1 PENDIDIKAN AQIDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM LINGKUNGAN KELUARGA DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN MERUYUNG KECAMATAN LIMO KOTA DEPOK Di susun oleh: Ade Irma Gunawan 103011026620 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 2 PENDIDIKAN AQIDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM LINGKUNGAN KELUARGA DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN MERUYUNG, KECAMATAN LIMO, KOTA DEPOK Skripsi Diajukan kepadaFakultas Ilmu TarbiyahdanKeguruan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam SPd.I Di susun oleh: Ade Irma Gunawan 103011026 Di bawah bimbingan Drs. Akhmad Sodiq, MA Nip.150 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 3 ABSTRAK Ade Irma Gunawan Pendidikan akidah Anak Usia Sekolah dasar dalam Lingkungan Kelurga dilingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Pendidikan Akidah Anak Usia Sekolah Dasar” dikerenakan minat keberagamaan seseorang sangat terkait dengan dasar peletakan akidah yang dilakuakan orang tuanya semenjak mereka baru mengenal hal-hal yang ada disekelilingnya. Hal yang sangat penting ini terkadang tidak dipahami oleh orang tua, dan terkadang orang tua merasa pemahaman agama diserahkan sepenuhnya kepada lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang durasi waktunya sangat terbatas dan kurang efektif. Penulis melakukan penelitian kepada keluarga khusunya orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam memberikan pendidikan dan pemahaman agama kepada anak-anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan akidah yang dilakukan oleh keluarga khususnya orang tua terhadap anak-anaknya yang dilakuakn di lingkungan RW 01 kelurahan meruyung kecamatan limo KotaDepok yang terdiri dari tiga RT yaitu, RT 01/03/04. Pendidikan agama terlebih penanaman akidah semenjak usia dini atau masa kanak- kanak memiliki peran yang sangat penting dan mendasar sekali. Disinilah sebenarnya letak dasar pengetahuan dan pemahaman anak terhadap agamanya sebagai bekal mereka dikemudian hari. Untuk itu orang tua seharusnya mengerti dan memahami hal tersebuat, sehingga mereka berusaha memberikan pendidikan keagamaan baik dengan cara interaksi dengan anaknya seputar pengetahuan agama, terlebih menerapkan pembiasaan sepertu melaksanakan shalat berjama’ah dan tadarus bersama. Orang tua dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting untuk bisa membentuk kepribadian yang memegang teguh akidah yang benar dan pelaksanaan ajaran agama yang mengikuti sunnah nabi Muhammad SAW. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif sesuai dengan data yang dikumpulkan. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk presentase, artinya setiap data dipresentasikan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekwensi jawaban dalam setiap jawaban. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung kecamatan Limo Kota Depok, melalui wawancara, observasi dan penyebaran angket, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akidah anak usia sekolah dasar dalam keluarga masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya penanman akidak semenjak usia dini, disamping kurangnya pengetahuandan waktu bagi orang tuauntuk berdiskusi seputarpengetahuan agamanya. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya, bahkan merupakan makhluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan makhluk- makhluk yang lainnya, oleh karena ia dibekali dengan akal pikiran. Manusia yang merasa dirinya memiliki akal, tentunya berusaha untuk melihat hakikat dirinya serta asal kejadiannya, sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan keyakinan dan melahirkan dorongan untuk mengabdikan diri sepenuhnya hanya untuk menyembah sangKholiqnya, yaituAllah SWT. Fitrah untuk mengenal Sang Pencipta, Allah SWT. Sebenarnya telah ada sejak manusia dalam kandungan yaitu ketika akan ditiupkan ruh pada dirinya, sebagaimana firman Allah SWT : (cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:65244)(cid:65144) (cid:59436)(cid:65169)(cid:59424)(cid:65198)(cid:65146)(cid:65169)(cid:32)(cid:59425)(cid:65174)(cid:59426)(cid:65204)(cid:65142)(cid:65247)(cid:65155)(cid:65142)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:65146)(cid:65260)(cid:1616)(cid:65204)(cid:65144)(cid:65236)(cid:65255)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65264)(cid:65142)(cid:65248)(cid:59424)(cid:65227)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59425)(cid:65259)(cid:59424)(cid:65194)(cid:59424)(cid:65260)(cid:59426)(cid:65207)(cid:65142)(cid:65155)(cid:59424)(cid:65261)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59425)(cid:65260)(cid:59424)(cid:65176)(cid:59432)(cid:65267)(cid:59436)(cid:65197)(cid:65144)(cid:65195)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59430)(cid:65259)(cid:65146)(cid:65197)(cid:65262)(cid:59425)(cid:65260)(cid:65144)(cid:65223)(cid:32)(cid:65254)(cid:59430)(cid:65251)(cid:32)(cid:59424)(cid:65249)(cid:59424)(cid:65193)(cid:65165)(cid:1614)(cid:65152)(cid:32)(cid:65266)(cid:65146)(cid:65256)(cid:59424)(cid:65169)(cid:32)(cid:65254)(cid:59430)(cid:65251)(cid:32)(cid:59424)(cid:65242)(cid:59433)(cid:65169)(cid:59424)(cid:65197)(cid:32)(cid:65142)(cid:65196)(cid:59424)(cid:65191)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65150)(cid:65195)(cid:65146)(cid:65159)(cid:59424)(cid:65261) (cid:59424)(cid:64660)(cid:59430)(cid:65248)(cid:59430)(cid:65235)(cid:65166)(cid:65142)(cid:65231)(cid:32)(cid:65165)(cid:65142)(cid:65196)(cid:59424)(cid:65259)(cid:32)(cid:59426)(cid:65254)(cid:59424)(cid:65227)(cid:32)(cid:65166)(cid:59432)(cid:65256)(cid:65144)(cid:65243)(cid:32)(cid:65166)(cid:59432)(cid:65255)(cid:65146)(cid:65159)(cid:32)(cid:59430)(cid:65172)(cid:59424)(cid:65251)(cid:65166)(cid:59424)(cid:65268)(cid:59430)(cid:65240)(cid:65150)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:59424)(cid:65249)(cid:59426)(cid:65262)(cid:59424)(cid:65267)(cid:32)(cid:65165)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65247)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65240)(cid:59424)(cid:65175)(cid:32)(cid:65253)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65154)(cid:59424)(cid:65255)(cid:59426)(cid:65194)(cid:65146)(cid:65260)(cid:59424)(cid:65207)(cid:32)(cid:65264)(cid:65142)(cid:65248)(cid:59424)(cid:65169)(cid:32)(cid:65165)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65247)(cid:65166)(cid:65142)(cid:65239) Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". (QS. 7:172)1 1Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahan,(Bandung : CV Jumantul ‘ali-ART, 2005) h. 174 5 Dari ayat di atas dapatlah diketahui bahwa pada saat manusia akan dilahirkan ke alam dunia, telah terjadi persaksian atas ke-Esaan Allah SWT. Dengan persaksian inilah manusia akan diminta pertanggungjawaban pada hari akhir nanti. Sehingga setelah manusia terlahir di dunia, hendaklah memegang teguh janji mereka dengan senantiasa mengerjakan perintah serta menjauhkan larangan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-NYa. Peraturan berupa perintah dan larangan dalam agama bertujuan untuk membentuk pribadi yang cakap untuk hidup dalam masyarakat dikehidupan duniawi, sebagai jembatan emas untuk mencapai kehidupan ukhrawi.2 Pembentukan moral yang mulia adalah tujuan utama dalam pendidikan agama Islam. Selain itu pendidikan agama Islam juga bertujuan membentuk kepribadian muslim atau insan kamil dengan pola takwa yaitu dengan terbentuknya pribadi yang senantiasa berupaya mewujudkan pribadi yang baik secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satu factor yang mendukung adalah seseorang harus memiliki akidah yang kuat dan tumbuh sesuai dengan ajaran Islam. Apabila penananman akidah telah kokoh sejak masa usia dini, maka akan baik pula kepribadiannya pada masa yang akan datang. Begitu pula sebaliknya jika pembinaan akidah diabaikan oleh orang tua sejak masa anak-anak maka pemahaman agama serta kepribadiannya pun akan menjadi burukpada masa senjanya.. Pembentukan Akidah dan kepribadian seorang anak tidak dimulai setelah anak lahir ke dunia, malainkan dimulai sejak anak itu berada dalam kandungan sebab anak memiliki jiwa yang masih suci dan bersih. Jiwanya yang masih suci dan bersih itu akan menerima segala bentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. Oleh sebab itu potensi baik pada anak yang diaktualisasikan, akan terbentuk pada setiap pengaruh yang datang dalam dirinya. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim : 2 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Dan Kelembagaan Agama Islam, 1984), h. 13 6 (cid:32)(cid:65250)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65203)(cid:65261)(cid:32)(cid:65258)(cid:65268)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65264)(cid:65248)(cid:65211)(cid:32)(cid:64623)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65245)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65239)(cid:32)(cid:65245)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65239)(cid:32)(cid:65258)(cid:1600)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65266)(cid:1600)(cid:65215)(cid:65197) (cid:65171)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65267)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:65264)(cid:1600)(cid:65169)(cid:65165) (cid:65254)(cid:65227) (cid:32)(cid:65261)(cid:65155)(cid:32) (cid:65258)(cid:1600)(cid:65255)(cid:65165)(cid:65193)(cid:65262)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32) (cid:65257)(cid:65165)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65169)(cid:65156)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32) (cid:46)(cid:65171)(cid:65198)(cid:65220)(cid:65236)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32) (cid:65266)(cid:65248)(cid:65227)(cid:32) (cid:65194)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32) (cid:65275)(cid:65159)(cid:32) (cid:65193)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32) (cid:65254)(cid:1600)(cid:65251)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32) (cid:58) (cid:32)(cid:65172)(cid:1600)(cid:65252)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65169)(cid:32) (cid:65172)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65268)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65170)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32) (cid:65182)(cid:1600)(cid:65176)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32) (cid:65166)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65243)(cid:32) (cid:46)(cid:65258)(cid:1600)(cid:65255)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65204)(cid:1600)(cid:65184)(cid:1600)(cid:64733)(cid:32) (cid:65261)(cid:65155)(cid:32) (cid:65258)(cid:65255)(cid:65165)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65212)(cid:1600)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65267) (cid:32)(cid:1563)(cid:65166)(cid:65227)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65183)(cid:32)(cid:65254)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32)(cid:65166)(cid:65260)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:65253)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65204)(cid:1600)(cid:65188)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32)(cid:65246)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:46)(cid:1563)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65228)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65183) (cid:32)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65260)(cid:65268)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:32)(cid:65201)(cid:65166)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65198)(cid:65220)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:64628)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65173)(cid:65198)(cid:65220)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:58)(cid:32)(cid:65258)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65266)(cid:65215)(cid:32)(cid:65197)(cid:32)(cid:65171)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65267)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:65262)(cid:65169)(cid:65155)(cid:32)(cid:65245)(cid:65262)(cid:65240)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32)(cid:64530) (cid:123)(cid:65263)(cid:65197)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65192)(cid:65170)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65258)(cid:65183)(cid:65198)(cid:65191)(cid:65155)(cid:125)(cid:32)(cid:46)(cid:65250)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65240)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65254)(cid:65267)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65242)(cid:65247)(cid:65165)(cid:65195)(cid:32)(cid:46)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65238)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65192)(cid:1600)(cid:65247)(cid:32)(cid:65246)(cid:65267)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65170)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32)(cid:65275) Artinya : Nabi SAW bersabda : Tiada bayi yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi sebagai lahirnya bintang yang lengkap sempurna. Apakah ada bintang yang lahir terputus telinganya? Kemudian abu hurairah r.a membaca : fitrah yang diciptakan Allah pada semua manusia, tiada perubahan terhadap apa yang diciptakan oleh Allah. Itulah agama yanglurus.(H.R. Bukhari Muslim)3 Pada hadis di atas, seorang anak dalam segi kedudukannya adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan untuk menjadi manusia dewasa yang baik dalam ketaatan kepada Allah SWT. Mereka memerlukan bimbingan dan penghargaan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.4 Fitrah merupakan bentuk ketauhidan dan pengenalan tentang Tuhannya yang telah dimiliki setiap anak. Dan untuk menanamkan katauhidan di dalam diri anak perlu adanya pembinaan dari keluarga. Pendidikan salah satunya diartikan sebagai segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup, serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.5 Oleh karena itu pendidikan harus dilakuakan terus-menerus dan berkesinambuangan sebagai proses pembinaan, pembaharuan, penyempurnaan dengan cara yang berdaya dan berhasilguna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan agama harus dimulai dari hal yang 3 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan, (Surabaya:PT.BIna Ilmu, 1982), cet. Ke-2, h. 1010 4H. M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991) h. 144 5Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2002) cet. Ke-2, h. 3 7 mendasar seperti pembinaan akidah, yang dinilai sebagai tempat berpijak dan landasan utama dari segala gerak maupun aktifitas manusiadalam beragam Islam. Menurut Jamaludin Kafiye, akidah (kepercayaan) merupakan suatu teori yang dituntut pertama kali dan terlebih dahulu, atas manusia untuk meyakini secara alami dan akali, yang tidak boleh dicampur adukan oleh keragu-raguan atau dugaan.6 Akidah adalah ruh bagi keberagamaan setiap manusia. Dengan berpegang teguh pada akidah yang benar, manusia akan hidup dalam keadaan baik dan menggembirakan tetapi dengan meninggalkannya akan matilah semangat kerohanian manusia. Akan tetapi, ruh tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan positif bila mendapat siraman dan pemeliharaan yang baik sesuai dengan tuntutan Illahi. Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan akidah ialah suatu usaha atau proses yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan untuk memperkuat kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah, dan diyakini kebenarannya oleh hati serta diaplikasikan oleh amalan perbuatan, yang bertujuan mencapai puncak dari sifat-sifat yang mulia. Dalam pembinaan akidah, keluarga mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya untuk memberikan ilmu pengetahuan dan agama dengan sebaik-baiknya. Bimbingan keluarga yang berupa ilmu pengetahuan itu pada gilirannya akan saling melengkapi dengan agama, yang merupakan wujud fitrah pada diri anak tanpa ada perbedaan dan pertentangan. Oleh karena itu bimbingan terhadap anak dari keluarga akan sangat mempengaruhi kepribadiananak pada masa selanjutnya. Sehingga bisa dipahami, pernyantaan yang mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan paling awal dan sangat mempengaruhi perkembanga seorang anak bukanlah ungkapan semata, serta keluarga juga merupakan aset yang sangat penting, karena keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap seluruh anggota.7 6 Jamaludin Kafie, Tuntunan Pelaksanaan : Rukun Iman Islam Dan Ihsan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1981),h.101 7 Jalaludin, et al. Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), cet. Ke-2, h. 49 8 Sebuah keluarga haruslah menjadi lembaga atau wadah pertama yang memberikan pendidikan agama pada anak, khususnya dalam pembinaan akidah dan kepribadiannya. Karena apabila sebuah keluarga tidak mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang sesuai dengan akidah dan kepribadian yang benar, maka tidak mustahil anaknya itu memiliki akidah dan kepribadian yang bertentangan dengan akidah dan kepribadian orang tuanya (keluarga). Dalam keluarga orang tua adalah pertama dan utama dalam keluarga, dikatakan pendidik yang pertama, di tempat inilah anak mendapatkan bimbingan dan kasih sayang yang pertama kalinya. Dikatakan pendidikan utama kerena pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari, kerena perananya sangat penting maka orang tua harus benar–benar menyadarinya sehingga mereka dapat berperan sebagaimana mestinya. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak–anak mereka, kerena dari merekalah anak mula–mula menerima pembelajaran. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.8 Seiring dengan berkembang teknologi informasi yang semakin tak terarah, seperti banyaknya tayangan televisi yang berbau misteri dan ilusinasi, maka kehadiran bimbingan keluarga menjadi niscaya. Jikakondisi tersebut dibiarkan,lambat laun akan membuat anak menjalani penyimpangan akidah, seperti tidak yakin secara sepenuhnya dengan ke-Esaan Allah, bahkan secara perlahan dapat menghilangkan akidah yang telah tertanam pada diri anak sejak lahir. Manakala manusia hidup tanpa akidah yang benar, maka ia akan menjadi budak bagi berbagai macam benda atau situasi lingkungan hidupnya. Inilah yang berkuasa pada diri dan membentuk pola kehidupannya. Akan tetapi, orang yang memiliki akidah yang benar, maka akidah itulah dengan isinya yang lengkap dengan petunjuk-petunjuk Illahi, akan mengatur hidupnya dan segala tingkah lakunya, perasaannya dan segala pola berfikirnya,danbukanlah lingkungannya.9 8Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2006 ), cet ke 6 , h. 35 9M. Ja’far,Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1982),h. 74 9 Oleh sebab itu, lingkungan keluarga terutama orang tua sangatlah besar pengaruhnya terhadap pertumbuahan akidah pada anak, karena sikap orang tua (keluarga) yang acuh tak acuh atau negative terhadap agama, tidak mungkin dapat menciptakan pembentukan jiwa agama dan kepribadian anak. Menurut pengamatan penulis, keberagamaan di lingkungan RW 01 tampak begitu religius pada masa-masa beberapa tahun silam. Akan tetapi pada saat ini terjadi penyimpangan yang sangat signifikan pada kepribadian seorang anak khususnya usia sekolah dasar pada pelaksanan ajaran agamanya. Meskipun mereka bersekolah baik di sekolah yang berbasis agama seperti Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah maupun Taman Pendidika Al-Qur’an (TPA), namun hal itu tidak cukup untuk membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih jauh mengenai bagaimana pelaksanaan pendidikan akidah anak usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga dalam sebuah sekripsi dengan judul “Pendidikan Akidah Anak Usia Sekolah Dasar Dalam Lingkungan Keluarga Di Lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”. B. MASALAH PENELITIAN 1. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah dari alasan pemilihan judul ini, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan muncul antara lain sebagai berikut: 1. Setiap orang tua tentunya mendambakan anaknya menjadi anak yang berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak dari mereka sendiri yang memberikan contoh yang tidak baik. 2. Tidak semua orang tua memahami agama dengan baik. 3. Masih banyak orang tua yang tidak peduli dengan keberagamaan anaknya terlebih tentang penanaman akidah terhadap anak usia sekolah dasar. 2. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi ini lebih terpokus, penulis membatasi masalah pada : 10 a. Pendidikan akidah yang dimaksud ialah penanaman rukun iman pada anak meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman keapada rasul, iman kepada hari akhir serta iman kepada qadha dan qadar. b. Anak sekolah dasar yang dimaksud adalah anak yang pada umumnya berusia 6- 12 tahun. Pembahaasan dibatasi pada fase perkembangan dan keberagamaan anak usia sekolah dasar. c. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah suatu lembaga atau unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak atau saudara kandung, berfungsi membudayakan manusia (anggotanya), mereka menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, bertindak dan bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu penulis membatasi pembahasan ini pada bentuk pendidikan akidah pada anak yaitu penanaman kalimat tauhid, penanaman kecintaan kepada Allah, penanaman kecintaan kepada Rasulullah, dan mengerjakan Al-Qur’an. 3 Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana pelaksanaan pendidikan akidah pada anak usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga di lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”. C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain untuk mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan akidah pada usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga di RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo KotaDepok. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini antara lain agar menjadi tolak ukur bagi masyarakat lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok dalam pelaksanaan pendidikan akidah pada anak usia sekolah dasar dalam keluarga.
Description: