BAB II PENGARUH PERSEPSI DAN KEBISAAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PERFORMANS ADMINISTRASI KEPALA SEKOLAH DASAR PERILAKU KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERANAN KEPEMIMPINANNYA / 1« Peranan kepemimpinan kepala sekolah dasar Keseluruhan pembahasan dalam tulisan ini difokus- kan pada proses kepemimpinan yang ditunjang oleh pemaham- an terhadap pengendalian usaha dalam konteks kepemimpin- an kepala sekolah dasar. Uraiannya didasarkan pada karak- teristik kepemimpinan dengan penelaahan ilmiah yang ter- padu« Peranan kepala sekolah disoroti dari segi-segi ke- prilakuan pemimpin dan kelompok dengan berorientasi pada sekolah sebagai suatu sistem» Orientasi ini sangat perlu karena kepala sekolah sebagai administrator dan pemimpin-pendidikan dan peng- ajaran diharapkan dapat mendisain lingkungan pendidikan di sekolahnya yang meliputi kombinasi antara kepriba- dian, ketrampilan, kebisaan, material dan program-prograa pengembangan pendidikan yang diperlukan di sekolah. Pe- ranan-peranan di atas mewajibkan kepala sekolah agar da*- pat melihat sekolah sebagai sistem dan mengetahui serta dapat menghayati komponen-komponen sistem yang saling me- nunjang dalam usaha pencapaian tujuan-tujuan sekolah, Suatu kerangka acuan untuk, memahami perilaku kepa- la sekolah selaku administrator, memerlukan pendekatan 64 121 f perilaku untuk melihat kepala sekolah dengan segala je- nis fungsi dan kev/enangannya sebagai pemimpin operasio- nal dan pemimpin individu-individu guru dengan segala kebutuhan dan harapannya. Di sini kepala sekolah bukan saja berurusan dengan kelancaran administrasi melulu, te- tapi terutama dengan kualitas pendidikan di mana secara positif ia harus bekerja untuk memperbaiki efektivitas pendidika». Kedua hal ini memang benar tetapi tidak se- luruhnya tepat, justru kepala sekolah sebagai pemimpin dan .administrator harus mengimplementasikan seluruh kebijakan atasan untuk dilaksanakan, diawasi dan benar-benar berakar» '- Di pihak lain kepala sekolah dihadapkan dengan kebutuhan-kebutuhan staf gurunya di mana posisi guru- guru merupakan kunci keberhasilan sekolah selaku organi- sasi» Peranan guru dalam mengubah perilaku murid- murid selama di kelas adalah sangat penting« 11 Teachers are the vital link between the administration and the stu- s dents» They are the interpreters of the program and its goals» They can, in fact, greatly affect whether the objective will be achieved" (Kiros, 1975,h.l57). Bagai- mana kedua posisi yang seolah-olah saling bertentangan ini tercapai, umumnya ditentukan oleh karakteristik pe- rilaku kepemimpinan kepala sekolah selaku administrator 121 f dan pemimpin pengajaran. Pembahasan perilaku kepala seko- lah selaku administrator maka secara lengkap titik pem- bahasannya adalah pada peranan-peranan mana saja yang harus dimainkan kepala sekolah agar tujuan dan sasaran- sasaran sekolah sebagai organisasi tercapai. Dalam teori tentang peranan, Sarbin (Lindzey dan Aronson, 1975»h.488-^97) mengemukakan konsep pemeran pe- ranan (role enactment) untuk menjelaskan kesungguhan da- ri tugas yang dikerjakan dan benar-benar melibatkan diri pemeran secara langsung. Hal ini dikemukakan sehubungan dengan istilah peranan (role) itu sendiri yang secara langsung dipinjam dari dunia sandiwara, suatu kiasan di- maksudkan untuk menunjukkan tingkah laku yang melekat pa- da bagian-bagian atau posisi-posisi tertentu dari pada pemain-pemain yang membaca atau menirunya. Fokusnya ar dalah pada tingkah laku sosial yang jelas» Selanjutnya dikemukakan dimensi-dimensi pemeran peranan yang nampak- nya mempunyai kegunaan konseptual atau praktis yang me- liputi jumlah peranan, usaha dan jumlah wakt.u yang dibe- rikan seseorang pada satu peranan dibandingkan dengan peranan lainnya« Peranan adalah suatu fungsi dari pribadi pemeran yang menyatakan elemen-elemen seperti citra, sikap ter- hadap hasil karya tugas-tugasnya dan hubungannya pada pekerjaan. Dalam administrasi, dua komponen peranan ut a- ma masing-masing harapan atau ekspektasi yang berkaitan dengan perilaku yang cocok untuk setiap individu yang memainkan peranan-peranan tertentu« Dalam hubungan de- ngan pelaksanaan yang efektif dalam suatu organisasi, se- seorang individu harus belajar tentang perilaku dan atribut-atribut mana yang diharapkan dari peranan yang dimainkannya« Sarbin, mengemukakan bahwa ekspektasi da- lam konteks peranan (rôle expectation) adalah suatu koi>- sep yang menjembatani antara struktur sosial dan peranan perilaku« Konsep ini merupakan konsep kognitif, yang isinya terdiri dari kepercayaan/keyakinan, ekspektasi,ke- mungkinan-kemungkinan subyektif dsb« Unit struktur so- sial adalah posisi dan status« Unit-unit ini didefinisi - kan berkenaan dengan tindakan-tindakan dan kualitas yang diharapkan dari orang yang setiap saat menduduki posisi tersebut« Dengan demikian "role expectation" ter- diri dari hak dan hak-hak istimewa, tugas dan kewajiban dari setiap orang yang menduduki posisi-posisi lainnya« a« Pendekatan-pendekatan terhadap peranan Kfenala Sekolah (1). Pendekatan pertama, adalah pendekatan yang melihat pekerjaan kepala sekolah berkenaan dengan proses administrasi« Pendekatan ini menekankan pada perilaku ad- ministratif yakni kegiatan dan bukan pekerjaan kepala sekolah« (Robbins, 1978, h. 17-20), Proses administrasi 121 f menurut Robbins menunjuk pada perencanaan, pengorganisa- sian, memimpin dan mengevaluasi. Kegiatan yang demikian terdapat pada semua tipe organisasi. Secara komprehensip kegiatan ini harus ditunjang oleh tujuan yang ingin dica- pai, sumberdaya yang dialokasi oleh administrator yang diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi. Herbert Simon (Herbert Simon, 1976, h. 8) di dalam memba- has proses administrasi, mengemukakan bahwa proses admi- nistrasi adalah suatu proses pengambilan keputusan; ter- diri dari pemisahan elemen-elemen tertentu dari keputus- an anggota organisasi, kemudian menetapkan prosedur or- ganisasi yang regular untuk menyeleksi dan menentukan e- lemen-elemen ini dan mengkomunikasikannya kepada anggota- anggota bersangkutan. Bila pendekatan ini: diterima secara konsekuen, ma- ka kepala sekolah dasar di dalam menjalankan tugas-tugas- nya hanya berperan sebagai administrator. Di pihak lain kepala sekolah dasar bukan sekedar sebagai administrator tetapi juga sebagai pemimpin pendidikan pengajaran di sekolah dan dengan demikian ia berperan sebagai supervi- sor pendidikan pengajaran dalam lingkungan sekolahnya.Da- lam peranannya sebagai supervisor maka kepala sekolah me- laksanakan pekerjaan memimpin, berperanan dalam membang- kitkan moral staf gurunya. 121 f Untuk meningkatkan efektivitas sekolah sebagai sistem,ma- ka sebagai pfemimpin, kepemimpinannya harus dapat membagi wewenang sesuai dengan batas-batas yang wajar. Dengan demikian dapat dilaksanakan prosedur pembuatan keputusan bersama secara efektif. Di dalam usaha memperoleh infor- masi-informasi yang tepat sebagai masukan bagi pembuatan keputusan, maka jakur-jalur komunikasi harus tetap ter- buka dalam dua arah. Dalam hal pembinaan moral staf guru, perlu dijaga agar pekerjaan itu memberi kepuasan pada individu-individu yang melakukan tugasnya. Untuk itu per- lu diciptakan : Keamanan setiap guru yang mencakup pen- dapatan dan promosi yang wajar, kondisi kerja yang baik dan ekspektasi masa depan yang cerah; perasaan tergolong ke dalam kelompok yaitu dengan usaha mengikut sertakan staf guru untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan- ke- giatan kelompok tertentu; perilaku yang wajar terhadap prestasi kerja tiap guru , sehingga mereka benar- benar dirasakan bahwa apa yang dikerjakannya dapat memberi kon- tribusi pada seluruh sistem; Merasa dirinya penting da- lam sistem secara keseluruhan; partisipasi dalam merumus- kan kebijakan - kebijakan bersama. Di dalam pengem- bangan staf dapat diusahakan penataran, seminar, diskusi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang relevan dengan per- kembangan profesi mengajar. (2). Pendekatan kedua, adalah pendekatan keperi- 121 f lakuan yang melihat kepala sekolah dalam usaha- usahanya membuat staf guru di sekolah sebih berarti, menguntung- kan dan menyenangkan. Pendekatan ini berusaha untuk mem- pengaruhi, memotivasi dan mengkordinasi elemen manusia di dalam mencapai kepuasan individu dan kelompok dan pro- duktivitas organisasi. Di sini jelas usaha memahami peri- laku individu dalam kelompok adalah prasyarat untuk pen- capaian kepuasan staf guru, Hakekat pendekatan ini memba- wa pada pertimbangan-pertimbangan dari dimensi perilaku, dimensi organisasi dan komunikasi. Dari dimensi perilaku maka yang penting adalah tata hubungan manusiawi, parti- sipasi dan kepemimpinan. Dimensi organisasi lebih mene - kankan pada pelimpahan wewenang, perluasan tugas - tugas dan desentralisasi. Dimensi komunikatif menekankan pada komunikasi informal dan horizontal, komunikasi vertikal,' dan tata hubungan yang terbuka. Pandangan yang lebih mendekati pandangan di atas ialah teori Y yang diusulkan oleh McGregor sebagai peng- ganti teori X yang menurut McGregor sendiri adalah pende- katan yang keliru. Dasar teori Y ialah memberikan kebe - basan yang lebih banyak pada bawahan tetapi dibarengi de- ngan tanggung jawab yang lebih besar. Kedua teori ini ( teori X dan teori Y ) menurut Shrode & Voich ( Shrode& Voich, 197/f,'h, 57-76 ) berhubungan dengan hirarkhi kebu- tuhan dari Maslovi, Teori X didasarkan hanya pada tingkat 121 f kebutuhan bawah (physiological and safety) untuk memoti- vasi orang di dalam organisasi. Di pihak lain teori T di- dasarkan pada usaha mencari kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi (esteem and self-actualization) dalam hal memotivasi orang untuk turut berpartisipasi di dalam pen- capaian tujuan organisasi. Bertentangan dengan teori X yang lebih tradisional dengan berfokus kepada insentif ekonomi, teori Y lebih demokratis, partisipatif dan di- fokuskan pada sifat kerja sama. Oleh karena konsep ini mencari untuk mencapai "intrinsic reward" (berkaitan de- ngan prestasi pribadi) lebih dari pada "extrinsic reward" (ekonomi dan sosial) maka manusia dimotivasi untuk bei»- partisipasi secara bebas dan atas kemauan sendiri di da- lam pencapaian tujuan-tujuan organisasi yang lebih tei»- integrasi dengan tujuan-tujuannya sendiri. Tanpa memperhatikan segi-segi pokok kehidupan ma- nusia sebagai sumber produktivitas, seorang manejer suatu perusahaan tak dapat membuat suatu rencana pengembangan tenaga manusia (manpower development program), karena perkembangan suatu perusahaan sa- ngat bergantung kepada pengembangan tenaga manusia yang bekerja pada perusahaan. Setiap manusia ingin mendapat kepuasan dalam hidupnya. Tanpa kepuasan dalam hidupnya manusia tidak dapat mengembangkan mo- tivasinya untuk bekerja untuk mencapai tujuan hiduj>- nya, baik sadar maupun tidak sadar. Tujuan hidup yang ingin dicapai merupakan dorongan dan sekaligus pedoman hidupnya (Sikun Pribadi, 1978, h.19)* Ditinjau dari kepemimpinan sekolah dasar, konsep- konsep di atas yang menekankan pada kerja sama, partisipasi da- lam berbagai kegiatan untuk meningkatkan prestasi seko- 121 f lah dan kepuasan anggota-anggota kelompok, sangat baik dan berguna bagi kepala sekolah dalam peranannya sebagai pemimpin pengajaran di sekolah» Konsep yang tepat ialah kepala sekolah harus berorientasi pada tugas dan- juga tata hubungan manusiawi. b» Keuala sekolah dan peranan-peranannya Kepala sekolah adalah pemimpin, tetapi di ' pihak lain keberhasilan sekolah tergantung kepada performans kolektif antara kepala sekolah dan staf gurunya. Dalam hal ini diperlukan kerja sama yang harmonis dengan staf guru. Oleh sebab itu kepemimpinan kepala sekolah seyogia^ nya merupakan suatu proses relasi pribadi. Essensi kepe- mimpinan menurut Koontz dan O'Donnell, adalah pengikut- pengikutnya dan menurut liedler, performans kelompok ter- gantung pada gaya kepemimpinannya (Koontz & O'Donnell, 1976 , h.567)« Persoalannya gaya pemimpin mana yang te- pat digunakan oleh kepala sekolah untuk mempengaruhi pe- rilaku staf gurunya sehingga akan mengefektifkan program- program pendidikan dasar di sekolah. Gaya pemimpin yang baik harus memperhatikan dan mengakui martabat manusia sebagai subyek dan bukan sebagai alat. (1). Kenala sekolah sebagai administrator Dari uraian di atas, jelas peranan kepala sekolah dasar adalah peranan administrator dan peranan sebagai 121 f pemimpin pendidikan pengajaran atau supervisor di seko- lahnya sendiri. Administrator, di dalam kamus istilah ma- najemen dijelaskan sebagai pemimpin di bidang pelaksana- an peraturan, prosedur dan kebijaksanaan. Dalam kamus administrasi, dijelaskan bahwa pengertian administrator hampir sama dengan "executive" dalam arti pejabat pim- pinan, Hanya pada umumnya dibedakan bahwa "executive" menduduki jabatan pada tingkat atas dan membuat keputus- an-keputusan penting berdasarkan kebijaksanaannya, se- dang administrator lebih banyak mengurus penyelenggaraan rencana/keputusan yang telah ditetapkan (Faber& Shearron, 1970, h.307)* Lipham, tentang administrator dan pemimpin mengemukakan pendapatnya sbb« Ia setuju dengan definisi Hemphill tentang kepemimpinan, sebagai permulaan dari suatu struktur atau struktur baru untuk menyelesaikan tu- juan-tujuan dan sasaran-sasaran organisasi atau mengubah tujuan dan sasaran organisasi. Di sini penekanannya par da pemrakarsa perubahan (initiating change) bukan seke- y dar perubahan struktur atau prosedur atau perubahan tujur- an dan sasaran organisasi, Di pihak lain administrator diidentifikasikan sebagai individu yang : menggunakan struktur atau prosedur yang ada untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya dikemu- kakan bahwa administrator terutama berurusan dengan pe-
Description: