ISLAM DAN NEGARA PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’ASYIR TENTANG NEGARA ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Praga Adidhatama NIM: 104033201141 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M. PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ISLAM DAN NEGARA; PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’ASYIR TENTANG NEGARA ISLAM telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam. Jakarta, 11 Desember 2009 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Dr. Hendro Prasetyo, MA. Joharatul Jamilah, M.Si. NIP: 19640719 199003 1 001 NIP: 19680816 199703 2 002 Anggota, Dr. Sirodjudin Ali, MA. A. Bakir Ihsan, M.Si. NIP: 19540605 200112 1 001 NIP: 19720412 200312 1 214 Pembimbing, M. Zaki Mubarak, M.Si. NIP: 19730927 200501 1 008 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (satu) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 20 Oktober 2009 Praga Adidhatama KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kasih sayang dan karunia tiada terhingga kepada penulis. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelsaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Islam dan Negara: Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir Tentang Negara Islam” Peneliti telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si., yang telah meluangkan waktu, pikiran serta memberikan saran dan dukungan kepada peneliti. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada Program Studi Pemikiran Politik Islam, penulis sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya. 6. KH. Abu Bakar Ba’asyir sebagai narasumber yang telah meluangkan waktu diantara kesibukannya dan memberikan informasi langsung kepada penulis. 7. Teruntuk Ayah dan Ibuku, Mulyadi Muhayar dan Haning Romdiati, yang tidak pernah berhenti berdoa dan telah memberikan dukungan moril dan materil selama ini. Kepada Adik penulis, Dinhar Wicaksana, juga patut mendapat ucapan terima kasih karena doa dan dukungannya. Untuk mereka semua, penulis persembahkan karya ini. 8. Mas Nono dan Mas Anto, yang telah menemani penulis selama di Surakarta sehingga dapat menemui narasumber untuk penulisan skripsi ini. 9. Untuk kawan-kawan 348; Aco, Sidik, Osfred, Lala, Iid, Agus, Tedy, Firman, Dito, Bpk. Faisal, Bpk. Dadang, Bpk. Carsalim. 10. Kawan-kawan Fraksi Pojok: Gusti Ramli, Irwansyah, Sucilawati, Yudi, Husni, Jabar, Ikbal, Rifki, Baasit, Iin, Zubeir, dan kawan-kawan PPI angkatan 2004 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas diskusi, dukungan, serta canda dan tawanya kepada penulis selama berlangsungnya penulisan karya ini. 11. Last but not least, kepada My Lovely Giri Meraksa Yusuf, yang selalu memotivasi penulis serta pengertiannya sepanjang penyusunan karya ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca. Demikian semoga Allah menerima usaha ini sebagai ‘amal jariyah dan mengampuni kesalahan dalam karya ini. Jakarta, 8 November 2009 Penulis, Praga Adidhatama DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………... 8 D. Metode Penulisan……………………………………….... 8 E. Sistematika Penulisan….…………………………………. 9 BAB II KONSEP NEGARA ISLAM A. Hubungan Agama dan Negara…………………………… 11 B. Relasi Agama dan Negara dalam Islam………………….. 14 1. Pandangan Tokoh Kontra Negara Islam……………... 17 2. Pandangan Tokoh Pro Negara Islam…………………. 23 BAB III ABU BAKAR BA’ASYIR DAN NEGARA ISLAM A. Riwayat Hidup…………………………………………… 48 B. Latar Belakang Pendidikan………………………………. 50 C. Aktifitas Sosial, Dakwah dan Politik…………………….. 51 1. Hubungan Ba’asyir dengan Negara Islam Indonesia dan Jamaah Islamiyah………………………………… 61 2. Ba’asyir Bergabung dengan Majelis Mujahidin Indonesia……………………………………………… 67 3. Keluar dari Majelis Mujahidin Indonesia…………….. 69 D. Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir…………………………….. 72 E. Profil Singkat Pesantren Al-Mukmin,…………………….. 74 BAB IV ISLAM DAN NEGARA; PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’SYIR TENTANG NEGARA ISLAM a. Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir Tentang Negara Islam……..81 1. Negara Islam Dalam Pandangan Ba’asyir……………82 2. Kritik Terhadap Sistem Sekuler……………………….. 84 3. Kritik Terhadap Sistem Demokrasi……………………. 85 4. Kritik Terhadap HAM…………………………………. 89 B. Menegakkan dan Mendakwahkan Dinul Islam……………. 93 1. Aturan Penegakkan Dinul Islam………………………. 94 2. Muamalah Golongan Mukmin dan Muamalah Golongan Kafir……………………………. 96 3. Cara Pelaksanaan Sistem Syariat……………………. 98 C. Usaha Abu Bakar Ba’asyir Dalam Memperjuangkan Implementasi Syariat Islam & Negara Islam…………….101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………… 105 B. Saran-saran………………………………………………….106 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 108 LAMPIRAN………………………………………………………………. 113 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdebatan tentang relasi agama dan negara masih menjadi satu pembahasan panjang sampai saat ini dan belum ada kesepakatan akan hubungan tersebut. Berbagai teori ditawarkan atas relasi agama dan negara yang ditawarkan masing-masing kelompok, dan mereka akan mempertahankan teori tersebut. Kelompok-kelompok yang menawarkan konsep ini dibagi menjadi 2 paham kelompok, paham teokrasi serta paham sekuler. Paham teokrasi berpendapat bahwa negara menyatu dengan agama karena pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara dilakukan atas titah Tuhan. Sedangkan paham Sekuler berpendapat, norma hukum ditentukan atas kesepakatan manusia dan tidak berdasarkan agama atau firman Tuhan, meskipun norma-norma tersebut bertentangan dengan Tuhan. Di dalam lingkup tema Islam sendiri masih terdapat perdebatan tentang relasi agama, yang dalam hal ini tentang tema Islam dan negara itu sendiri. Berbagai pendapat itu datang dari kalangan tokoh Islam maupun dari tokoh di luar Islam yang memiliki persepsi tentang hubungan relasi tersebut. Melihat pendapat tokoh Marxis, Maxim Rodinson, seperti yang dikutip oleh Nurcholish Madjid, bahwa agama Islam menawarkan kepada para pemeluknya suatu proyek kemasyarakatan. Suatu program yang harus diwujudkan di muka bumi. Jadi Islam tidak bisa disamakan dengan Kristen atau Budhisme, sebab Islam tidak hanya menampilkan dirinya sebagai perhimpunan kaum beriman yang mempercayai kebenaran yang satu dan sama, melainkan juga sebagai suatu masyarakat yang total1. Tokoh Islam seperti Ibnu Khaldun, seperti yang dikutip oleh Munawir Sjadzali, menawarkan bahwa peraturan-peraturan politik yang mengatur ke- tatanegara-an dapat dilakukan oleh cendekiawan, orang ahli dalam negara tersebut, tetapi dapat juga berasal dari agama. Menurutnya peraturan yang berasal dari agama melalui utusannya yaitu Rasul-RasulNya dianggap yang terbaik. Oleh karena dengan hukum yang bersumber dari ajaran agama akan terjamin tidak saja keamanan dan kesejahteraan di dunia, tetapi juga di akhirat2. Melihat dari sisi historis Islam, pada saat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad, perannya bukan hanya sebagai pemimpin agama melainkan juga pemimpin negara, pendapat Ibnu Taimiyah berbeda. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa posisi Nabi saat itu adalah sebagai Rasul yang bertugas menyampaikan ajaran (al Kitab) bukan sebagai penguasa. Kalaupun ada pemerintahan, itu hanyalah sebuah alat untuk menyampaikan agama dan kekuasaan bukanlah agama. Dengan kata lain, politik atau negara hanyalah sebagai alat bagi agama bukan suatu ekstensi dari agama3. Sedangkan menurut pemikir Islam al-Maududi mempunyai persepsi sendiri tentang hubungan Islam dan negara dengan disebutnya sistem teo demokrasi. Teo demokrasi, yaitu sistem pemerintahan demokrasi Ilahi, karena di 1 Nurcholish Madjid, “Kata pengantar” dalam Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam & Masalah Kenegaraan: Studi tentang Percaturan dalam Konstitusi (Jakarta: LP3ES, 1996), h. ix. 2 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara;Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI Press, 1995), h.102. 3 Tim ICCE, Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (Jakarta:ICCE UIN, 2003), h. 61. bawah naunganNya kaum Muslim telah diberi kedaulatan rakyat yang terbatas di bawah pengawasan Tuhan4. Pendapat ini adalah gambaran dari banyak perbedaan pendapat lainnya tentang relasi Islam dan negara, yang terjadi di negara-negara Islam tidak terkecuali di Indonesia. Sejak lengser-nya Soeharto pintu demokrasi terbuka dalam menjalankan pemerintahan selanjutnya, bagi kalangan Islamis yang melihat hal ini merupakan suatu kesempatan dalam memperjuangkan idenya untuk membentuk suatu negara Islam. Banyak gerakan bersifat gerakan Islam non politik maupun politik di Indonesia yang mengiginkan konsep negara Islam di aplikasikan di Indonesia melalui pelaksanaan Syariat Islam di dalam peraturan tata negara Indonesia. Sejak berdirinya Indonesia, usaha-usaha untuk mendirikan suatu negara berlandaskan Islam sudah ada. Diawali oleh organisasi yang dinamakan Darul Islam di Jawa Barat. Gagasan mendirikan Darul Islam, suatu pemerintahan negara Islam murni secara terang-terangan dengan hukum Islam, sudah dicetuskan oleh sejumlah pemimpin Islam Jawa Barat selama beberapa waktu. Namun demikian, baru setelah Perjanjian Renville yang disponsori PBB ditandatangani pada bulan Januari 1948, lingkungan memberi angin kepada pelaksanaan praktis gagasan mereka ini5. Organisasi ini kemudian masuk ke ruang lingkup politik praktis melalui Partai Sarekat Islam Indonesia. Namun di dalam partai ini pun terjadi perbedaan pendapat diantara tokoh-tokoh partai yang berimbas pada perpecahan tubuh 4 Abul A’la Al-Maududi, Hukum & Konstitusi; Sistem Politik Islam. Terj. Asep Hikmat (Bandung: Mizan, 1993), h. 160. 5 George Mc Turnan Kahin, Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik Indonesia;Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, terj. Nin Bakdi Soemanto (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), h 416.
Description: