ebook img

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua akan membahas ... PDF

24 Pages·2013·0.26 MB·Indonesian
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua akan membahas ...

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua akan membahas mengenai tinjuan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, anggapan dasar hipotesis, dan hipotesis. Sebelum melakukan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.” Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses 19 evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam proses belajar adalah hasil belajar yang diukur melalui tes. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ahmadi (1984: 35) bahwa “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pengajaran yang dicerminkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Sedangkan menurut Slameto (2003: 16), “Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.” Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. 1. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 20 2. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran keberhasilan belajar atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Keberhasilan setiap proses belajar mengajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 17) Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: a. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pengajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b. Baik sekali/optimal : apabila sebagai besar (70%-99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. c. Baik/minimal : apabila bahan pengajaran yang diajarkan hanya 60% sd 75% saja dikuasai oleh siswa. d. Kurang : aApabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Sagala (2003: 38) mengatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil diperlukan persyaratan tertentu seperti dikemukakan berikut ini. 1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis, dan objektif (Scholastic Aptitude Test), 21 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (Interest Inventory), 3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (Differential Aptitude Test) 4. Menguasai bahan – bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutannya (Achievement Test), dan sebagainya. 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Joyce & Weil (1980: 1) “Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.” Model Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien bagi para guru untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2011: 133). Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal. 1. Tujuan pembelajaran 2. Sifat materi pelajaran 3. Ketersediaan fasilitas 4. Kondisi peserta didik 5. alokasi waktu yang tersedia 22 Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; 2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu; 3. Dapat dijadikan pedoman untuk kegiatan perbaikan belajar mengajar dikelas; 4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah- langkah pembelajaran (system); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial dan; (4) sistem pendukung 5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. 6. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, sistem sosial yang diharapkan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang diisyaratkan. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. 23 3. Model Pembelajaran Mind Mapping Model ini dikembangkan di luar negeri oleh seorang bernama Tony Buzan. Pembuatan Mind Map didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan–percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belah otak kita. Berikut ini merupakan beberapa pengertian Mind Map menurut Tony Buzan, (2008: 3-4). 1. Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. 2. Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “ memetakan “ pikiran – pikiran kita. 3. Mind adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. 4. Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. 5. Mind Map adalah hasil dari model Mind Mapping yang berupa hasil visualisasi yang berupa symbol atau gambar, yang dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat. Model pembelajaran Mind Mapping sendiri merupakan sebuah jalan pintas yang bisa membantu siapa saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas (Olivia, 2008: 7). Bahkan teknik temuan buzan ini bisa dilakukan dalam aktivitas apapun dan saat belajar mata pelajaran apapun. Misalnya, menyusun daftar belanja, menginat resep, menyusun makalah, persentasi, rapat, menyiapkan pesta, dan sebagainya. Mind Mapping juga bisa digunakan untuk membuat catatan dengan cara membuat pengkelompokan atau pengkategorian setiap materi yang dipelajari. Intinya meringkas apa yang tengah dipelajari. Menurut Toni Buzan (2007: 4), penggunaan Mind Mapping dalam pembelajaran dapat membantu anak: 24 a. Membebaskan imajinasinya dan menggali ide-ide b. Lebih mudah mengingat fakta dan angka c. Membuat catatan yang lebih jelas dan mudah dipahami d. Berkonsentrasi dan hemat waktu e. Lebih mahir membuat perencanaan dan meraih nilai bagus dalam ulangan. Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan (2 orang). Langkah-langkah pembelajarannya. 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. 4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. 5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa. 7. Kesimpulan/penutup. 25 Semua Mind Map mempunyai kesamaan menggunakan warna. Semuanya memiliki truktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, symbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Karena Mind Map begitu mudah dan alami, maka bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Mind Map sangat sedikit (Tony Buzan, 2008: 14) ,antara lain: a) Kertas kosong tak bergaris b) Pena dan pensil berwarna c) Otak d) Imajinasi Menurut Tony buzan (2007: 10) langkah – langkah dalam pembuatan Mind Map, antara lain sebagai berikut. 1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. 2. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. 3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan. 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak 26 daya dan fleksibilitas kepada Mind Map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata. Menurut Djohan (2008), proses pembuatan sebuah Mind Mapping secara step by step dapat dibagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu. 1. Menentukan Central Topic yang akan dibuatkan Mind Mappingnya, untuk buku pelajaran Central Topik biasanya adalah Judul buku atau Judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta usahakan berbentuk image/gambar. 2. Membuat Basic Ordering Ideas – BOIs untuk Central Topik yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why, Where, When, Who dan How). 3. Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas dari suatu Mind Mapping . 4. Melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah Mind Mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat. Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, disengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulang informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat 27 sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik – topik utama yang penting dari materi. Mind Map dapat digunakan pada waktu. 1. Ketika ingin menemukan ide yang inovatif dan kreatif. 2. Ketika ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien artinya, seklipun dalam tekanan , tetap saja dapat mengingat informasi itu dengan baik. 3. Ketika ingin menetapkan sebuah tujuan, dan langkah – langkah untuk mencapainya. 4. Ketika sedang berpikir untuk mengubah karier atau memulai usaha baru. Ketika ingin mengadakan rapat yang efisien dan lancar. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004: 75). Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping). Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping. Catatan Biasa Mind Mapping  Hanya berupa tulisan –  Berupa tulisan, symbol, dan tulisan gambar  Hanya dalam satu warna  berwarna-warni  Untuk mereview ulang  untuk mereview ulang tidak memerlukan waktu yang memerlukan banyak waktu lama  waktu yang diperlukan untuk  Waktu yang diperlukan belajar lebih cepat dan efektif untuk belajar lebih lama  membuat individual lebih  Statis kreatif. Sumber : Sugiarto, 2004: 76.

Description:
Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan
See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.