ebook img

Jihad Akbar di Medan Area PDF

552 Pages·2016·154.06 MB·Italian
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview Jihad Akbar di Medan Area

BIBLIOTHEEK KITI V 0072 5505 sa I t» B cs 3 a CS T3 60 c cs e S c CS "3 03 BN J3 u O 3 3 XI 4* M G CS act es ü c CS OS JihadAkbardi Medan Area UNDANG UNDANG HAK CIPTA NO. 7 TAHUN1987 Pasal 44 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rpl 00.000.000,- (seratus juta rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau baranghasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penja ra paling lama 5 (lima) tahun dan /atau denda paling banyak Rp50.000.000,- Jihad Akbar di Medan Area Amran Zamzami 22 Rabi'ul Akhir 1411 / 10 November 1990 Perpustakmn Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ZAMZAMI, Amran Jihad Akbar di Medan Area / Amran Zamzami. — Cet. 1. — Jakarta : Bulan Bintang, 1990 xxxvi + 510 hlm.; ilus.; 17x24,50 cm. Bibliografi. Indeks ISBN 979-418-219-2 1. Islam — Indonesia — Sejarah. I. Judul 297.9 Jihad Akbar di Medan Area oleh Amran Zamzami, SE Cetakan Pertama, Jakarta, Rabiul Akhir 1411 / November 1990 ISBN 979-418-219-2 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan oleh PT Bulan Bintang Jalan Kramat Kwitang I no. 8, Jakarta 10420, Indonesia Tel. (021)342-883 346-247 Fax (021)310-7027 90.029.01 H2000 Dicetak oleh PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta bagi putra-putri Indonesia, generasi penerus perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan negara Republik Indonesia Sekapur Sirih Alhamdulillah, dengan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, buku ini sampai ke khalayak ramai. Tuturan dalam buku ini merupakan kenangan pribadi pada fase pergolakan bangsa Indonesia, khususnya perjuangan rak- yat Aceh dan Sumatera Timur, pada ma sa Perang Kemerdekaan sedang ber- kecamuk di Sumatera, tahun 1945 sampai akhir 1949. Pengalaman-pengalaman pahit-getir ketika perang rakyat semesta mempertahankan kemerdekaan RI dalam pertempuran-pertempuran di front-front Medan Area, Aceh, Langkat, dan Tanah Karo, adalah suatu kenangan indah yang tak pernah terlupakan. Terlalu sayang kenangan manis yang penuh romantika perjuangan bila di biarkan berlalu ditelan waktu. Cukilan-cukilan kenangan itu kadang muncul di kepala dan beberapa saat tenggelam lagi, sengaja kukumpulkan, kemudian dirangkai, dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sekeliling, dipadu latar belakang dan dipandu latar depan, menghasilkan buah renungan tentang makna dan hakikat ke- hidupan serta perjuangan itu. Meski nukilan-nukilan yang tertuang dalam buku ini sarat dengan ma- salah-masalah pertempuran, ketahanan rakyat dan perjuangan bersenjata mela wan kebengisanserdadujepang dan kebrutalanpasukanBelanda serta menyangkut hajat hidup berbangsa dalam bernegara, namun wacana ini bukanlah kitab sejarah. Apa yang tertuang di sini adalah merupakan kejadian-kejadian yang pernah kualami, kudengar dan kuyakini berdasarkan kenyataan yang ada. Meminjam terminologi Bung Hatta, buku ini mendasarkan dirinya pada ivahrheit atau realita dan menghindari dichtung alias legenda. Dalam menyusun wahrheit yang disajikan dalam bentuk dan gaya pengisahan, diupayakan kecermatannya sehingga akurasi dan presisinya tetap menge- na. Untuk itulah digunakan buku-buku bantu sebagai pramuwacana. Hal itu kulakukan karena menyadari bahwa setiap penulis mempunyai keter- batasan, kekurangan, ketidaksempurnaan. Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun (1332-1406) mencatat sembilan ke- lemahan yang sering dialami penulis sejarah, yaitu ceroboh, fanatik buta, sub- yektif, salah pendekatan, inkausalis, memihak, salah tafsir, bombastis dan kurang peka terhadap perkembangan. Dalam buku-buku yang bersifat memori, tentu unsur subyek besar peranannya. Hal itu bisa saja mengarah ke tuturan yang subjektif karena jihad Akbar di Medan Area pjjj Sekapur Sirih menyangkut kepercayaan, pendekatan, kedirian, penafsiran, kepekaan, wa- wasan serta gaya bahasa pribadi. Maka apabila terdapat perbedaan-perbe- daan pendapat dengan penulis lain lantaran perbedaan pengalaman dan persepsinya, hal itu wajar saja. Akan tetapi sama sekali tidak mengurangi penghargaan dan rasa hor mat terhadap perbedaan itu sendiri. Perbedaan pendapat adalah hikmah, demikian pula bila terdapat persamaan-persamaan, takjuga harus diartikan menjiplak, tetapi boleh jadi karena sudut pandang yang serupa. Begitu lebar celah subyektivitisme dalam setiap penulisan memori atau biografi, walaupun dengan latar perjuangan pada tempat dan waktu yang sama. Oleh sebab itu, kian banyak orang menulis menurut versi penga- lamannya, semakin baik. Dari manca persepsi itu akan tegak dimensi seja rah yang kelak berguna bagi generasi berikutnya. Sebab, adalah berlebihan bila kita terlalu menuntut kebenaran hanya dari seorang atau dua saksi, mengingat bahwa sebagai hamba Allah senan- tiasa terdapat keterbatasan dan kekurangan. Kebenaran absolut hanya di tangan Allah Al Haqqu. Hal itu sama sekali tidak bermaksud mencari apologia terhadap celah kekurangan yang mungkin ada. Bila terdapat kekhilafan-kekhilafan yang tidak disengaja, mungkin lantaran keterbatasan manusia jua. Tanpa mak- sud menodai perjalanan sejarah, ungkapan-ungkapan diupayakan seop- timal mungkin tetap dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan elan pada zamannya. Ungkapan ketika peristiwa-peristiwa dalam buku ini berlangsung, se- kitar 40-45 tahun yang silam, banyak mengalami perubahan dan perkem- bangan. Begitu juga norma-norma dan perilaku pada masa perang: patriotik, keras, tegas, spontan, waspada, bersemangat, bahkan cenderung emosional dan membesarkan hati karena berkaitan erat dengan moral tem- pur prajurit. Semboyan "Merdeka atau Mati" mendapatkan bentuknya dalam prilaku sehari-hari. Oleh karena itu gaya tuturan yang kupakai juga bergelimang heroisme, patriotisme, nasionalisme, untuk menapak kembali nuansa situasi waktu itu. Suasananya memang demikian. Akhirnya, setelah buku ini hadir ke hadapan para Pembaca, maka ba- gian pengalaman yang kusimpan selama ini telah cair dan mengalir jadi rr.ilik masyarakat. Wacana ini pun bagian dari khazanah budaya kita. Ter- pulang kepada kita sendiri, sebab ia adalah cukilan dari wajah revolusi Indonesia... Sekali merdeka tetap Merdeka! Amran Zamzami Jihad Akbar di Medan Area

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.