang dimiliki triwulan, yang dimulai dari Triwulan I oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2011 sampai dengan Triwulan II pada setiap akhir triwulan, yang dimulai tahun 2016. dari Triwulan I tahun 2011 sampai dengan Primary Ratio (PR) Triwulan II tahun 2016. Rasio ini adalah merupakan rasio hasil Non Performing Loan (NPL) perbandingan antara modal dengan total Rasio ini adalah rasio yang menghitung aktiva yang dimiliki oleh Bank Umum perbandingan antara kredit bermasalah Swasta Nasional Devisa periode Triwulan dengan total kredit yang dimiliki Bank I tahun 2011 sampai dengan Triwulan II Umum Swasta Nasional Devisa setiap tahun 2016. akhir triwulan, yang dimulai dari Triwulan I tahun 2011 sampai dengan Triwulan II Teknik Analisis Data tahun 2016. Teknik analisis data yang digunakan dalam Interest Rate Risk (IRR) penelitian ini meliputi analisis deskriptif Rasio ini adalah rasio yang menghitung dan analisis statistik. Adapun teknik perbandingan antara aktiva yang analisis statistic yang digunakan dalam mempunyai sensitifitas terhadap tingkat pengolahan data adalah analisis regresi bunga dengan pasiva yang mempunyai linier berganda. sensitifitas terhadap bunga yang dimiliki oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa Analisis Regresi Linier Berganda pada setiap akhir triwulan, yang dimulai Persamaan regresi linier berganda: 8

Description:
NASRUL AKBAR . 23 PT. BANK NUSANTARA PARAHYANGAN, Tbk. 1.53. 1.57. 0.04. 1.58. 0.01. 1.32. -0.26 .. FBIR, dan PR memiliki nilai 0 atau.
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.