ebook img

bab iv analisa data, evaluasi kerusakan dan perhitungan struktur PDF

247 Pages·2012·2.43 MB·English
by  
Save to my drive
Quick download
Download
Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.

Preview bab iv analisa data, evaluasi kerusakan dan perhitungan struktur

BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-1 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN DAN PERHITUNGAN STRUKTUR IV. 1 ANALISA DATA IV. 1.1. Analisa Data Tanah Analisa terhadap data tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisis dan sifat teknis dari tanah guna mengevaluasi dan memberikan rekomendasi penyelesaian permasalahan pada pondasi. Data tanah untuk Jembatan Guntur diambilkan langsung dari lokasi jembatan tersebut. Penyelidikan tanah untuk Jembatan Guntur dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Program D-III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi penyelidikan sondir, pekerjaan bor, dan pekerjaan laboratorium. IV.1.1.1. Hasil Penyelidikan Tanah 1. Penyelidikan sondir Pada pekerjaan sondir, alat yang digunakan adalah sondir ringan manual type Gouda/Dutch Cone Penetration dengan kapasitas 2,50 ton dan tahanan konus (conus 2 resistance) qc = 200,0 kg/cm . ◦ Titik sondir S.1 Untuk titik sondir S.1 kedalaman yang dapat dilaksanakan mencapai kedalaman -20,00 meter dari permukaan tanah setempat hingga kedalaman -3,00 meter nilai tahanan konus (conus resistance) tidak begitu besar,yaitu berkisar antara qc = 10,0 2 - 15,0 kg/cm . Semakin ke dalam nilai tahanan konus terjadi peningkatan, namun peningkatannya tidak begitu besar yaitu berkisar antara 20,0 – 30,0 2 kg/cm .Keadaan ini tidak berubah sampai mata conus mencapai kedalaman -20,0 meter. Pada kedalaman -20,0 meter belum terdapat lapisan tanah yang keras, namun jumlah hambatan lekat ( total friction-nya ) cukup baik yaitu lebih besar ’ 2.000 kg/cm . (Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah Program D-III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro) EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-2 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR ◦ Titik sondir S.2 Titik sondir S.2 hasilnya sama dengan titik sondir S.1 yaitu : Untuk titik sondir S.2 kedalaman yang dapat dilaksanakan mencapai kedalaman -20,00 meter dari permukaan tanah setempat hingga kedalaman -3,00 meter nilai tahanan konus (conus resistance) tidak begitu besar,yaitu berkisar antara qc = 10,0 2 - 15,0 kg/cm . Semakin ke dalam nilai tahanan konus terjadi peningkatan, namun peningkatannya tidak begitu besar yaitu berkisar antara 20,0 – 30,0 2 kg/cm .Keadaan ini tidak berubah sampai mata conus mencapai kedalaman -20,0 meter. Pada kedalaman -20,0 meter belum terdapat lapisan tanah yang keras, namun jumlah hambatan lekat ( total friction-nya ) cukup baik yaitu lebih besar ’ 2.000 kg/cm . (Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah Program D-III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro) 2. Pekerjaan bor Pada pekerjaan bor, alat yang digunakan adalah bor tangan (hand bor) type Iwan Auger dengan diameter 6 inchi. Jumlah titik bor yang dilaksanakan ada 1 (satu) titik, yaitu titik bor B.I. ◦ Titik bor B.1 Kedalaman pengeboran yang dilakukan mencapai -5,00 meter dari permukaan tanah setempat. Dari pemboran ini digambarkan suatu profil bor yang menunjukkan susunan jenis tanah dan letak muka air tanah pada waktu pemboran dilaksanakan. Dari profil bor terlihat bahwa lapisan tanahnya dari permukaan hingga kedalaman -5,00 meter hampir sama, yaitu : lempung padat coklat kelabu. ◦ Titik bor B.2 Titik bor B.2 hasilnya sama dengan titik bor B.1, yaitu : Kedalaman pengeboran yang dilakukan mencapai -5,00 meter dari permukaan tanah setempat. Dari pemboran ini digambarkan suatu profil bor yang menunjukkan susunan jenis tanah dan letak muka air tanah pada waktu pemboran dilaksanakan. Dari profil bor terlihat bahwa lapisan tanahnya dari permukaan EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-3 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR hingga kedalaman -5,00 meter hampir sama, yaitu : lempung padat coklat kelabu. (Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah Program D-III Fakultas Teknik Universitas Diponegoro) 3. Pekerjaan laboratorium Pekerjaan laboratorium yang dilakukan meliputi penyelidikan mengenai sifat-sifat fisik (physical properties) dan sifat-sifat mekanik (mechanical properties) dan juga penggambaran grafik cone resistance, local friction, dan total friction (JHP), serta friction ratio (FR). IV.1.1.2. Kesimpulan Hasil Penyelidikan Tanah Dari data hasil penyelidikan tanah dapat disimpulkan bahwa : ◦ Dari hasil boring terlihat bahwa sampai kedalaman -5,00 meter lapisan tanahnya berupa lempung. ◦ Dari hasil penyondiran sampai kedalaman -20,00 meter belum terdapat nilai conus 2 resistance-nya yang tekanan tanahnya > 200,0 kg/cm . Jadi dari hasil penyondiran hingga kedalaman -20,00 meter belum terdapat lapisan tanah keras. ◦ Muka air tanah (MAT) sudah ditemukan pada kedalaman -2,50 meter. ◦ Berdasarkan hasil penyelidikan tanah di atas, jenis pondasi yang cocok digunakan adalah pondasi tiang pancang. Maka tiang pancang diperhitungkan terhadap lekatan ( friction ). IV.1.2. Analisa Data Hidrologi Analisa hidrologi dilakukan terhadap data sekunder yang diperoleh dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali – Comal Semarang, yang berupa data debit harian Sungai Kabuyutan untuk sepuluh tahun dari tahun 1996 hingga tahun 2005. IV.1.3. Analisa Terhadap Penggerusan Dasar Sungai Untuk menghitung besarnya penggerusan (scouring) yang terjadi di dasar sungai, diperlukan data-data sebagai berikut : ◦ Debit banjir maksimum untuk periode yang ditinjau ◦ Muka air banjir maksimum EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-4 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR 1. Evaluasi Debit Banjir Besarnya debit banjir yang pernah terjadi diambil dari data debit harian terbesar yang pernah terjadi untuk periode sepuluh tahun dari tahun 1996 hingga 2005. 3 Tabel IV. 1. Data Debit Harian (m /detik) pada Stasiun Malahayu TAHUN 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 BULAN Januari 112 70 51 82 95 82 65 87 95 115 Februari 95 88 70 90 77 93 76 149 38 57 Maret 135 68 118 53 70 87 81 110 68 125 April 65 68 53 82 101 75 58 25 51 96 Mei 44 63 80 59 38 78 40 15 35 20 Juni 52 25 18 48 36 72 11 21 14 27 Juli 47 9 30 7 28 30 8 0 59 76 Agustus 25 0 25 35 10 0 0 0 0 12 September 9 0 62 2 19 11 0 27 20 23 Oktober 47 0 22 74 69 92 28 24 18 50 November 72 15 78 110 70 47 46 94 59 47 Desember 50 89 84 68 57 48 95 72 46 79 Maximum 135 89 118 110 101 93 95 149 95 125 Rata2 Tahunan 62.75 41.25 57.58 59.17 55.83 59.58 42.33 52.00 41.92 60.58 Minimum 9 0 18 2 10 0 0 0 0 12 Sumber data Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali – Comal Semarang 3 ◦ Debit harian terbesar yang pernah terjadi = 149,0 m /detik 2. Evaluasi Muka Air Banjir Tinggi muka air banjir disini adalah tinggi muka air yang dihasilkan oleh debit banjir yang pernah terjadi. Evaluasi muka air banjir digunakan untuk mengetahui kelayakan tinggi lantai jembatan terhadap tinggi muka air banjir. 2 ◦ Luas daerah tangkapan (A) = 121,06 km ◦ Panjang sungai (L) = 28,094 km ◦ Kemiringan rata-rata (I) = 0,00189 ◦ Elevasi Muka Air Normal (MAN) = +341,61 cm EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-5 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR Gambar DAS Kabuyutan Kertas A3 EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-6 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR Besarnya kecepatan aliran berdasarkan Metode Rational Mononobe : 0,6 ⎛ H ⎞ H V = 72⎜ ⎟ , dimana adalah slope dasar sungai rata-rata ⎝ L ⎠ L 0,6 V = 72 (0,00189) = 1,672 m/detik Dengan memperhatikan bentuk penampang sungai, dapat ditentukan luas penampang sungai dan tinggi muka air banjir. Q = A x V A = Q/V 149 2 = = 89,114 m 1,672 B = 40.00m MAB +342,84 m MAN +341,61m H = 2.55m Datum +337,00 m Jarak 2.83 3.64 1.74 1.70 2.00 2.20 1.93 1.70 2.00 2.20 1.70 2.00 1.30 5.03 4.80 5.78 5.53 4.64 4.21 1.26 1.76 0.941.04 2.36 1.70 2.00 1.70 2.00 3.47 3.79 3.64 b = 30.00m Gambar IV. 1 . Penampang Melintang Sungai B = 40 m b = 30 m (b + B)* H A = 2 (30 + 40)* H 89,114 = 2 178,228 = 70*H 178,228 H = = 2,55 m 70 EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES 343.62 343.62 342.79 343.06 342.96 343.24 343.24 343.46 343.46 343.46 343.27 341.61 341.05 340.27 340.14 340.39 340.02 340.29 340.38 340.58 341.57 342.08 342.29 343.27 343.47 343.73 343.73 343.73 343.95 343.67 343.71 343.38 BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-7 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR 3. Analisa terhadap penggerusan Dihitung dengan menggunakan metode Lacey, dimana kedalaman penggerusan dipengaruhi oleh Janis material dasar sungai. Penggerusan akan mengikis lapisan tanah dasar sungai yang biasanya terjadi pada dasar sungai yang biasanya terjadi dibawah pilar. Gambar IV. 2. Dalamnya penggerusan Rumusan yang dipakai untuk menganalisa gerusan sebagai berikut: 0,33 ⎛ Q ⎞ d = 0,473*⎜ ⎟ ⎜ ⎟ f ⎝ ⎠ Dimana : d = Kedalaman gerusan normal dari tanah dasar sungai (m) 3 Q = Debit banjir maksimum (m /det) f = Faktor Lempung Lacey yang merupakan keadaan tanah dasar EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-8 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR Tabel IV. 2. Faktor Lempung Lacey Berdasar Tanah Diameter Faktor No. Jenis Material (mm) (f) 1. Lanau sangat halus (very fine silt) 0,052 0,40 2. Lanau halus (fine silt) 0,120 0,80 3. Lanau sedang (medium silt) 0,23 0,85 4. Lanau (standart silt) 0,32 1,0 5. Pasir (medim sand) 0,505 1,20 6. Pasir kasar (coarse sand) 0,725 1,50 7. Kerikil (heavy sand) 0,920 2,0 Tabel IV. 3. Kedalaman Penggerusan No. Kondisi Aliran Penggerusan Maksimal 1. Aliran Lurus 1,27d 2. Aliran Belok 1,50d 3. Aliran Belok Kanan 1,75d 4. Aliran Sudut Lurus 2,00d 5. Hidung Pilar 2,00d Analisa Penggerusan Sungai diperhitungkan untuk keamanan dari adanya gerusan aliran sungai. Penggerusan terjadi didasar sungai dibawah pilar akibat aliran sungai yang mengikis lapisan tanah dasar sungai. Syarat agar aman dari scouring anatara lain dasar pilar atau pondasi pilar harus berada dibawah bidang scouring maksimum. Dari data yang diperoleh diketahui: 3 Q = 149 m /detik dmaks = 2,00 d Dari data tanah diketahui jenis material pada dasar pilar: - Silt = 4% ,ukuran butir 0.002 - 0.06 mm - Sand = 66 % ,ukuran butir 0.06 – 2 mm - Gravel = 30%, ukuran butir 2 – 10 mm EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-9 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR Jenis material terbanyak adalah sand, nilai f diambil dari Tabel IV.2 f = 1 0,33 ⎛ Q ⎞ d = 0,473*⎜ ⎟ ⎜ ⎟ f ⎝ ⎠ 0,33 ⎛149 ⎞ d = 0,473*⎜ ⎟ ⎝ 1 ⎠ d = 3,466 m Penggerusan yang terjadi = 3,466 – 2,55 = 0,89 m dmaks = 2,00* 0,89 = 1,78 m Kedalaman scouring maksimum adaah -1,78 m dari muka tanah. Dasar pilar berada pada -1,5m dari muka tanah. Dasar pilar berada diatas bidang scouring maksimum, maka pilar tidak aman terhadap scouring, sehingga pilar rusak/ ambrol. IV.1.3. Analisa Data LHR IV.1.3. 1. LHR Masa Perencanaan 1 Tahun n NO JENIS KENDARAAN ( 1+i ) 2006/2007 2007/2008 ( smp ) ( smp ) 1 1 Sepeda motor, skuter, sepeda ( 1+0,06 ) 195 206 kumbang, dan roda 3 1 2 Sedan, jep,station wagon ( 1+0,06 ) 102 108 1 3 Oplet, pickup, suburban, ( 1+0,06 ) 253 268 minibus, combi 1 4 Microtruck, mobil hantaran ( 1+0,06 ) 142 150 1 5 Bus ( 1+0,06 ) 5 5 1 6 Truk 2 sumbu ( 1+0,06 ) 27 28 1 7 Truk 3 sumbu ( 1+0,06 ) - - TOTAL LHR ( SMP ) 724 765 EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES BAB IV ANALISA DATA, EVALUASI KERUSAKAN IV-10 DAN PERHITUNGAN STRUKTUR IV.1.3. 2. LHR Masa Pelaksanaan 2 Tahun n NO JENIS KENDARAAN ( 1+i ) 2007/2008 2009/2010 ( smp ) ( smp ) 2 1 Sepeda motor, skuter, sepeda ( 1+0,06 ) 206 231 kumbang, dan roda 3 2 2 Sedan, jep,station wagon ( 1+0,06 ) 108 121 2 3 Oplet, pickup, suburban, ( 1+0,06 ) 268 301 minibus, combi 2 4 Microtruck, mobil hantaran ( 1+0,06 ) 150 168 2 5 Bus ( 1+0,06 ) 5 6 2 6 Truk 2 sumbu ( 1+0,06 ) 28 31 2 7 Truk 3 sumbu ( 1+0,06 ) - - TOTAL LHR ( SMP ) 765 858 IV.1.3. 3. LHR Masa Umur Rencana 25 Tahun n NO JENIS KENDARAAN ( 1+i ) 2009/2010 2034/2035 ( smp ) ( smp ) 25 1 Sepeda motor, skuter, sepeda ( 1+0,06 ) 231 93 kumbang, dan roda 3 25 2 Sedan, jep,station wagon ( 1+0,06 ) 121 520 25 3 Oplet, pickup, suburban, ( 1+0,06 ) 301 1294 minibus, combi 25 4 Microtruck, mobil hantaran ( 1+0,06 ) 168 72 25 5 Bus ( 1+0,06 ) 6 25 25 6 Truk 2 sumbu ( 1+0,06 ) 31 13 25 7 Truk 3 sumbu ( 1+0,06 ) - - TOTAL LHR ( SMP ) 858 3687 765 + 858 + 3687 LHR Rata-rata = =1770 smp 3 EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN GUNTUR KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES

See more

The list of books you might like

Most books are stored in the elastic cloud where traffic is expensive. For this reason, we have a limit on daily download.