ALIRAN LIMFATIK DAERAH KEPALA DAN LEHER SERTA ASPEK KLINISNYA Laksmi K. Wardhani, Widodo Ario Kentjono Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya PENDAHULUAN sehingga memungkinkan untuk Sistem limfatik daerah kepala dipalpasi. Suatu reaksi patologis dan leher merupakan bagian dari tertentu dari sistem imun dapat sistem limfe seluruh tubuh yang secara menimbulkan manifestasi berupa anatomis terdiri atas organ limfatik, perubahan anatomis sesuai lokasi duktus atau pembuluh-pembuluh limfe terjadinya reaksi patologis tersebut. dan nodus limfatikus (atau kelenjar Hampir semua bentuk keradangan limfe).1-4 maupun keganasan daerah kepala dan Sistem limfatik mentransportasi leher akan memperlihatkan cairan yang disebut limfe. Cairan ini manifestasinya melalui kelenjar limfe mendistribusikan sel-sel dan faktor kepala dan leher tersebut oleh karena imunitas ke seluruh tubuh. Sistem itu anatomi sistem limfatik daerah limfatik juga berinteraksi dengan kepala dan leher penting untuk sistem sirkulasi darah untuk drainase dipahami.6 cairan dari sel dan jaringan tubuh. Tujuan penyajian referat ini Sistem limfatik mengandung sel-sel adalah untuk membantu pemahaman limfosit yang melindungi tubuh dari anatomi dan fisiologi sistem limfatik berbagai antigen.4 Tubuh dibagi atas daerah kepala dan leher sehingga bisa limfotom (lymphotome) di mana tiap menjadi dasar yang kuat untuk limfotom merupakan area drainase melakukan penegakan diagnosis, spesifik bagi kelompok kelenjar limfe perencanaan penatalaksanaan, serta tertentu.5 memperkirakan prognosis dari Pengetahuan mengenai penyakit atau kelainan yang mengenai drainase aliran limfatik dari berbagai daerah kepala dan leher. organ merupakan hal yang penting dalam penegakan diagnosis dan ANATOMI DAN FISIOLOGI penanganan berbagai penyakit SISTEM LIMFATIK termasuk kanker oleh karena kedekatan fisik sistem limfatik dengan Anatomi sistem limfatik jaringan tubuh yang Secara garis besar sistem limfatik memungkinkannya membawa sel-sel tubuh dapat dibagi atas sistem kanker ke berbagai organ tubuh dalam konduksi, jaringan limfoid dan organ proses yang disebut metastasis, bahkan limfoid (gambar 1). Sistem konduksi jika nodus limfatikus tidak dapat mentransportasi limfe dan terdiri atas menghancurkan sel-sel kanker mereka pembuluh-pembuluh tubuler yaitu akan menjadi lokasi tumor sekunder.4 kapiler limfe, pembuluh limfe dan Pada kondisi normal nodus duktus torasikus. Hampir semua limfatikus tidak dapat dipalpasi. jaringan tubuh memiliki pembuluh Infeksi atau kanker dari suatu area atau saluran limfe yang mengalirkan dialirkan oleh pembuluh-pembuluh cairan dari ruang interstisial.3 limfe ke nodus-nodus tersebut 33 Definisi jaringan limfatik (atau kapiler limfe tersebut, di mana pada yang sering disebut jaringan limfoid) ujung kapiler hanya tersusun atas adalah jaringan penyambung retikuler selapis sel-sel endotel dengan susunan yang diinfiltrasi oleh limfosit. Jaringan pola saling bertumpang sedemikian limfoid ini terdistribusi luas di seluruh rupa seperti atap sehingga tepi yang tubuh baik sebagai organ limfoid menutup tersebut bebas membuka ke ataupun sebagai kumpulan limfosit dalam membentuk katup kecil yang difus dan padat. Organ limfoid sendiri membuka ke dalam kapiler (gambar 2). merupakan massa atau sekumpulan Otot polos di dinding pembuluh limfe jaringan limfoid yang dikelilingi oleh menyebabkan kontraksi beraturan guna kapsul jaringan penyambung atau membantu pengaliran limfe menuju ke dilapisi oleh epitelium. 4,7 duktus torasikus.2 Gambar 2. Struktur khusus kapiler limfe 3 Jaringan limfoid Jaringan limfoid terdiri atas nodus dan nodulus limfoid yang mempunyai ukuran dan lokasi bervariasi. Ukuran nodus biasanya lebih besar, panjangnya berkisar 10 - 20 mm dan mempunyai kapsul; sedangkan nodulus panjangnya antara sepersekian milimeter sampai beberapa milimeter dan tidak mempunyai Gambar 1. Sistem limfe tubuh dan kapsul.2,9 Dalam tubuh manusia kelompok kelenjar limfe utama8 terdapat ratusan nodus limfoid ini (kelenjar limfe atau kelenjar getah Pembuluh limfe bening) yang tersebar dengan ukuran Semakin ke dalam ukuran antara sebesar kepala peniti hingga biji pembuluh limfe makin besar dan kacang. Meskipun ukuran kelenjar- berlokasi dekat dengan vena. Seperti kelenjar ini dapat membesar atau vena, pembuluh limfe memiliki katup mengecil sepanjang umur manusia, yang mencegah terjadinya aliran balik. tiap kelenjar yang rusak atau hancur Protein yang dipindahkan dari ruang tidak akan beregenerasi. Jaringan interstisial tidak dapat direabsorbsi limfoid berfungsi sebagai sistem dengan cara lain. Protein dapat kekebalan tubuh yang bertugas untuk memasuki kapiler limfe tanpa menyerang infeksi dan menyaring hambatan karena struktur khusus pada cairan limfe (atau cairan getah bening). 34 Berdasarkan lokasi sebagian besar oleh antigen spesifik serta merupakan nodus limfoid ini berkelompok di tempat utama produksi antibodi. 2,9 daerah-daerah tertentu misalnya mulut, Organ limfoid sekunder yang utama leher, lengan bawah, ketiak dan sela adalah sistem imun kulit atau skin paha. Jaringan limfoid mukosa yang associated lymphoid tissue (SALT), terorganisasi terdiri atas plak Peyer mucosal associated lymphoid tissue (Peyer’s patch) di usus kecil, tonsil (MALT), gut associated lymphoid faring dan folikel limfoid yang tissue (GALT), kelenjar limfe, dan terisolasi.9, 10 lien. Seluruh organ limfoid memiliki Organ limfoid pembuluh limfe eferen tetapi hanya Menurut tahapan nodus limfatikus yang memiliki perkembangan dan maturasi limfosit pembuluh limfe aferen. Nodul limfoid yang terlibat di dalamnya, organ dikelilingi oleh kapsul fibrosa di mana limfoid terbagi atas: 1) Organ limfoid terdapat proyeksi jaringan primer atau sentral, yaitu kelenjar penyambung dari kapsul ke dalam timus dan bursa fabricius atau nodus limfoid menembus korteks dan sejenisnya seperti sumsum tulang. bercabang hingga ke medula yang Membantu menghasilkan limfosit disebut trabekula yang memisahkan virgin dari immature progenitor cells korteks nodus limfoid menjadi yang diperlukan untuk pematangan, kompartemen-kompartemen yang diferensiasi dan proliferasi sel T dan inkomplit yang disebut folikel limfoid. sel B sehingga menjadi limfosit yang Nodulus limfoid tersusun atas massa dapat mengenal antigen, 2)Organ padat dari limfosit dan makrofag yang limfoid sekunder atau perifer, yang dipisah oleh ruang-ruang yang disebut mempunyai fungsi untuk menciptakan sinus limfoid. Di bagian tengah lingkungan yang memfokuskan terdapat massa ireguler medula.4,9 limfosit untuk mengenali antigen, Pembuluh eferen meninggalkan nodus menangkap dan mengumpulkan dari regio yang disebut hilum (gambar antigen dengan efektif, proliferasi dan 3).11 diferensiasi limfosit yang disensitisasi hilum Gambar 3. Potongan melintang nodus limfoid11 35 Fisiologi sistem limfatik mengaktivasi limfosit untuk Sistem limfe merupakan suatu melaksanakan fungsi imunitas. jalan tambahan tempat cairan dapat Drainase sistem limfe tubuh mengalir dari ruang interstisial ke Drainase limfe merupakan dalam darah sebagai transudat di mana organisasi dua area drainase yang selanjutnya ia berperan dalam respon terpisah dan tidak sama, yaitu area imun tubuh. Secara umum sistem drainase kanan dan kiri. Secara normal limfatik memiliki tiga fungsi yaitu: 4 1) aliran limfe tidak akan melewati aliran Mempertahankan konsentrasi protein drainase sisi yang berseberangan. yang rendah dalam cairan interstisial Struktur-struktur dari tiap area akan sehingga protein-protein darah yang membawa limfe ke tujuan masing- difiltrasi oleh kapiler akan tertahan masing, kembali ke sistem sirkulasi. dalam jaringan, memperbesar volume Area drainase bagian kanan menerima cairan jaringan dan meninggikan aliran limfe dari sisi kanan kepala, tekanan cairan interstitial. Peningkatan leher, bagian lengan kanan, serta tekanan menyebabkan pompa limfe bagian kuadran kanan atas tubuh. memompa cairan interstisial masuk ke Aliran limfe dari daerah-daerah kapiler limfe membawa protein tersebut akan mengalir ke duktus berlebih yang terkumpul tersebut. Jika limfatikus kanan yang akan sistem ini tidak berfungsi maka mengalirkan limfe ke sistem sirkulasi dinamika pertukaran cairan pada melalui vena subklavia kanan. Area kapiler akan menjadi abnormal dalam drainase kiri membawa limfe yang beberapa jam hingga menyebabkan berasal dari sisi kiri daerah kepala, kematian, 2) Absorpsi asam lemak, leher, lengan kiri, dan kuadran kiri atas transpor lemak dan kilus (chyle) ke tubuh, tubuh bagian bawah serta kedua sistem sirkulasi, 3) Memproduksi sel- tungkai. Sisterna sili secara temporer sel imun (seperti limfosit, monosit, dan menyimpan limfe saat mengalir ke atas sel-sel penghasil antibodi yang disebut dari bagian bawah tubuh. Duktus sel plasma). Nodus limfoid torasikus membawa limfe ke atas mempersiapkan lingkungan tempat menuju duktus limfatikus kiri yang limfosit akan menerima paparan akan mengalirkan limfe ke sistem pertamanya terhadap antigen asing sirkulasi melalui vena subklavia (virus, bakteri, jamur) yang akan (gambar 4). Gambar 4. Drainase aliran limfe 2 36 Pembentukan cairan limfe tidak terdapat pompa namun limfe ` Limfe atau cairan limfe berasal tetap mengalir yang mempercepat dari plasma darah arteri yang kaya aliran balik vena untuk kembali nutrisi. Pada ujung kapiler aliran darah menjadi plasma.9,12 melambat sehingga plasma keluar menjadi cairan jaringan yang disebut SISTEM LIMFATIK KEPALA cairan interseluler atau interstisial. DAN LEHER Cairan jaringan ini membawa nutrien, oksigen dan hormon yang dibutuhkan Kelenjar limfe leher oleh sel (gambar 5). Sekitar 90% Terdapat perbedaan perkiraan cairan jaringan kemudian akan jumlah nodus limfoid pada kepala dan mengumpulkan hasil produk leher menurut para ahli. Bailey dan metabolisme sel kembali ke kapiler Love melaporkan sejumlah 300 nodus menjadi plasma sebelum melanjutkan terdapat di leher13. Cummings dkk perjalanannya kembali ke sirkulasi melaporkan sepertiga dari lebih 500 vena. Cairan limfe adalah 10% cairan kelenjar limfe di tubuh terletak di atas jaringan yang tertinggal. klavikula.14 Menurut Roezin sekitar 75 Jika peran cairan interstitial buah kelenjar limfe terdapat di setiap membawa nutrisi yang dibutuhkan sel sisi leher dan kebanyakan pada maka peranan limfe adalah membawa rangkaian jugularis interna dan spinalis produk metabolisme untuk dibuang. assessorius (gambar 6). Kelenjar limfe Kapiler limfe sangat permeabel dan yang selalu terlibat dalam metastasis mengumpulkan cairan jaringan dan adalah kelenjar limfe di rangkaian protein. Limfe terus menerus jugularis interna yang terbentang dari bersirkulasi sehingga cairan yang klavikula sampai dasar tengkorak. tadinya jernih menjadi kaya protein Rangkaian jugularis interna ini dibagi karena melarutkan protein dari dan dalam kelompok superior, media, dan antar sel. inferior. Kelompok kelenjar limfe yang Gambar 5. Mekanisme terbentuknya cairan limfe 2 Kapiler limfe kemudian lain adalah submental, sub mandibula, menyatu membentuk vasa limfatika servikalis superfisialis, retrofaring, yang lebih besar dengan susunan paratrakeal, spinalis asesorius, menyerupai vena. Pada vasa limfatika skalenus anterior, dan supraklavikula.15 37 Gambar 6. Kelompok kelenjar limfe leher15 Penataan kelompok kelenjar limfe Segitiga-segitiga tersebut daerah kepala dan leher kemudian terbagi lagi menjadi Agar lebih mudah membicarakan segitiga-segitiga yang lebih kecil; lokasi dari temuan klinis daerah leher, dalam segitiga posterior terdapat maka leher dibagi dalam bentuk segitiga supraklavikular dan segitiga segitiga-segitiga yang dipisahkan oleh oksipital. Segitiga anterior terbagi atas otot sternokleidomastoid menjadi submandibula, karotid, dan segitiga segitiga anterior dan posterior (gambar muskular .16 7). Segitiga posterior dibatasi oleh otot Pembagian kelompok kelenjar trapezius, klavikula, serta limfe leher bervariasi dan salah satu sternokleidomastoid. Segitiga anterior sistem klasifikasi yang sering dibatasi oleh m. sternohioid, dipergunakan adalah menurut Sloan digastrikus, dan sternokleidomastoid. Kettering Memorial Center Cancer Gambar 7. Segitiga-segitiga di area leher16 38 Classification sebagai berikut: (gambar kemudian dimodifikasi dan 8) diperbaharui pada tahun 2002 (gambar I. Kelenjar di segitiga 9). Klasifikasi tersebut merupakan submental dan modifikasi dari Memorial Sloan submandibula Kettering Cancer Center yang II. Kelenjar-kelenjar yang mengacu pada lokasi topografi tertentu terletak di 1/3 atas, daerah leher sesuai pola konsisten termasuk kelenjar limfe kelenjar limfe yang ada. Pembagian ini jugular superior, kelenjar mengakibatkan acuan kelenjar limfe digastrik dan kelenjar limfe adalah sesuai levelnya dan bukan servikal postero superior. kelenjar limfe tertentu. Contohnya III. Kelenjar limfe jugularis kelompok kelenjar limfe juguler antara bifurkasio karotis inferior terletak di area IV sementara dan persilangan kelenjar jugulodigastrik berada di level m.omohioid dengan m. II. Menurut klasifikasi ini, daerah leher sternokleidomastoid dan dibagi atas 6 level yaitu level I hingga batas posterior m. VI dan tiap-tiapnya menaungi sternokleidomastoid. kelompok kelenjar limfe spesifik. IV. Kelompok kelenjar daerah Level I akan dibagi menjadi level I A jugularis inferior dan dan IB, level II menjadi IIA dan II B, supraklavikula dan level V menjadi level VA dan VB, V. Kelenjar yang berada di lebih jelasnya sebagai sebagai berikut: segitiga posterior servikal. 17,18 - Level IA merupakan tempat kelenjar limfe submental dan submandibula. - Level II A dan II B berlokasi di anteromedial saraf spinal assessorius sementara level II B berlokasi di bagian posteromedialnya. - Level III dan level IV terletak sepanjang rantai jugular tengah dan bawah - Level V membatasi kelompok kelenjar di segitiga posterior. Level V A dan V B dipisah oleh garis horisontal Gam bar 8. Daerah kelenjar limfe yang terletak di inferior leh er menurut Sloan Kattering kartilago krikoid. Memorial Center Cancer - Level VI merupakan Classification1 kompartemen sentral yang berisi kelenjar paratrakea, retrosternal, prekrikoid, dan Klasifikasi lainnya adalah pretiroid. menurut Robbins dkk dari Committee for Head and Neck Surgery and Oncology of the American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) tahun 1991 yang 39 Patologi Perubahan anatomi yang bisa terjadi pada sistem limfe leher akibat suatu reaksi patologis dapat berupa: 20 1) Defek pada kelenjar akibat kerusakan struktur normal kelenjar limfe oleh sel-sel metastatik, 2) Pembesaran kelenjar bisa terjadi karena hiperplasia atau deposit sel-sel inflamasi, atau metastasis, 3) Obstruksi saluran limfe akibat infeksi ataupun metastasis yang kemudian menyebabkan kongesti dan melebarnya saluran limfe, 4) Pergeseran letak akibat proses metastasis yang mendesak saluran limfe, 5) Kolateralisasi, bisa merupakan akibat Gambar 9. Pembagian level area lanjut obstruksi. leher menurut Committee for Head and Neck Surgery and Oncology of Penyakit yang menyebabkan the American Academy of pembesaran kelenjar limfe leher Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS), 2002 17 Beberapa penyakit yang menimbulkan gejala berupa pembesaran kelenjar limfe daerah leher antara lain: ASPEK KLINIS SISTEM LIMFE LEHER Inflamasi Aspek klinis dari sistem limfe Tanda-tanda inflamasi baik leher berkaitan erat dengan lokal maupun sistemik dapat penatalaksanaan suatu massa atau ditemukan pada penderita. Yang bisa kelainan di leher.17 menyebabkan manifestasi inflamasi Limfadenopati merupakan pada kelenjar limfe adalah infeksi istilah umum bagi nodus yang baik akut seperti pada infeksi virus, ukuran, konsistensi maupun jumlahnya bakteri Staphylococcus dan abnormal. Ada banyak klasifikasi Streptococcus, maupun kronik berbeda untuk limfadenopati tetapi seperti limfadenitis TB maupun yang paling lazim adalah HIV/AIDS.15 limfadenopati generalisata jika nodus membesar di dua atau lebih area yang Neoplasma tidak berdekatan, atau limfadenopati Penelitian-penelitian lokal jika hanya mengenai satu area. retrospektif mengenai biopsi daerah Perbedaan limfadenopati lokal atau kepala dan leher menunjukkan generalisata penting dalam tingginya kejadian keganasan. menentukan diagnosis banding.19 Keganasan daerah kepala dan leher Pembagian tradisional massa di (kecuali kelenjar saliva) sering leher antara lain adalah tumor benigna memiliki etiologi, patologi, dan cara atau maligna, primer atau metastasis, penyebaran yang sama karena berasal serta kongenital atau inflamatorik.20 dari epitel skuamus dan kesamaan Pembesaran kelenjar limfe merupakan struktur yang berdekatan. Manifestasi jenis massa leher yang sering leher dapat merupakan tumor primer ditemukan.19, 21 40 atau metastasis dari lokasi regional. binatang penyebab infeksi spesifik, Salah satu keganasan primer yang tuberkulosis, tifoid, bisa mengenai kelenjar limfe adalah menyingkirkan kemungkinan potensial limfoma maligna.1 penyebab limfadenopati. Informasi Kanker kepala dan leher menyebar aktivitas seperti kontak seksual juga sepanjang latar jaringan dan struktur penting untuk diperoleh. neurovaskuler ke daerah sekitarnya Dalam melakukan anamnesis ada melalui pembuluh limfe ke kelenjar empat hal yang harus limfe regional, kealiran darah paru, dipertimbangkan: 22 1) Gejala atau hepar dan tulang. Penyebaran tanda lokal yang mengisyaratkan sepanjang saluran limfe yang adanya infeksi atau neoplasma di menghubungkan tumor primer dengan lokasi tertentu, durasi, tingkat kelenjar limfe regional lebih sering perkembangan, serta gejala-gejala terjadi melalui emboli.22 yang menyertai, 2) Adanya gejala- gejala konstitusi seperti demam, Pendekatan diagnostik untuk penurunan berat badan, fatigue, atau kelainan kelenjar limfe keringat malam yang mengisyaratkan (limfadenopati) kemungkinan penyakit seperti Diagnosis definitif suatu tuberkulosis, limfoma, penyakit kelainan di daerah kepala dan leher vaskular kolagen, infeksi atau membutuhkan tata diagnostik yang keganasan yang lain. Jika pasien logis dan sistematik, mulai dari mengalami infeksi berulang (rekuren) anamnesis hingga pemeriksaan fisik maka kita patut mempertimbangkan menyeluruh dan sistematik daerah penyakit defisiensi imunitas seperti kepala dan leher merupakan hal yang human immunodeficiency virus (HIV), wajib dilakukan.19, 21 3) Adanya petunjuk epidemiologi Informasi yang diperoleh tertentu (tabel 1) seperti paparan kemudian dilanjutkan dengan kerja, baru pulang bepergian, atau pemeriksaan radiografik atau perilaku resiko tinggi yang terkait laboratorium yang dibutuhkan. Bahkan kelainan spesifik lainnya, 4) Apakah jika didapatkan kecurigaan keganasan pasien sedang dalam pengobatan kepala dan leher, dibutuhkan tertentu yang bisa menyebabkan pemeriksaan menyeluruh sistem limfadenopati, seperti fenitoin respiratorik dan saluran cerna untuk (dilantin), penyakit-penyakit yang melihat perluasan penyakit.22 diderita saat bersamaan, riwayat penyakit dahulu dan informasi Anamnesis mengenai riwayat keluarga bisa Informasi sosial seperti sumber air menyingkirkan kemungkinan adanya minum yang tidak bersih, paparan keganasan. 41 Tabel 1. Petunjuk epidemiologi dalam diagnosis limfadenopati 22 Exposure Diagnosis General Cat Cat-scratch disease, toxoplasmosis Undercooked meat Toxoplasmosis Tick bite Lyme disease, tularemia Tuberculosis Tuberculous adenitis Recent blood transfusion or transplant Cytomegalovirus, HIV High-risk sexual behavior HIV, syphilis, herpes simplex virus, cytomegalovirus, hepatitis B infection Intravenous drug use HIV, endocarditis, hepatitis B infection Occupational Hunters, trappers Tularemia Fishermen, fishmongers, Erysipeloid slaughterhouse workers Travel-related Arizona, southern California, New Mexico, Coccidioidomycosis western Texas Southwestern United States Bubonic plague Southeastern or central United States Histoplasmosis Southeast Asia, India, Scrub typhus northern Australia Central or west Africa African trypanosomiasis (sleeping sickness) Central or South America American trypanosomiasis (Chagas' disease) East Africa, Mediterranean, China, Kala-azar (leishmaniasis) Latin America Mexico, Peru, Chile, India, Pakistan, Typhoid fever Egypt, Indonesia Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dimulai dari sedemikian rupa sehingga tidak ada inspeksi visual daerah kepala dan area yang terlewati. Setiap kelainan wajah hingga leher, diikuti palpasi yang ditemukan dicatat. 23 bibir, kelenjar tiroid, kelenjar ludah Cara pemeriksaan yang paling utama, serta palpasi kelenjar limfe. efektif adalah dilakukan baik dari Pemeriksaan tersebut meliputi depan dan belakang dengan pasien pemeriksaan sistematis dari daerah duduk tegak dan kepala sedikit aurikula, parotis, area wajah, hingga ke dimiringkan dengan posisi segitiga-segitiga leher. Pemeriksaan hiperekstensi. Dapat digunakan tiga palpasi sebaiknya dilakukan metode palpasi (tabel 2). 42
Description: