34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Maka sesuai dengan sasaran penelitian, pada bab ini dibahas tentang hubungan intertekstual antara dua karya sastra, yaitu naskah drama Ken Arok karya Saini KM dengan novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Hubungan tersebut antara lain; Pertama, mendeskripsikan persamaan dan pertentangan tokoh dan penokohan. Kedua, mendeskripsikan persamaan dan pertentangan pengaluran. Ketiga, mendeskripsikan persamaan dan pertentangan pelataran. Temuan peneliti berupa hubungan intertekstual terhadap penokohan, pengaluran, dan pelataran dalam naskah drama Ken Arok karya Saini KM dengan novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer, dapat dilihat dalam pembahasan sebagaai berikut. A. Persamaan dan Pertentangan Penokohan antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya Pramoedya Ananta Toer. Tokoh dan penokohan menjadi hal penting dalam menganalisis karya sastra, karena dengan unsur inilah, maka muncul peristiwa yang menimbulkan konflik, pesan, amanat, moral dan hal lain yang ingin disampaikan pengarang. Karya sastra yang dibuatnya pun akan mengikuti konvensi karya sastra sebelumnya, baik membenarkan, mengembangkan, maupun menyimpang. Baik Saini KM atau pun Pramoedya Ananta Toer dalam karyanya menggunakan kisah sejarah yang sama sebagai dasar ceritanya, tetapi antara keduanya telah menghidupkan sejarah tersebut dengan pendapatnya masing-masing. Maka 34 HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 35 menjadi hal yang wajar, apabila terdapat persamaan maupun pertentangan (perbedaan) antara naskah drama Ken Arok dengan novel Arok Dedes. Tetapi sebelum memaparkan antara persamaan dan pertentangan (perbedaan) nya, terlebih dahulu peneliti memberikan gambaran tokoh antara kedua karya sastra tersebut. Berikut ini digambaran tokoh-tokoh dalam naskah drama Ken Arok karya Saini KM dengan novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer. Tabel 1 Tokoh pada naskah drama Ken Arok dan novel Arok Dedes Nama Tokoh dalam Nama Tokoh dalam No. Naskah Drama Ken Arok Novel Arok dedes Ken Arok 1. Ken Arok Tunggul Ametung 2. Tunggul Ametung Kertajaya 3. Tita Lohgawe 4. Kertajaya Empu Gandring 5. Lohgawe Ken Dedes 6. Empu Gandring Ken Umang 7. Ken Dedes Kebo Ijo 8. Ken Umang Bango Samparan 9. Kebo Ijo Empu Purwa 10. Bongo Samparan Ki Lembung 11. Empu Purwa Belakangka 12. Ki Lembong Arya Artya 13. Anusapati Tanca 14. Empu Pamor Lingsang 15. Empu Narayana Gusti Putra 16. Mahisa Walungan Hayam 17. Gubar Baleman Bana 18. Mahisa Taruna Mundrayana 19. Empu Sridhara Oti 20. Empu Aditya Rimang 21. Punta Gede Mirah 22. Prasanta Ki Lembong 23. Orang Desa Batil Nyi Lembong 24. Juru Deh Lurah Sina 25. Emban Tantripala 26. - Lurah Moleng 27. - Dadung Sungging 28. - HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 36 Berdasarkan tabel tersebut, jelaslah bahwa antara naskah drama dan novel, keduanya memiliki persamaan dan pertentangan (perbedaan) tokoh dan tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya persamaan dan perbedaan penokohan. Berikut pemaparan persamaan dan pertentangan tokoh dan penokohan yang dimaksud. 1. Tokoh Sebelum menjelaskan masalah penokohan, maka perlu diketahaui bahwa tokoh-tokoh yang terlibat dalam naskah drama Ken Arok dan novel Arok Dedes dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu; berdasarkan keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, berdasarkan fungsi penampilan tokoh, dan berdasarkan perwatakannya. Berikut pemaparan dari ketiga jenis tokoh yang dimaksud. a. Tokoh Berdasarkan Keterlibatannya dalam Keseluruhan Cerita 1) Persamaan Keterlibatan para tokoh dalam keseluruhan cerita, dapat dibedakan menjadi dua, yakni tokoh utama (sentral) dan tokoh tambahan (bawahan). Seringkali dalam sebuah cerita akan melibatkan beberapa tokoh, maka menjadi hal penting untuk pertama kali dapat menentukan tokoh sentralnya. Baik dalam naskah drama Ken Arok maupun novel Arok Dedes, terdapat tokoh sentral yang menjadi bagian penting dan utama dalam peristiwa yaitu tokoh “Ken Arok”. Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritaan, banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh lain dan menjadi tokoh yang paling banyak terlibat dengan makna yang ingin pengarang sampaikan. HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 37 Dipastikan tokoh sentral dalam naskah drama Ken Arok adalah Ken Arok. Hal tersebut dikarenakan, dari keseluruhan babak (episode) yang ada, tokoh ini hampir selalu terlibat bahkan hadir dalam setiap babaknya, kecuali pada babak dua, tiga, empat, sebelas, dan tigabelas. Maka dapat disimpulkan bahwa Ken Arok (sentral) telah terlibat dalam delapan babak dari empatbelas babak yang ada. Meskipun dalam enam babak tersebut tidak digambarkan secara langsung, tetapi keterlibatan tokoh sentral dapat digambarkan melalui pembicaraan antartokoh. Inilah yang menjadi fungsi ketidakhadirannya dalam enam babak tersebut. Ketidakhadiran tokoh sentral pada babak dua berfungsi memberikan kesempatan kepada tokoh Kertajaya dan para pengikutnya (tokoh tambahan) untuk membicarakan tokoh sentral. Pembicaraan antartokoh tersebut mengacu pada pokok permasalahannya yang ditujukkan untuk pencapaian penangkapan terhadap tokoh sentral (Ken Arok menjadi buronan kerajaan Kediri). Ketidakhadiran tokoh sentral pada babak tiga, empat dan enam menjadi kesempatan bagi tokoh Tunggul Ametung dan kaum brahmana, untuk membicarakan tokoh sentral. Pada ketiga babak tersebut digambarkan siasat kaum brahmana dengan meminta persetujuan dari Tunggul Ametung, untuk dapat menjinakkan Ken Arok (sentral). Pada babak tiga, empat dan enam juga menjadi gambaran tokoh Tunggul Ametung dan kaum brahmana sebagai tokoh yang memperjuangkan sesuatu, berupa kebenaran dan kedamaian. Pada babak sebelas, ketidakhadiran tokoh sentral berfungsi untuk menggambarkan dampak yang ditimbulkan oleh tokoh sentral, yaitu berkuasanya HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 38 tokoh sentral di Tumapel menyebabkan tumbangnya Kertajaya. Ketidakhadiran tokoh sentral juga terdapat pada babak tigabelas. Pada babak ini berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada tokoh Anusapati untuk membicarakan tokoh sentral. Pada babak sebelas ini juga berfungsi untuk membeberkan situasi delapanbelas tahun setelah berkuasanya tokoh sentral di kerajaan Singasari. Bukan hanya pada naskah dramanya, dalam novel Arok Dedes pun tokoh sentral (Ken Arok) menjadi tokoh yang paling banyak terlibat dalam ceritanya. Meskipun tidak selalu dimunculkan dalam setiap peristiwa atau kejadian, tetapi kehadiran tokoh sentral hampir selalu muncul di setiap babnya. Dari sepuluh bab yang ada, hanya ada satu bab yang tidak menggambarkan kehadiran tokoh Ken Arok, yaitu pada bab tiga. Pada bab ini digunakan untuk menggambarkan tokoh Ken Dedes, yang cukup berperan dalam peristiwa dan munculnya konflik. Kaitannya dengan tokoh sentral, pada bab tiga ini digambarkan tokoh Ken Dedes yang memiliki rasa ingin tahu (penasaran) terhadap tokoh sentral. Digambarkan pada bab tiga, bahwa telah muncul seorang brahmana muda dengan nama Borang (sebenarnya Ken Arok), diberitakan ia telah membuat kerusuhan khususnya bagi penghuni Tumapel. Ken Dedes ingin sekali mengetahui siapa sebenarnya brahamana muda yang bernama Borang itu. Pada dasarnya tokoh sentral berperan sebagai tokoh yang paling banyak diceritakan, dan banyak berhubungan dengan tokoh lainnya. Maka dari itu, peristiwa atau jalinan peristiwa dalam sebuah cerita khususnya naskah drama dan novel, tidaklah cukup hanya tokoh sentral yang berperan dalam ceritanya. Adapun diharuskannya campur tangan dari tokoh lain yaitu berperan sebagai tokoh HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 39 tambahan, ini dikarenakan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya saling terkait dan sangat menentukan perkembangan plot (alur) secara keseluruhan. Tokoh tambahan dimaksudkan juga sebagai penyempurna dalam munculnya berbagai konflik, baik sebagai pendukung atau penentang tokoh sentral. Adapun persamaan tokoh tambahan dalam naskah drama Ken Arok dengan novel Arok Dedes, adalah sebagai berikut. Pertama, Ken Dedes. Tokoh ini berperan sebagai isteri Tunggul Ametung yang kemudian menjadi isteri Ken Arok. Baik dalam naskah drama maupun pada novelnya, tokoh Ken Dedes memiliki kadar keutamaan yang lebih daripada tokoh lainnya. Tokoh ini dapat juga disebut sebagai tokoh tambahan yang utama. Hal tersebut dikarenakan Ken Dedes ini banyak berkaitan dengan tokoh sentral. Kehadirannya juga mempengaruhi dalam pengembangan alur. Dalam naskah drama, tokoh Ken Dedes dimaksudkan sebagai tujuan utama (hal yang ingin dicapai) tokoh sentral. Lain pada novelnya, tokoh Ken Dedes berperan sebagai tokoh yang mendukung tokoh sentral, dan bukan menjadi sasaran utama tokoh sentral. Kedua, Tunggul Ametung. Sama halnya dengan tokoh Ken Dedes, Tunggul Ametung juga termasuk sebagai tokoh tambahan yang utama. Tokoh ini berperan sebagai penentang tokoh sentral, dimana kemunculan tokoh ini dalam cerita difungsikan sebagai salah satu sasaran perjuangan tokoh sentral. Ketiga, Kertajaya. Selain Tunggul Ametung, tokoh Kertajaya juga berperan sebagai tokoh yang dijadikan sasaran tokoh sentral, bahkan menjadi sasaran paling utama. Baik dalam naskah drama maupun dalam novelnya, HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 40 perjuangan untuk mencapai tujuan lebih difokuskan pada Tumapel (Tunggul Ametung). Maka kehadiran tokoh Kertajaya, tidak banyak digambarkan dalam ceritanya, namun tokoh ini berpengaruh pula dalam timbulnya konflik atau masalah, sehingga dapat dikatakan Kertajaya sebagai tokoh tambahan yang utama. Keempat, Lohgawe. Tokoh ini berperan sebagai tokoh tambahan yang berperan sebagai tokoh penengah, antara tokoh sentral dan tokoh penentangnya. Kehadirannya juga berfungsi sebagai penyelesai atau yang menyudahi permasalahan. Dalan novelnya, selain sebagai tokoh penengah, tokoh ini juga berperan sebagai pendukung tokoh sentral. Kelima, Empu Gandring dan Kebo Ijo. Kehadiran kedua tokoh tersebut berfungsi sebagai tokoh yang digunakan oleh tokoh sentral sebagai sasaran (korban) dalam perjuangannya untuk mencapai tujuan. Keenam, Bango Samparan. Kehadirannya sebagai pendukung tokoh sentral. Dalam naskah dramanya, tokoh ini dihadirkan secara langsung namun tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan konflik. Sedangkan pada novelnya, tokoh Bango Samparan, memang tidak dihadirkan secara langsung melainkan dihadirkan melalui tokoh sentral, namun tokoh ini cukup berpengaruh dalam perkembangan konflik. Ketujuh, Ki Lembong (Lembung dalam novelnya). Tokoh ini dimaksudkan sebagai tokoh yang berjasa bagi tokoh sentral. Baik dalam naskah drama maupun dalam novelnya, Ki Lembong tidak sering dimunculkan, meskipun dimunculkan itupun tidak secara langsung, melainkan kehadirannya digambarkan melaui pembicaraan tokoh lainnya. HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 41 Kedelapan, Empu Purwa. Tokoh ini berfungsi sebagai tokoh yang menerima akibat yang ditimbulkan oleh penentang tokoh sentral. Anaknya; Ken Dedes telah diculik oleh Tunggul Ametung dan dinikahinya tanpa restu dari Empu Purwa. Kehadiran tokoh ini sebenarnya tidak terlalu mendukung dalam munculnya konflik, karena ia hanya sebagai korban. Kesembilan, Ken Umang. Tokoh ini berperan sebagai pendukung tokoh sentral. Dalam naskah drama hanya terdapat satu babak yang menggambarkan kehadiran Ken Umang dan terkesan tidak berpengaruh dalam perkembangan konfliknya. Sedangkan pada novelnya, Ken Umang kerap muncul dalam berbagai peristiwa. Selain itu tokoh ini juga difungsikan sebagai pemanis cerita agar tidak terkesan monoton. Diceritakan dalam novelnya, bahwa Ken Umang adalah kekasih Ken Arok (sentral). Sejak kecil Ken Umanglah yang selalu berbaik hati pada Ken Arok, meskipun tidak rupawan tetapi tutur kata dan tingkah lakunya yang lembut telah membuat Ken Arok lebih menyayanginya. Dari bebrapa hal yang sudah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa kemunculan tokoh-tokoh tambahan memiliki porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan tokoh sentral. Kehadirannya pun dimunculkan apabila terkait dengan tokoh sentral. Selain itu, tokoh-tokoh yang sudah dipaparkan di atas termasuk sebagai tokoh tambahan namun yang utama, dapat dikatakan sebagai tokoh yang sudah melekat pada ceritanya. Kemungkinan apabila terdapat pengarang lainnya yang bermaksud menceritakan tentang kehidupan „Ken Arok‟, tidak lain tokoh-tokoh tambahan tersebut adalah tokoh yang harus terlibat dalam penceritaannya. HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 42 Baik dalam naskah drama Ken Arok maupun novel Arok Dedes, juga terdapat tokoh tambahan yang dapat dikatakan sebagai tokoh yang kurang penting. Tanpa ketidakhadirannya, inti atau makna cerita tetap dapat tersampaikan kepada pembaca atau penikmat, meskipun menjadi kurang sempurna. Adapun tokoh tambahan yang dimaksud adalah; para prajurit, dayang-dayang dan pengikut Ken Arok. Berhubungan dengan analisis yang dilakukan peneliti, ternyata dalam ceritanya tokoh-tokoh tersebut tidak dideskripsikan secara detail, dan terkesan hanya sebagai pelengkap atau penyempurna cerita. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti pun tidak dapat melakukan kajian secara lebih terperinci pula. 2) Pertentangan Tokoh utama dalam naskah drama Ken Arok dan novel Arok Dedes memiliki persamaan yaitu “Ken Arok” sebagai tokoh utama, dan tidak ada hal yang berbeda atau dipertentangkan terhadap tokoh tersebut. Lain halnya pada tokoh tambahan yang banyak mengalami perbedaan (bertentangan). Hal tersebut dikarenakan masing-masing pengarang (Saini KM dan Pramoedya Ananta Toer) telah memilih dan mempersiapkan para tokohnya dengan sedemikian rupa. Selain itu, bukankah tokoh yang dihadirkan harus memiliki beban dalam membangun permasalahan-permasalahan atau konflik-konflik di dalam masing-masing ceritanya. Maka kemungkinan untuk melencengnya sosok tokoh yang telah dipersiapkan masing-masing pengarang itu dapat saja terjadi. Berikut dijelaskan pertentangan tokoh tambahan antara naskah drama Ken Arok dengan novel Arok Dedes. HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016 43 Tabel 2 Perbedaan tokoh tambahan antara Naskah Drama Ken Arok dengan Novel Arok Dedes No. Naskah Drama Ken Arok Novel Arok Dedes 1. Anusapati Belakangka 2. Mpu Pamor Arya Artya 3. Mpu Narayana Tanca 4. Mahisa Walungan Lingsang 5. Gubar Baleman Gusti Putra 6. Mahisa Taruna Hayam 7. Mpu Sridhara Bana 8. Mpu Aditya Mundrayana 9. Punta Oti 10. Prasanta Rimang 11. Orang Desa Batil Gede Mirah 12. Juru Deh Nyi Lembung 13. Emban Lurah Sina 14. Tita Tantripala 15. - Dadung Sungging 16. - Lurah Moleng Dalam naskah drama muncul tokoh Anusapati, berperan sebagai anak kandung dari Tunggul Ametung yang menjadi anak pungut Ken Arok. Meskipun tokoh ini termasuk sebagai tokoh tambahan, namun kehadirannya menjadi hal penting karena kehadirannya berfungsi sebagai tokoh pemenang, sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan atau mengakhiri ceritanya. Hal tersebut dikarenakan pada naskah drama memang terkesan ingin menceritakan kembali hakikat sejarah masa lampau, sehingga menitikberatkan pula pada silsilah kerajaan. Berbeda pada novel Arok Dedes, yang sama sekali tidak memunculkan tokoh Anusapati. Hanya saja digambarkan pada novelnya, bahwa saat peristiwa tumbangnya Tunggul Ametung, isterinya; Ken Dedes sedang mengandung anak darinya, tidak pula digambarkan kelahiran anak yang saat itu sedang dikandungnya. Apakah anak HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
Description: